Don't forget to vote, comment & share (◠‿・)—☆
.
.
.
TOP [11] : one of the pawns
...
..
.───•~❉✿❉~•───
Cahaya mentari mulai menyorot, menembus lembut awan hitam yang menggumpal di langit pagi. Cahaya itu merambat, kembali menembus gorden beludru merah maroon yang masih menutupi jendela salah satu pangeran kerajaan Venlize.
Sedangkan, si penghuni kamar baru saja selesai membersihkan diri dan keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk sepinggang berwarna putih bersih. Rambutnya yang basah dibiarkan kering dengan sendirinya.
Meski pangeran yang satu ini dicap sebagai pangeran kerajaan Venlize yang cacat fisik---wajahnya hancur separuh akibat suatu kejadian, tapi aura kewibawaan tetap terpancar sangat kuat.
Setelah selesai memakai jubah pagi dan duduk di sofa tunggal, seorang maid mengetuk pintu kamarnya sebanyak tiga kali, menghentikan pangeran yang sudah membuka buku dan hendak membacanya. "Masuk," titah Pangeran Zein.
Pintu kamar perlahan terbuka, menampilkan maid yang sedang menunduk seraya melafalkan penghormatan, “Salam, pada Sang Purnama Pengganti Takhta." Sehabis itu, maid maju perlahan dan memberikan amplop pada Pangeran Zein.
Selesai menyerahkan amplop, maid itu melafalkan penghormatan kembali, lalu berbalik, keluar dari kamar Pangeran Zein.
Mata kiri Pangeran Zein, yang berwarna coklat terang, melirik amplop yang sedang ia pegang. Ia tergamam sebentar saat melihat stempel yang menandakan amplop ini berasal dari kediaman sahabat karibnya.
Tanpa berlama-lama, pangeran pun membuka amplop, mengambil sepucuk surat dari dalam sana, dan membacanya. Selang beberapa dentuman jam dinding kuno, Pangeran Zein langsung berdiri dan tergesa-gesa mengganti pakaian. Ia harus segera ke kediaman sahabatnya karena keadaan yang mendesak.
Sudah lengkap dengan baju zirah dan topeng burung hantu yang menutupi wajahnya, di tengah jalan, ia diberhentikan oleh Madam Ett yang membawakan pesan dari Raja Astov untuk dirinya. Ia kira ayahnya akan menyampaikan pesan penting, ternyata hanya mengajak dirinya untuk makan bersama di ruang makan istana.
Ia menolak ajakan tersebut dengan alasan yang sangat penting, tapi Madam Ett bersikukuh sampai membungkuk agar Pangeran Zein ikut makan bersama kali ini.
Mau tak mau, ia pun memenuhi ajakan ayahandanya. Ia datang ke ruang makan istana tanpa berganti pakaian terlebih dahulu.
Hawa sekitar langsung berubah saat Pangeran Buruk Rupa masuk ke dalam ruang makan. Raja dan Ratu melontarkan satu dua pertanyaan, yang dijawab oleh Pangeran Zein dengan acuh tak acuh.
Pangeran kedua kerajaan Venlize itu langsung duduk di kursi makannya dan melirik satu persatu manusia yang ada di lingkup meja makan. Sampai akhirnya, kornea coklat mata kiri pangeran bertubrukan dengan mata emerald milik seorang gadis cantik yang mengenakan pakaian maid, sedang berdiri di belakang Pangeran Xender.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHEA; A Fairy in Zein's Heart
FantasyFantasi-romance-kingdom Perjanjian berabad-abad yang mengikat antara bangsa manusia dan bangsa peri, tiba-tiba putus karena bangsa peri berkhianat. Dalam perjanjian nenek moyang mereka, mereka saling sepakat bahwa akan hidup berdampingan tanpa in...