"Sinting."
"Love you too," jawab Raka usil. "Mau ya?"
Aku menggeleng tanda aku tak setuju. "Cari aja cewek lain. Kamu bukan tipe ku."
"Terus tipe mu yang kayak gimana?"
Loh? Tumben penasaran.
Aku memikirkan itu bukan tanpa alasan. Sebab biasanya Raka ketika di kelas dia terlihat tak peduli dan cuek. Bukan berarti dia mengabaikan tugasnya sebagai ketua kelas. Ah, tapi untuk urusan piket beda lagi ceritanya.
Raka cuek dengan hal-hal sepele. Contohnya, makanan favorit, musik kesukaan, bahkan dia tetap saja diam meski kelas sedang membahas perihal kaos couple sekelas.
Dan dia sekarang peduli, penasaran pada tipe ku? Apa dia diem-diem suka sama aku? Itu lucu, Raisa.
"Yang dewasa, cuannya banyak, tinggi, suka hewan, penyayang. Terus yang paling penting nih ya ganteng," jelasku sambil menyeringai di akhir.
"Itu aku," imbuhnya percaya diri.
Aku memandangnya judes. "Matamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Letter
Fiksi RemajaRaisa menemukan sebuah surat beramplop di atas mejanya, tetapi dia mengabaikannya. Namun surat yang sama terus mendatanginya. Hingga dia sampai mendapat mimpi yang sama berulang kali. Dia berpikir jika mimpi itu ialah petunjuk yang berhubungan denga...