Bab 34 : Diskusi

7 6 2
                                    

Di libur sekolah yang sudah lebih seminggu lamanya ini aku sering bertemu dengan Raka. Pastinya untuk membahas tentang penyakit yang sedang ada ini dan bencana di masa depan. Mungkin keduanya memiliki hubungan.

Hari ini, kami memutuskan untuk mendiskusikannya di kafetaria yang pernah kami kunjungi saat kencan saat itu. Nostalgia juga.

"Ayo kita buat garis waktunya dulu," saranku.

Aku menggambar garis lurus di kertas. Di ujung garis pertama kuberi tahun ini, 2045 lalu di ujung garis satunya kutulis tahun 2048.

"Dari rentan tiga tahun ini, pastinya bencana alias penyakit menular sudah mulai masuk ke lingkup masyarakat. Pertanyaan, siapa yang terkena virus itu pertama kali dan menyebarkannya ke sosial?" lanjutku menjelaskan.

Raka mengambil pensil yang kupakai. Dia ikut menulis sesuatu di antara garis yang kubuat. "Bloddy Sword Disaster. Itulah nama yang dibuat oleh kita berdua di masa depan."

"Bencana pedang berdarah," gumamku menerjemahkan nama tersebut. Aneh banget namanya. Aku diam membatin.

"Jadi, tau siapa yang terkena virus itu pertama kali?" lanjut bertanya.

"Tau. Menurut aku versi dewasa ya. Yang terkena pertama kali adalah Nea."

To be continued
__________________

Ingat ini cerpen, bukan novel.
Isinya memang pendek seperti ini.
Ditujukan untuk orang yang ingin malas membaca :)

See you on the next part.

Last Letter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang