「 twenty 」

276 30 0
                                    

Enjoy!!

Doyoung dan Yoshi tengah bersantai di balkon kamar milik Yoshi. Ditemani dengan dua gelas cokelat hangat dan beberapa cookies cokelat.

Suasana setelah hujan memang menenangkan dan cocok untuk bersantai.

"Kak" Yoshi menoleh, Doyoung masih menatap lurus ke dalam hutan.

"Kenapa doy?"

"Apa yang kakak sama abang-abang sembunyiin dari kita berempat?"

Yoshi tertegun, dia lupa bercerita kepada empat adik sepupunya.

"ah-"

"Kenapa kalian nyembunyiin? Kita se-engga penting itu buat tau? Kak, kita sama-sama punya kekuatan walaupun emang beda-beda setiap orang. Tapi bukan berarti kalian bisa nganggap kita lemah seenaknya. Kadang gue capek mikir kalo abang-abang ngga bakal peduli ke kita karena kita lemah, kita ngga lemah kak. Tingkat kekuatan kita aja yang beda!"

Doyoung menatap Yoshi dengan mata tajamnya yang berkaca-kaca, Yoshi baru sadar hari ini. Dari dulu memang mereka selalu menutupi sesuatu dari adik-adik mereka karena menganggap mereka masihlah anak kecil yang belum tau apa-apa.

Tapi sekarang berbeda, mereka berempat sudah tumbuh besar. Tidak selamanya mereka seorang anak kecil yang perlu diasuh dan dimanja sedemikian rupa.

Doyoung kembali menatap depan, dirinya berjalan sampai tepi balkon dan menengok ke bawah. Yoshi mengikuti jejaknya dan ikut menengokkan kepalanya ke bawah.

Jeongwoo, Haruto, dan Junghwan sedang berlatih disana. Padahal hujan baru berhenti satu menit yang lalu dan masih meninggalkan rintik-rintik yang tersisa.

"Lihat, mereka bahkan ngga berhenti buat berlatih kak. Kenapa kalian-"

Grep

"Maaf, maafin kakak sama abang-abang kalian. Kita bener-bener ngga bermaksud buat mandang kalian lemah. Kita cuma mau jaga kalian aja, ngga lebih dari itu. Maaf kalau kelihatannya kita selalu nyembunyiin sesuatu"

Yoshi memeluk Doyoung dengan erat, sedangka sang empu masih terdiam. Isakan kecil Yoshi mampu membuat Doyoung tersadar dan membalas pelukan kakak manisnya.

Doyoung tersenyum dan punggungnya bersandar pada pembatas balkon, Yoshi masih belum melepaskan pelukannya.

"Kakak bisa cerita apapun ke kita kak, kita juga bisa dijadiin tempat curhat. Ngga abang-abang doang, kalo mereka sibuk, kakak bisa dateng ke kita. Kakak cantik, udah ya nangisnya. Maaf tadi dobby kebawa emosi aja"

"Ih lagian kamu tadi serius banget! Kakak merasa bersalah tau!" Yoshi memukul kecil punggung Doyoung.

Sang empu tertawa, ah kakak manisnya ini sangat lucu.

"Ada yang mau kakak ceritain?" tanya Doyoung, Yoshi mendongak menatap wajah Doyoung kemudian mengangguk.

"Ada, kakak- DOBBY NUNDUK!"

Boom!

Cahaya putih milik Yoshi dan panah hitam bertabrakan menciptakan suara dentuma yang cukup keras.

Doyoung yang awalnya terkejut dan menunduk, sekarang kembali menegakkan badannya. Menatap terkejut ke arah kakak manisnya, lapisan pelindung transparan itu juga terlihat oleh Doyoung.

Jeongwoo, Haruto, dan Junghwan yang berada di bawah dan menyaksikan peristiwa tadi langsung saja memasuki rumah dan berlari ke arah kamar Yoshi.

Begitu juga dengan yang lain yang mendengar suara dentuman cukup keras. Mereka khawatir tentu saja.

"Kenapa? Ada apa? Suara apa tadi?" tanya Hyunsuk tergesa-gesa, bahkan dirinya masih membawa centong sayur.

"Kak, lo nggapapa kan?" ini Asahi dengan wajah setengah ngantuknya.

"Nggapapa, tadi ada panah yang mau ngenain Doyoung aja" jawab Yoshi dan tersenyum.

"Terus?"

"Ha? Ngga ada terus terus! Gitu aja ceritanya" kening Yoshi mengkerut tidak suka.

"Cahaya putih tadi, punya lo kak?" tanya Haruto, dan Yoshi tersenyum manis kemudian mengangguk.

"HAH? BENERAN?! OMEJIIII KAKAK GUE UDAH PUNYA POWER!!" teriak Jeongwoo dan memeluk Yoshi erat.

Yoshi tersenyum canggung, menepuk-nepuk punggung Jeongwoo sebentar dan melepaskan pelukan Jeongwoo. Jujurly tadi sedikit sesak ges.

"Heh, lo pikir power rangers hah?!" Haruto menyentil dahi Jeongwoo dan mendapat aduhan dari sang empu.

"Bang, lo ngapain bawa centong sayur?" Junghwan menahan tawanya, Hyunsuk menoleh ke arah tangannya.

"Ah, gue tadi lagi belajar masak. Tapi denger suara bom ya gue kesini lah. Nanti adek gue kenapa-kenapa gimana?" jawab Hyunsuk.

"Yoshi ngga luka kan?" ini Jihoon yang bertanya, sebenarnya dia hampir menyebutkan kata 'sayang'.

"Nggapapa kok, harusnya kalian tanyain Doyoung. Kan Doyoung yang mau kena panahnya"

"Ngga, gue nggapapa. Panahnya ngga ngincer gue kak, gue bisa ngerasain. Itu panah yang dikendaliin jadi bisa berubah arah kalo aja kakak ngga tahan pake kekuatan kakak tadi"

Yoshi mengangguk saja, meskipun agak bingung. Tapi, yasudahlah.

---

Hyunsuk kini menyiapkan makan malam untuk mereka. Yoshi kemana? Lagi di kamarnya katanya sebentar lagi turun.

Lama mereka menunggu, tiba-tiba perasaan khawatir menghampiri mereka.

"Kak Yoshi kok lama?" Junghwan celingukan dan berkali-kali melihat kamar Yoshi yang masih tertutup rapat.

"Duh, Yoshi tadi bilang bentar lagi turun" Hyunsuk cemas di kursinya.

"Jeo, tolong panggilin" perintah Jihoon, Jeongwoo mengangguk saja dan berjalan ke arah kamar Yoshi.

......

"BANG!! KAK YOSHI HILANG!!"






To be continue

Kalo cerita ini ngga selesai sampai akhir februari, terpaksa aku harus hiatusin dulu ya.

Mau ucap terimakasih ke kalian yang mau baca cerita abal-abal ini, hehe.

Aku bakal muncul kalo emang senggang, jangan khawatir. Meskipun hiatus, aku bakal usahain update walaupun agak lama dikit ya kalian nunggunya.

Terimakasih,

See y'all 💕💕

HARTA「 LENGKAP✔ 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang