3: rescue

385 63 0
                                    

Katherine tertunduk lesu, memeluk dirinya sendiri cemas. Makan malam hari ini belum Ia sentuh sedikitpun, ini bukan pertama kalinya wanita itu kehilangan nafsu makan.

Mungkin dikarenakan oleh pola makannya yang tak sesuai dan juga menu makanan yang disediakan jauh dari kata 'bergizi'.

Katherine berusaha memejamkan mata, sebelum akhirnya sebuah suara berhasil menginterupsinya...

•••

River menarik napas panjang sebelum mendorong gagang besi yang ada di hadapannya itu. Kali ini, pasti ada petunjuk.

Pintu tersebut terbuka, menampilkan ruangan dengan cahaya yang cukup redup. Jamur tumbuh di mana-mana, dan kadar oksigen juga tidak terlalu baik. Tapi... bukan hal itu yang berhasil mencuri perhatiannya. River mematung, menatap ke arah wanita yang sedang menelungkupkan diri di seberangnya...

Dan tepat pada saat itu, Katherine mengangkat wajahnya.

Ia terlihat sangat terkejut, sebagaimana River dapat melihat bahwa seluruh tubuhnya bergetar.

'Anak buah ayah? Bukan, dia bukan orang yang biasanya.' batin Katherine, mengambil ancang-ancang untuk melindungi dirinya sendiri.

River dengan sigap menghindar dari serangan wanita itu,

'Dwichagi?' Ia tertegun

'Darimana orang ini belajar ilmu bela diri?'

River yang tentu saja jauh lebih berpengalaman dalam ilmu bela diri daripada Katherine, berhasil mengunci pergerakan wanita tersebut.

Katherine terduduk lemas, menyerah. Toh sia-sia saja Ia melawan, pria itu bukan tandingannya sama sekali.

Tiba-tiba, River merasa sendu. Saat Ia melihat betapa kecil dan ringkihnya tubuh Katherine, tinggi wanita itu juga hanya mencapai dadanya. Dari informasi yang Ia punya, seharusnya wanita itu sudah berumur 22 tahun sekarang.

Dengan tubuh yang gemetar, Katherine meraih tangan River dan menggenggamnya kuat-kuat.

"Tolong... jangan bunuh aku." ujarnya dengan suara yang bergetar.

Wanita itu terus mengulangi perkataannya beberapa kali, sampai akhirnya River harus terjongkok.

Ia melepaskan genggaman wanita itu pada telapak tangannya. Kemudian, menarik puncak kepala Katherine lembut ke dalam pelukannya.

"It's okay, I'm your agent Katherine. You're safe now, I said you should wait for me kan?"

Mendengar ujaran pria itu, tangis Katherine pecah. Ia menggenggam bagian belakang jubah River kuat-kuat.

"Tolong... keluarin aku dari sini."

River mengangguk, membelai rambut Katherine dengan sangat lembut, berusaha menenangkannya. Ia sangat tak bisa membayangkan, seberapa hancurnya mental wanita tersebut. Harus dikurung selama 20 tahun di tempat yang terisolasi dari banyak orang.

Setelah wanita tersebut menjadi jauh lebih tenang, River mengeluarkan walkie-talkienya dan segera menghubungi markas utama. Ia tak dapat langsung membawa Katherine keluar dari tempat ini begitu saja, Ia harus melihat keadaan di luar sana terlebih dahulu.

The Agent - jenrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang