2: basement

400 57 2
                                    

Udara dingin malam itu sangat menusuk kulit, River berkali-kali mengeratkan kedua sisi jubah panjangnya yang berwarna cokelat muda tersebut. Pria itu tak mau memakai jubah hitam kesayangannya, dengan alasan agar tidak terlihat mencolok. Sayangnya, penyamarannya itu terasa sia-sia. Dalam perjalanan menuju ke dalam hutan, masih banyak sekali orang yang mengenalinya. Yah, tentu saja karena... pria itu berhasil masuk ke koran berita harian dengan judul "Agen/Detektif muda paling tampan di penjuru negeri, River Mackenzie". Wajah tampannya itu terpampang dengan sangat jelas pada bagian headline koran. Membuat para gadis di sekitar lingkungannya langsung terpesona tepat keesokan harinya setelah koran berita harian tersebut habis terjual. Namun, di sisi yang lain hal itu mendatangkan dampak positif bagi River. Orang-orang jadi lebih menyadari akan atensinya selama ini yang selalu tertutupi, dan mulai mengakui kemampuan hebatnya sebagai seorang agen.

Kembali ke jalan cerita...

River terus dan terus menelusuri hutan selama beberapa jam, hingga akhirnya Ia tiba di area yang sangat sepi, tidak ada orang yang berlalu-lalang di sana. Pria itu mengecek kompasnya, dan menganggukkan kepalanya mantap. Ia sangat yakin bahwa Ia sudah berada di area paling dalam hutan sekarang.

River tidak menemukan tanda-tanda kehidupan di sana, udaranya cukup lembap dan Ia dapat mendengar raungan yang cukup mengerikan sedari tadi. Dugaan River, pemilik raungan itu hanya berjarak kurang dari 1 km darinya.

Tapi, pandangan pria itu tertuju akan satu hal... Area ini terasa cukup janggal baginya. Sepanjang perjalanan menuju ke dalam hutan, River tak bertemu dengan makhluk buas satupun. Ini seakan-akan seseorang sengaja menaruh hewas buas itu di sana, mungkin untuk dijadikan sebagai 'penjaga' wilayah itu.

Sial, suara raungannya terdengar semakin dekat. River pun menoleh dan menemukan seekor harimau yang sudah siap untuk menerkam dirinya kapanpun di sana.

Pria itu lantas mengambil sebuah senjata dari dalam tasnya, memasang ancang-ancang. Namun, tepat di detik terakhir sebelum Ia berhasil menarik pelatuk senapannya, River teringat akan sesuatu.

"Inget Ver, kalo lo ketemu harimau atau hewan buas lainnya, gak usah ragu-ragu buat langsung tembak di tempat, karena nyawa kita jauh lebih penting dari apapun..."

"Tapi... itu cuma berlaku buat harimau biasa. Kalo sama Benggala...








"...Mending kabur aja dah kata gue, daripada mati dikoyak-koyak kita HAHAHAHA."

Ia tiba-tiba teringat dengan percakapannya bersama Ezekiel di masa lampau. River mengedarkan pandangannya, mengamati setiap bagian tubuh harimau itu dengan saksama, lantas menelan salivanya gugup.

Benar, yang ada di hadapannya saat ini ialah harimau Benggala—salah satu predator paling ganas di dunia. Siapa sangka bahwa Ia akan berada dalam situasi mengerikan yang pernah dibicarakan oleh Ezekiel sebelumnya.

River memutar otak, berusaha mencari jalan keluar dari masalahnya saat ini. Sampai akhirnya, pandangannya tertuju akan satu hal. Ada bagian rumput yang janggal di sana, tinggi rumput itu tidak sejajar dengan rumput-rumput yang berada di sebelahnya.

Lantas, pria itu pun memantapkan hati. Dan dalam hitungan ketiga,

Satu...

Dua...

Tiga...

River segera menyingkirkan kawanan rumput tersebut dan berhasil menemukan sebuah pintu kayu yang posisinya horizontal.

Tanpa basa-basi lagi, River langsung masuk ke sana, tepat di detik terakhir sebelum harimau tersebut berhasil melayangkan cakar ke arahnya.

River mengatur napasnya yang tersengal dan mulai menelusuri ruang bawah tanah yang gelap gulita itu. Tak ada satupun penerangan di sana. River mengeluarkan sesuatu dari ranselnya, sebuah senter. Ia pakai alat tersebut untuk membantu penglihatannya.

Sekilas, tak ada yang terlihat aneh, seperti ruang bawah tanah pada umumnya saja.

Namun, setelah 15 menit menyusuri area tersebut, River tak kunjung menemukan informasi apapun terkait keluarga Hawthorne di sana.

Aneh, tak mungkin seseorang menggali ruang bawah tanah ini hanya untuk ditinggalkan begitu saja.

Kondisi temboknya pun masih cukup terawat, walau sudah banyak ditumbuhi jamur dan lumut. Pendapat River, tempat ini masih terjamah oleh manusia... Mungkin dalam 1 minggu, ada orang yang datang 2-3x.

Fakta yang baru saja Ia temukan itu berhasil menimbulkan banyak pertanyaan di kepalanya. Bagaimana bisa? Apakah ada sesuatu yang disembunyikan di sini? Atau jangan-jangan...

Detik berikutnya River tersadar. Namun, dikarenakan oleh gerak tubuhnya yang tergesa-gesa. Pria itu secara tak sengaja menginjak sesuatu, dan sukses membulatkan kedua matanya sempurna ketika melihat hal apa yang baru saja diinjaknya.

"Damn..." umpatnya

Di kaki River, terdapat 1 time bomb yang baru saja Ia aktifkan secara tak sengaja. Matilah dia sekarang...

River terjongkok dan memeriksa bom tersebut dengan hati-hati. Waktu tertera kurang dari 6 menit lagi, Ia harus bisa memasukkan nomor yang sesuai untuk menghentikan bom tersebut.

'6 angka...' batin River

Dengan cekatan, tangan pria itu langsung mengotak-atik angka yang ada di sana. Apapun tentang keluarga Hawthore yang Ia ketahui, atau lebih tepatnya yang Ia selidiki selama 5 tahun terakhir ini.

Tanggal lahir Dominic Hawthorne, tanggal berdirinya markas Hawthorne, tanggal lahir Lorenzo, bahkan sampai tanggal lahir Josephine sekalipun, tak ada yang berhasil.

3 menit sudah terbuang secara sia-sia. River memejamkan matanya, sebelum akhirnya Ia lanjut mengutak-atik nomor tersebut.

Dugaan tanggal lahir Katherine... River sangat yakin dengan jawabannya saat ini. Namun, ternyata hasilnya nihil. Timernya belum berhenti juga.

Pria itu tertunduk lesu sambil terus memikirkan beberapa kemungkinan.

2 menit berlalu...

Masih belum ada tanda-tanda bahwa River telah menemukan sebuah petunjuk, sementara waktu pada timer mulai berhitung mundur 10 detik.

Gotcha!

Dengan sigap, River segera mengutak-atik 6 angka di sana. Dan tepat pada detik ke 2, timernya berhenti.

River menghela napas lega, telat 2 detik saja maka nyawanya bisa melayang—atau bahkan seluruh ruang bawah tanah ini.

Tak disangka-sangka juga, kejadian barusan berhasil membawa River menuju ke hadapan pintu besi yang entah dari mana asalnya, sebab River tak menemukan pintu tersebut sepanjang menelusuri ruangan bawah tanah. Apa karena pria itu berhasil menemukan 'kunci' bomnya?

Tanpa rasa ragu sedikitpun, River masuk ke dalam sana—yang anehnya, tak dikunci atau dipakaikan alat keamanan satupun.

Di dalamnya terdapat lorong yang cukup panjang, dan lorong itu membawa River ke sebuah pintu kayu yang jauh lebih sederhana dari pintu-pintu sebelumnya.

Akankah River menemukan sebuah petunjuk di balik pintu kayu tersebut?


















•••

Note: Untuk Dominic dan Josephine (Katherine's Mom), aku sengaja gak pake karakter idol maupun aktor/aktris manapun ya, jadi sebebas kalian aja mau imajinasiin pake face claim siapa (mungkin untuk semua karakter orang tua di sini gak akan pakai fc) 🙌🏻

The Agent - jenrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang