「 twenty two 」

231 29 0
                                    

Enjoy!

Ini sudah terhitung satu minggu sejak kejadian itu, Yoshi juga udah sadar. Jihoon juga udah ngejelasin ke mereka awal mula dia tau kalau dia sama adiknya itu mate.

Hyunsuk pun sudah dibujuk sedemikian rupa agar mau menerima mereka berdua yang memang ditakdirkan bersama. Mendengar beberapa nasihat dari saudaranya, membuat Hyunsuk merenungi pikirannya dan membuatnya menerima takdir itu.

"Kita pindah, kita balik ke asal"

"Bang?"

"Disini udah ngga aman dam, lo tau sendiri kita kecolongan Yoshi. Dia bisa sampe diculik gitu, artinya dia udah tau tempat pindah kita"

Hyunsuk memijit keningnya yang terasa pusing, Yoshi yang berada di sebelahnya berinisiatif memberikan minuman untuknya.

"Tapi, kita balik ke asal juga sama aja bakal bahaya. Dia pasti juga nyoba nyari kesana lagi" bantah Yedam, Hyunsuk terlihat berpikir.

Sebenernya, apa yang diucapkan Yedam itu juga bener. Mereka aja pindah kesini karena terancam, malah mau balik ke sana.

"Gue hubungi Heeseung dulu, kita pindah ke pemukiman ramai warga. Gue yakin, dia ngga bakal bisa bertindak kalo banyak orang. Dia bisa bertindak karena kita di dalam hutan"

Jaehyuk bangkit dari tempatnya dan segera menelfon teman manusianya itu.

Kenapa udah kayak bisnis aja sih T___T

"Gue nggapapa kok kalo ngga pindah juga, gue bakal lebih jaga diri lagi. Kasian kalian pada pindah-pindah mulu" jelas Yoshi yang sejak tadi termenung.

"Ngga kak, udah kewajiban kita ngejagain lo. Karena itu perintah dari Moon Goddess sendiri. -

Sampai nanti lo sendiri yang mutusin bakal pergi"

Asahi melanjutkan ucapannya di dalam hati. Ucapannya yang terdengar oleh saudaranya tadi, segera disetujui oleh mereka semua.

Dipikir-pikir, Asahi udah kayak cenayang ya...

"Gue udah dapet, Heeseung bilang kita bisa pergi ke sana besok" ucap Jaehyuk yang baru kembali dari ruang tengah.

Mereka semua mengangguk setuju, dan mulai memasuki kamar masing-masing karena hari sudah malam.

---

"Sayang"

Panggil Jihoon saat membuka pintu kamar milik kekasihnya.

Yoshi yang sedang menata tempat tidur untuk segera ia tiduri langsung menoleh ketika mendapati suara Jihoon memasuki indera pendengarannya.

"Kenapa ji?" Yoshi duduk di pinggir ranjang, menepuk tempat sebelahnya mengisyaratkan Jihoon untuk duduk.

Jihoon mengunci pintu, kemudian duduk tepat di samping Yoshi dan langsung memeluknya.

"Maaf, ngga bisa jagain kamu. Harusnya kamu bareng aku kemarin turunnya, biar kejadian kayak gitu ngga terjadi"

Yoshi tersenyum, "ngga perlu minta maaf, aku juga salah karena ngga coba ngelawan. Maaf udah buat kamu khawatir. Lagian, itu udah seminggu yang lalu, udah ah itu lupain aja. Aku udah disini"

"Ngga bisa, aku takut banget waktu itu. Aku takut-

Takut mimpi gue jadi kenyataan"

Mendengar kalimat Jihoon yang dipotong, membuat Yoshi mengernyitkan dahinya.

"Kamu takut kenapa ji? Aku ngga kenapa-kenapa, buktinya aku masih bisa bareng kalian"

Yoshi melepaskan pelukannya, melihat raut Jihoon yang pucat membuatnya khawatir.

HARTA「 LENGKAP✔ 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang