6. Di atas Motor Andra

14 3 0
                                    

Kupeluk bunga dan ia berikan rindu,

Kupeluk bintang maka ia berikan pilu,

Kucintai sang senja, Ia berikan kamu.

Kucintai kamu, dan kaulah rumahku.

-Ketika senyum orang terdekat jadi alasan bertahan-

   Pagi itu Raina bangun terlambat. Sudah jam tuju lewat tiga, tapi ia belum mandi, atau siap sama sekali. Biasanya Raina akan di bangunkan oleh mamanya, tapi mamanya minggu ini, hingga minggu kedepan, akan ada di bandung, karna ada caban baru yang akan di buat di bandung membuat Hanum kusuma pratama, dan papanya Harman Pratama. Harus ke bandung, dan sialnya Revan kakaknya tidak menbangunkannya. Raina melihat ke cermi di meja riasnya. Di cermi itu ter dapat tulisan, yang Raina tau. itu pasti Revan yang tulis.

Pagi adikku tersayang!!

Semangat ya, hari ini

Kena hukum ;)

Raina mengacak rambutnya kasar "Kak Revan!" triak Raina

   Raina langsung berlari kekamar mandi, dan mencuci wajahnya. Raina tidak mau mandi karna, menurutnya dia akan semakin lama, dan membuat ia jadi telat. Raina sudah memakai seragam sekolahnya ia mamakai parfun supaya tidak bauh. Raina memang biasa gak mandi ke sekolah, kalo terlambat kayak gini. Memkipun gak mandi dan hanya mencuci mukan, terus pake parfum doang. Tapi Raina tetap cantik dan wangi kok. Raina keluar rumah dan tidak mendapatkan satu kendaraan pun di garasi mobilnya. Karna tuju mobil yang ada dirumahnya di bawa papa dan mamanya kebandung untuk  kendaraan time, yang ikut.

"Lupa lagi semalam, gau bawa mobil kebenkel!" kata Raina dan memukul dahinya keras. Sepertinya aku harus beli motor! Pikir Raina

   Setelah itu, Raina berjalan keluar rumah untuk mencari takxi yang lewat, ia ingin memesan takxi online. Tapi pasti ia akan menunggu lama, dan jam sudah menunjukkan jam tuhuh lewat dua pulu tiga. Namun tidak ada Takxi yang lewat sama sekali. Dari jauh Raina melihat ada sebuah angkutan umum yang menujuh kearahnya, tidak lama angkutan umum itu mengurangi kecepatan dan berhenti didepan Raina, sambil menklason mobilnya.

"Neng! Mau kemana neng?" tanya pak supir angkot

"Mau ke sekolah SMA DARMAWARA, pak!" jawab Raina

"sok atuh, neng naik!" ucap paksupir

  Raina sedikit agak ragu untuk naik angkot. Karna jujur ini baru pertama kalinya Raina menaiki Angkutan umum. Di tambah penumpannya yang sangat banyak. Tapi. Sial! dengan berak hati Raina menaiki angkut itu. Di dalam angkut Raina tarus berusaha untuk mengatur napas, karna jujur saja bauh angkutnya sangat tidak nyaman untuk di hirup. Di tamba ada ibu-ibu yang duduk di sebelanya sedang duduk dan membawa bebek. Membuat Raina agak sedikit jiji. Biasa anak orang kaya!

   Mobil angkutan umum sudah sampai di depan gerbang SMA DARMARAWA. Raina turun dari mobil dan megambil donpetnya di dalam ransel hitamnya. Ia sedikit panik. Karna ia tidak melihat dompetnya, terus tidak membawa uang sama sekali, dan ia juga harus membayar sewa angkutan umumnya.

"Pak! Maaf pak, kayaknya dompet  aku ketinggalan de!" Ucap Raian tidak enak

"Aduh kemaha atuh neng? Mana jauh lagi neng!" ucap pak supir angkut

"Maaf bangat yah pak!" ucap Raina sangat tidak enak

"Nih, pak!" ucap seorang lelaki yang memberikan dua lembar uang merah, kepada pak supir angkut

RiAndraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang