「 seventeen 」

254 25 0
                                    

Enjoy!!

"BANG JIHOON"

"APASIH BOCIL PAGI-PAGI TERIAK-TERIAK. INI RUMAH BUKAN HUTAN"

"Tapi rumah kita kan di dalem hutan"

"Lah iya juga"

Jeongwoo nyengir, Jihoon natap dia dengan sinis, "ngapain manggil-manggil?"

"Anu, itu temen-temen gue mau kesini"

"Ngapain?"

"Ngerjain tugas kelompok, gue ada tugas kelompok bareng mereka. Boleh?" 

"Boleh, asal ngga rusuh"

Jeongwoo mengernyit bingung, "tumben banget lo bang, di dunia sebelah aja lo ngga ngizinin temen gue buat main"

"Main sama kerja kelompok beda, Park Jeongwoo"

"Hehe" cengir Jeongwoo, Jihoon geleng-geleng kepala. Kemudian dirinya seperti teringat sesuatu.

"Temen lo manusia?" Jeongwoo mengangguk, "iya, napa bang?"

"Nggapapa, asal jangan ketemu Jaehyuk sama Asahi aja. Kalo bisa jam kerja kelompoknya pagi atau siangan"

"Eh? Kenapa deh bang?"

"Ck, lo ngga ngecek kalender lagi hah?! Besok purnama merah"

Jeongwoo melotot terkejut, "Eh iyak! Gue lupa bang, kemaren ngecek padahal. Yaudah gue mau ngabarin yang lain aja" Jeongwoo meninggalkan Jihoon, sedangkan Jihoon juga pergi menuju kamar ayangnya.

---

"Gimana sa?" Asahi menggeleng, Jaehyuk bernafas lega.

"Kita emang ngga tau asal usulnya mayat ini gimana matinya. Tapi yang jelas, ini ngga ada sidik jarinya, luka juga ngga ada sama sekali"

"Hipotermia kali sa?"

Asahi mengangguk, "gue juga nyimpulin begitu, tapi ngga mungkin orang kena hipotermia mati dalam satu malam. Paling ngga, pingsan dulu"

"Jiwanya ngga ada"

Celetukan dari belakang mereka membuat mereka menolehkan kepala ke belakang. Terlihat, kakak sepupu tertua ke empat mereka datang dengan busur panah dan pistol di tangannya.

"Tau darimana bang?" tanya Jaehyuk yang langsung mengecek lagi keadaan mayat tersebut.

"Gue tadi habis ngecek, awalnya dia terbaring sambil mulutnya menganga dan matanya melotot. Gue takut ada nyamuk masuk, jadi ya gue tutup. Hehe" jelas Junkyu sambil nyengir.

Asahi sama Jaehyuk gelengin kepalanya, "hadeh, bang. Kalo kayak gini kan susah ngeceknya, untung lo dateng"

"Anyway, lo abis dari mana bang?"

Junkyu senyum, "Nyari mangsa, gue udah lama ngga berburu"

"Yang bener aja! Kalo identitas lo ketahuan gimana ha?!" marah Jaehyuk, Junkyu tersenyum lembut.

"Kagak kok, disini sepi. Ngga ada siapa-siapa"

Jaehyuk menetralkan nafasnya yang memburu karena amarahnya.

Junkyu menepuk pundak Jaehyuk, "bawa aja mayatnya ke lab, terus teliti disana. Nanti gue bantu jelasin ke bang suk, gue mau naruh senjata gue dulu. Tunggu di lab"

Jaehyuk sama Asahi serentak nganggukin kepala dan melesat cepat ke lab bawah tanah mereka sambil bawa mayat tadi.

Asahi nidurin mayatnya di ranjang khusus penelitian mereka dan dipasangi dinding kaca disekitarnya, supaya ngga disentuh sembarangan.

Hyunsuk, Jihoon, Yoshi, Junkyu, Jaehyuk, dan Asahi sekarang lagi di lab buat neliti mayat itu tadi.

Akhirnya Yoshi bisa ikut neliti setelah selama ini dia cuma diam ngga tau apa-apa.

Setelah Junkyu jelasin gimana kronologi awalnya, mereka berenam sedang berpikir.

"Apa ada makhluk lain selain kita yang tinggal disini?" tanya Yoshi, mereka serentak menggeleng.

"Ngga ada yang tau, kak. Mungkin aja ada, atau mungkin emang kebetulan lewat dan lagi cari mangsa. Terus, perempuan ini kebetulan lewat dan jadi mangsanya"

Yoshi mengangguk, tapi Jihoon seperti tidak yakin, "dementor bisa masuk ke bumi?"

"Dementor?" Junkyu bingung, kemudian dia membulatkan matanya. "Lah iyak, dementor kan penghisap jiwa!"

"Kawasan ini ngga aman?" Hyunsuk bermonolog, tapi yang lain masih bisa mendengar.

"Aman bang, menurut gue dementornya emang cuma kebetulan lewat dan cari mangsa, terus ketemu perempuan ini buat dijadiin mangsa" Asahi menjelaskan dan mencoba berpositif thingking.

"Apa ada makhluk lain selain dementor yang bisa hisap jiwa?" tanya Yoshi lagi, dia masih bingung dengan semuanya.

"Ada! Bangsa iblis, rakyat iblis beserta keturunannya bisa hisap jiwa manusia yang mereka jadiin mangsa" jawab Jaehyuk, Yoshi mengangguk.

"Setau aku, dementor ngga mungkin nyentuh mangsanya. Tapi, kalian lihat? Di lehernya kayak ada merah merah bekas cekikan tangan. Cuma iblis yang bisa ngelakuin itu" jelas Yoshi sambil menunjuk ke arah leher mayat perempuan yang terlihat memerah.

Tapi, warnanya terlihat memudar. Makanya mereka tidak sadar ketika pengecekan di hutan tadi.

"Iya, kok gue ngga nyadar ada kemerahan di lehernya" Jaehyuk menggaruk pelipisnya.

"Berarti, yang kebetulan lewat sini itu sebangsa iblis. Lagi nyari mangsa, dan kebetulan ketemu perempuan ini--" Jihoon menggantung kalimatnya hanya untuk melihat satu persatu wajah mereka.

"tapi, yang gue bingungin itu, kenapa perempuan ini ke hutan? Sendirian?"

Beban pikiran baru. Mereka ngga mungkin ngurusin masalah orang, entah mereka itu mau kemana, kesana, kesini, kesitu, mau apa. They doesn't care.

---

"Won! Jangan lah, ini tugas kelompok njir. Lo mau nambahin foto bias lo kalo kerjaan individu nggapapa, ini tugas kelompok Yang Jungwon!!" kesal Haruto.

Sedari tadi Jungwon ngotot untuk memasukkan foto biasnya dalam power point kelompok mereka.

Jungwon cemberut, "satu aja, pleaseee"

"ngga ada, lanjut kerjain aja. Makalahnya biar gue yang print nanti sekalian pulang" final Riki, Jungwon berdecak sebal.

"Oh, btw kakak sepupu lo kemana semua? Sepi amat. Kata lo berdua, kakak sepupu lo banyak" tanya Jungwon setelah melihat-lihat sekitar.

"Oh, mereka lagi di la-la-lapangan! Iya, lapangan basket. Sepupu gue rata-rata pada penyuka basket" jawab Jeongwoo dengan cengirannya.

Haruto menghela nafasnya, Jeongwoo akhir-akhir ini hampir keceplosan terus. Haruto jadi pengen ngelakban mulut Jeongwoo, tapi kasihan ngga bisa ngomong nanti.

---

"Kami mendapatkan tempat tinggal mereka berduabelas Raja"

"Bagus! Susun rencana untuk menculik guardian itu! Tubuhku sudah sangat pegal di dalam sini"

"Akan segera kami laksanakan, Raja"

Dua kaki tangan kepercayaannya pergi, menyisakan dirinya yang tersenyum sinis.

"Sebentar lagi, aku akan bebas. Dan dunia, akan berada di bawah kekuasaanku"





To be continue

See y'all 💕💕

HARTA「 LENGKAP✔ 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang