10: man

388 63 3
                                    

Raut wajah Dominic berubah seketika. Di hadapannya kini telah berdiri putri 'kesayangan' satu-satunya, yang seharusnya masih berada di 'sana', di bawah kendalinya.

"Katherine, what are you doing?, I told you to not deal with that thing." River berbisik, menatap puncak kepala Katherine khawatir. Sementara wanita itu masih tak kunjung menurunkan airgun-nya.

"Turunkan." gumam Dominic

Tak kunjung ada pergerakan, "I'M ASKING YOU TO PUT THAT FUCKING GUNS DOWN."

Pistol-pistol pun diturunkan. Termasuk milik Claude dan Axl.

Keadaan menjadi semakin rumit kali ini. Namun, setidaknya aktivitas tembak-menembak itu telah berhenti. Membuat River dapat bernapas dengan sedikit lebih lega.

Dengan perlahan, Katherine juga ikut menurunkan airgun-nya.

'Tangannya gemetar.' batin River saat melihat kedua lengan Katherine ketika Ia menurunkan senjatanya.

River tak mau melewatkan kesempatan emas ini. Oleh karena itu, ketika para bawahan Hawthorne di sana telah menurunkan senjatanya, River segera menarik lengan Katherine dan membawanya pergi dari ruangan tersebut.

Pria itu melempar airgun yang digenggam Katherine asal, dan membawanya masuk ke dalam mobil.

"Claude, gue serahin semuanya ke lo. Mohon maaf yang sebesar-besarnya." ujar River melalui alat komunikasinya.

River mengendarai mobilnya dengan kasar, sehingga mereka berdua tiba di apartment River hanya dalam waktu 20 menit.

Setibanya di apart, River mengangkat tubuh mungil Katherine dan mendudukkan wanita tersebut di atas pangkuannya.

"River, don't be mad at me, please."

Katherine memohon dengan suara yang gemetar, sejujurnya Ia sangat takut melihat River yang dipenuhi amarah sejak tadi.

Sementara River sendiri masih sibuk memeriksa setiap inci wajah dan tubuh Katherine, memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja.

"Kath, don't do that again, please. That's so fucking dangerous for you. Aku gak mau kamu kenapa-napa."

Kali ini gantian River yang memohon, pria itu menyandarkan kepalanya ke bahu Katherine. Menunjukkan kepadanya bahwa Ia bersungguh-sungguh.

Katherine melingkarkan kedua tangannya di leher River, Ia masih terguncang. Pertemuannya kembali dengan Dominic berhasil membangunkan semua trauma di dalam dirinya. Katherine sangat takut.

"River..." panggil Katherine, berusaha mempertahankan kesadarannya.

Wanita itu tak dapat melanjutkan perkataannya, Ia justru menangis. Katherine mencengkram bagian belakang jas River kuat-kuat.

"Kath, Katherine..."

Tangisan itu semakin kencang. River tak dapat melakukan apapun selain menepuk-nepuk punggung Katherine, berusaha menenangkannya. Raungan wanita itu terdengar sangat menyakitkan, cengkramannya pada jas River juga menjelaskan seberapa sakit trauma yang Ia rasakan sekarang.

"Let's sleep with me tonight." ujar River, membopong tubuh mungil Katherine dan membawanya menuju ranjang besarnya.

Wanita itu masih tetap pada posisinya, memeluk tubuh River dengan sangat erat. Setidaknya untuk malam ini, Katherine akan tertidur di dalam pelukan River.

•••

Paginya, River segera menghubungi markas untuk menanyakan keadaan semalam. Untungnya, tak ada yang terluka. Setelah kepergian River, Claude dan Axl juga segera memutuskan untuk melarikan diri, serta dengan agen-agen MacKenzie yang lainnya.

Pihak Hawthorne pun tak berniat untuk mengejar, karena sesungguhnya Dominic Hawthorne hanya dapat terdiam setelah putrinya pergi dari sana. Entah apa yang ada di dalam pikirannya.

River berkali-kali meminta maaf karena terus-menerus menempatkan rekan-rekannya dalam bahaya. Dan perlu diketahuilah, bahwa River merupakan satu-satunya yang dapat membuat seorang Claude turun tangan langsung ke lapangan.

"Big sorry, Klod."

Claude sendiri tak ambil pusing. Toh, bagaimanapun juga Ia adalah seorang agen. Mau tak mau, suatu hari nanti Ia pasti akan lebih sering lagi turun ke lapangan.

Sementara, Axl sendiri merupakan senior mereka. Ia lebih dulu bekerja di bawah naungan MacKenzie 1 tahun sebelum mereka diterima di sana.

Selesai dengan urusannya, River segera mematikan telpon.

Fokusnya kini teralihkan ke wajah Katherine yang masih terlelap di sebelahnya. Ia baru saja menempatkan wanita ini dalam bahaya. Seharusnya, River tak mengiyakan permintaan Katherine yang memintanya untuk mengajarkan Ia cara memegang senjata tajam. Bukan hanya memegangnya, River juga memberitahunya cara-cara dasar untuk menembak target. Ia pikir, tak apa-apa karena Ia menyembunyikan senjatanya di tempat yang paling aman dan tidak terjangkau. Namun, dari mana wanita ini mendapatkan airgun-nya semalam?

Walau dalam jangka waktu 1 minggu sekalipun, setidaknya Katherine sudah mampu memegang senjatanya dengan sangat baik. Untungnya, situasi semalam tak mengharuskan Ia untuk menarikkan pelatuknya.

Tanpa disadari, tangan kekar River terangkat untuk merapihkan anak rambut yang menghalangi wajah mulus Katherine. Betapa malangnya nasib wanita ini.

Oh ya, mungkin akan ada beberapa yang mempertanyakan hal ini. Namun, segala barang keperluan Katherine dibeli oleh Primrose MacKenzie, salah satu agen wanita di bawah naungan yang sama.

Ia juga memastikan ukuran tubuh wanita itu sebelum membelinya.

Sebenarnya, River merasa ada yang janggal. Karena, biarpun wanita itu terlihat sangat mungil dan ringkih. Tapi, tubuh Katherine dapat dibilang cukup proporsional.

Kedua mata River beralih ke arah dada Katherine yang terlihat cukup berisi, entah bagaimana caranya. Mungkin wanita ini mewarisi genetik yang baik?

Tunggu, apa yang baru saja Ia pikirkan? Sial

Begitu tersadar, River segera mengalihkan pandangannya, mengusap wajahnya gusar—atau lebih tepatnya... salah tingkah.

Bagaimanapun juga, Ia adalah seorang pria, bukan?


















•••

Aduh aduh River 🫣

Anw,

Meet Axl MacKenzie

(Xiao Dejun, WAYV)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Xiao Dejun, WAYV)

YEAYYY HAPPY 1K READERS ❗️❗️❗️
THANK YOU SM GUYSSS, I love y'all to the moon & back 🫂🤍🤍

The Agent - jenrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang