11: swim

470 71 14
                                    

"Wanna do something fun?"

Katherine menoleh, menatap River yang kini telah duduk di sebelahnya. Saat ini, mereka berdua tengah berada di depan televisi, baru saja selesai makan malam.

Bibir Katherine mengerucut lucu, "something fun???" tanyanya.

River menoleh, mengerutkan hidungnya gemas ke arah Katherine. Kemudian, Ia mengangguk.

"Let's swim together, Kath."

Mendengar ajakan dari River, kedua mata Katherine langsung berbinar-binar. Tanpa berpikir dua kali, Ia pun menyetujuinya.

•••

Keadaan rooftop malam ini cukup sepi, tak seperti biasanya. Hanya ada satu pasangan di sana, dan River mengenali sang pria, namun tidak dengan sosok wanitanya.

River rutin berenang di sini, dalam seminggu, Ia bisa datang 3-4x. Suasana malam yang syahdu memang sangat cocok dihabiskan untuk berenang. Selain menjaga agar kondisi tubuhnya tetap bugar, udara malam yang sejuk mampu menghilangkan rasa penat di tubuh River. Oleh karena itu, sebelum kedatangan Katherine, River lebih sering menghabiskan waktunya di sini, di bagian rooftop apartment.

Katherine sudah menyelam ke dalam air terlebih dahulu, sementara River masih asyik memperhatikannya dari atas kolam. Pria itu menarik napasnya dalam-dalam, sudah lama Ia tak menghirup udara yang sejuk ini. Waktu malamnya lebih banyak Ia habiskan di markas atau untuk sekadar menemani Katherine.

Selain itu, River sangat bersyukur bahwa tak terjadi hal buruk apapun kemarin malam. Mungkin, Ia harus mengirimkan sesuatu ke markas sebagai bentuk tanda terima kasih.

Kala River sedang asyik dengan pikirannya sendiri, tanpa disadari, Katherine sudah berenang cukup jauh dari posisi awalnya. Wanita itu terlihat kesulitan melawan arus kolam yang cukup kencang, kakinya dengan sekuat tenaga menopang tubuhnya agar tak terbawa oleh aliran air.

Tapi, segala usaha Katherine rasanya sia-sia saja. Tubuh mungil wanita itu malah terbawa arus ke bagian kolam yang lebih dalam, dengan tinggi 1,9 meter. Sialnya, kaki Katherine juga tiba-tiba terpeleset saat Ia menginjak dasar kolam yang membuat dirinya kehilangan keseimbangan.

River yang langsung peka saat menyadari Katherine tak lagi berada di dekatnya, segera masuk ke dalam air. Menyelam mendekati tubuh wanita itu yang meronta-ronta.

Dengan sigap, River segera mengangkat tubuh Katherine dan membawanya menuju ke bagian kolam yang cukup cetek untuk River.

"Hey, are you ok?" River bertanya memastikan.

Katherine menyodorkan telapak tangannya, memberi tanda kepada River bahwa Ia belum bisa menjawabnya. Wanita itu sedang mengatur napasnya yang tak karuan, kedua lengannya kini Ia lingkarkan ke leher River.

Setelah pernapasannya mulai kembali normal. Katherine hanya dapat terdiam, Ia menelan ludahnya gugup saat menyadari posisi mereka saat ini.

Katherine dapat merasakan dengan sangat jelas sentuhan tangan kekar River di kedua pahanya, entah mengapa Ia tiba-tiba merasa malu.

Apalagi ketika Katherine menunduk dan matanya bertemu dengan kedua iris cokelat milik River, yang terkena pantulan sinar bulan.

Betapa indahnya sosok pria itu malam ini. Rambutnya yang basah terkena air, serta tubuh kekarnya yang terlihat seperti pahatan. Katherine dapat merasakan sesuatu yang gila tumbuh di dalam dirinya.

River tersenyum, melihat Katherine yang menatapnya tanpa berkedip sedetik pun. Wanita itu terlihat seperti ingin memakannya saat ini juga.

Ternyata, hasrat gila Katherine tak berhenti sampai di situ saja. Wanita itu mengangkat tangannya lagi, mengusap lembut wajah River sebelum turun ke tengkuk dan dada bidangnya.

Entah dorongan dari mana yang meminta Katherine untuk melakukan hal seperti itu. Tapi,

'I wanna touch it.'

Katherine sangat ingin menyentuh dada bidang milik pria itu. Tangannya menyusuri setiap inci bagian atas tubuh River dengan lembut.

"River, maaf."

Begitu menyadari apa yang sedang dilakukannya saat ini, Katherine langsung menyembunyikan wajahnya di dada River, malu. Ia sangat malu...

Sementara, River hanya bisa terkekeh melihat tingkah gemas wanita tersebut. Pergerakannya yang tiba-tiba membuat tangan kiri River beralih ke punggungnya, menjaga keseimbangan agar tubuh Katherine tak terjatuh dari pelukannya.

Sial, Katherine rasanya tambah gila saat pria itu mengusap-usap punggungnya lembut.

"Wanna go up?"

"Stay still..."

"Sorry?, I can't hear you."

"Jangan naik, tetep begini dulu, River. for a moment."

River terkekeh lagi, apa ada yang salah dengan Katherine malam ini???, wanita itu terlihat lebih manja daripada biasanya.

Setelah beberapa saat terdiam dalam posisi tersebut, akhirnya Katherine mengangkat wajahnya, "River, I'm cold."

"Sure, let's going in."

River mendudukkan Katherine di pinggir kolam, lalu Ia sendiri pun naik.

Pria itu menutupi tubuh Katherine menggunakan handuk yang Ia bawa dari unit apart-nya. Tepat sebelum Ia melangkahkan kakinya, River berbalik,

Tangan kirinya terulur ke arah Katherine yang berada beberapa langkah di belakangnya,

"Mau pegangan tangan?" tawar River, yang langsung mendapatkan anggukan dari Katherine.

Dengan senang hati, Katherine membalas uluran tangan pria itu. Dan kini, keduanya tengah bergandengan sambil berjalan menuju ke unit apartment milik mereka berdua—atau tepatnya, milik River.


















•••

HIII SEMUANYAAA, MAAF AKUUU BARU UPDATE T_______T

There's too much on my plate lately 😵‍💫

Btw, what do you guys think about this chapter??? 🫣🫣🫣

Jujur, aku sampe smiling, giggling, kicking my feet, punching the air while writing this chapter soalnya bener-bener AJDKAJSJAJAJKAJ 🔥🔥🔥🔥🔥

Okay, sorry for yapping too much guys. Don't forget to vote and comment 💋

(Follow juga boleh banget kok).

The Agent - jenrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang