ALTHEA [2.2]

57 22 36
                                    

Don't Forget to Vote and Comment (⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠-⁠☆

.
.
.

TOP [2.2] The Ugly Prince.
...
..
.

Karena semua makhluk di-Al-Ard diberi alat penglihatan oleh Sang Maha Kuasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena semua makhluk di-Al-Ard diberi alat penglihatan oleh Sang Maha Kuasa. Jadi, apa yang mereka lihat itulah yang mereka nilai. -The Last Prince; Zein Venlize.

───•~❉✿❉~•───

     Mentari yang hendak tenggelam meninggalkan langit, memancarkan sinar oranye sebagai tanda perpisahan. Sinar-sinar itu menyorot dengan halus menerangi bangunan Kerajaan Venlize yang tampak lebih gagah dan indah karenanya.

     Suara langkah kaki menggema di lorong-lorong istana bagian belakang yang sepi. Hanya ditemani oleh cahaya perpisahan sang mentari, seorang Pangeran Buruk Rupa dengan santai berjalan menuju suatu ruangan.

   Siapapun yang melihat wajah pangeran itu pasti akan bergidik ngeri, ngilu dan jijik. Pasalnya, karena suatu tragedi, hampir seluruh wajah pangeran terbakar habis.

   Kulit dahi pangeran terkelupas, menonjolkan daging dan sedikit tengkorak di tengahnya. Mata kanannya tertutup rapat dengan kelopak mata, bulu mata dan alis tercampur seperti lilin yang mengeras sesudah dilelehkan.

    Hidung pangeran mengerut sehingga kedua lubangnya menghadap ke depan. Kedua bibir meleleh, bibir bawahnya menempel pada kulit dagu dan bibir atasnya menempel pada kulit di bawah hidung.

    Kedua pipi juga sama. Tampak jelas daging-daging, gaji dan darah yang tercampur hingga mengeras. Daun telinga pangeran juga tidak ada, hangus dimakan api. Menyisakan mata yang berkornea coklat terang dan alis sebelah kiri saja yang selamat.

     Seiring berjalannya waktu, luka-luka itu menghitam dan membusuk. Terutama di bagian pipi dan mata kanan. Sering kali, menguarkan bau gosong yang menyengat.

    Biasanya, Pangeran Buruk Rupa menggunakan topeng burung hantu untuk menutupi wajahnya yang seperti monster. Namun, sepertinya sekarang ia sedang malas memakai topeng tersebut.

.
.
.

     Sesampainya di depan ruangan yang dituju, pangeran mulai membuka pintu. Lorong-lorong gelap menyambut kedatangannya. Tanpa alat penerang sedikitpun, Pangeran Buruk Rupa masuk ke dalam sampai menemukan tangga yang menuju ke ruang bawah tanah.

     Anak tangga mulai ia turuni satu persatu. Sayup-sayup terdengar suara-suara jeritan yang mengalun indah dibarengi kata permohonan untuk dilepaskan.

    Dengan santai, Pangeran Buruk Rupa melihat-lihat tawanan yang sedang disiksa oleh bawahannya. Suara benda tajam yang menusuk tubuh tawanan sudah menjadi musik tersendiri ditelinga Pangeran Buruk Rupa.

ALTHEA; A Fairy in Zein's HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang