ALTHEA [7.7]

38 17 24
                                    

Don't forget to vote + comment and share! (⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠—⁠☆
.
.
.
TOP [7.7] : Konsekuensi.
...
..
.

Apa yang kamu tanam, itulah yang akan kamu panen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang kamu tanam, itulah yang akan kamu panen.--- Althea Laurence

 ───•~❉✿❉~•───

        Setelah kejadian di ladang anggur kemarin. Althea bukan hanya merasa bersalah karena tidak melindungi Shera dengan baik, tapi ia iuga merasa bersalah karena telah menghilangkan keranjang milik Bibi Dai.

    Althea menggaruk pelipisnya. Ia yakin, keranjang milik bibinya itu tertinggal di ladang anggur, tanpa ia dan Shera sadari. Sekarang, dirinya sedang menghadap sang pemilik keranjang, untuk bertanggung jawab. "Aku minta maaf, Bibi," kata Althea sembari menunduk.

    Bibi Dai memijit pangkal hidungnya. Keranjang yang dihilangkan keponakannya adalah satu-satunya keranjang yang selalu dipakai berbelanja. Yang paling nyaman, tidak ada duanya. "Ya sudah, tak apa. Aku bisa membeli keranjang yang baru lagi nanti."

    Althea mendongak setelah Bibi Dai menyahut ucapannya. "A-aku akan menggantikannya lain waktu, Bi," imbuh Althea.

    Bibi Dai mengibaskan tangannya menandakan tak usah. Dari mana Althea mendapatkan uang untuk menggantikan keranjangnya? Lagipun, itu hanya keranjang sederhana, ia juga bisa membelinya lagi. "Sudah lah, kau tak usah menggantikannya," kata Bibi Dai. "Sebagai gantinya, bisa kah kau berjaga di tokoku selama siang ini? Aku ada urusan di luar, sebentar."

    Althea tergamam beberapa saat, sampai akhirnya tersenyum tipis. Ia mengangguk mengiyakan. "Baik, Bi."

    Bibi Dai berjalan menuju pintu keluar, sebelum melenggang, ia berpamitan dulu. "Kalau begitu aku pergi dulu, Althea."

    "Ya, hati-hati, Bi!" balas Althea sedikit berteriak.

    Althea berjalan ke belakang etalase sembari bersenandung kecil. Ia duduk di atas kursi kayu tunggal yang berada di sana. Mata hijaunya melihat ke luar jendela toko yang sedang ramai oleh para turis, dengan pikiran yang melayang.

    “Lalu? Bukankah itu hanya cacar biasa?”

    “Kau salah, Althea. Justru, ramuan untuk cacar Hervixous ini amat langka."

    "Dan... bila tidak segera diobati, ibumu hanya akan bertahan di dunia selama satu minggu."

    Hanya akan bertahan selama satu minggu.... Satu minggu....

    'tring' Althea terbuyar dari lamunan karena lonceng yang tergantung di pintu masuk toko kue Bibi Dai berbunyi, menandakan ada seorang pelanggan yang masuk ke dalam.

   Dengan sigap Althea berdiri dari duduknya untuk menyapa ramah pada pelanggan yang sedang berjalan santai menuju depan etalase. "Selamat datang di toko kami," sapa Althea. "Ada yang bisa saya bantu, tu ... an?"

ALTHEA; A Fairy in Zein's HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang