Don't vorget to vote, comment and share (◠‿・)—☆
.
.
.
TOP [5.5] : berkeping-keping.
...
..
.Sudah berapa kali ekspetasi menghancurkanmu?
Namun, dengan bodohnya kamu mengulangi hal itu berkali-kali. —The Crown Prince; Xender Venlize.───•~❉✿❉~•───
Keri yang baru saja pulang dari pasar, dibuat bingung karena mendengar suara dua putrinya dari kamar Shera. Keri melirik bingung kunci loteng rumahnya yang terkait di jari manis kirinya. "Aku yakin aku sudah mengunci pintu loteng," gumam Keri.
Jeda beberapa detik, ia membuang napas pelan, saat sadar bahwa kedua putrinya memang terlalu bijak. Mereka bisa melakukan apa saja yang mereka mau. "Aku yakin mereka keluar melalui atap," lanjut Keri menebak dengan yakin.
Wanita itu berjalan menuju kamar Shera dengan santai. Beberapa langkah lagi sampai, Keri mendengar suara Althea menangis tersedu-sedu di dalam sana. Dengan cepat, Keri berlari dengan perasaan risau ke dalam kamar anaknya.
Mata Keri terbelalak saat melihat Shera terbaring lemas di ranjang dengan wajah pucat pasi. "Apa yang terjadi?!"
Dari situ, mereka diinterogasi sampai akar. Kenapa Shera bisa menjadi seperti mayat hidup seperti itu. Althea, sebagai kakak dari Shera, langsung terkena amukan Keri, karena tak becus menjaga adiknya sendiri. Setelahnya, mereka membawa Shera ke rumah tabib, yang tak jauh dari rumahnya.
Dan sekarang, Shera sudah tertidur pulas di kamarnya.
Kini langit malam begitu indah. Banyak bintang bertabur, dan bulan sabit menggantung di atasnya. Althea menatap kosong ke luar jendela, pada langit malam. Ia melamun, memikirkan perasaannya yang sempat terabaikan.
Sejak berusia enam tahun, Althea memiliki keinginan untuk menjadi permaisuri pangeran, ingin menjadi seorang tuan putri. Ia membayangkan; nanti, dirinya akan bertemu dengan pangeran tampan, pangeran tampannya akan jatuh cinta padanya, bertunangan, dijemput dengan kereta kencana, menikah, dan hidup bahagia di dalam istana.
Saat itu, Althea kecil sedang mengasuh Shera yang baru berusia satu tahun, di ruang tengah. Sembari mengasuh adiknya yang baru tumbuh beberapa gigi, ia begitu semangat berceloteh mengenai angan-angan masa depannya pada Shera.
"Kau tau, Shera? Bila sudah besar nanti, aku ingin menjadi tuan putri," kata Althea melanjutkan celotehannya dengan topik yang lain. "Pasti menyenangkan sekali bila aku menjadi tuan puti. Aku akan hidup bersama pangeran tampan dan hidup di istana yang megah! Dan kau tau bagian terbaiknya? Aku tidak perlu membereskan rumah lagi, karena nanti, di istana, ada pelayan yang melakukannya."
Shera kecil hanya menatap polos wajah kakaknya. Matanya yang bulat sesekali berkdip pelan, sembari menggigiti jari tangannya sendiri. Bayi itu tidak mengerti apa yang dikatakan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHEA; A Fairy in Zein's Heart
FantasyFantasi-romance-kingdom Perjanjian berabad-abad yang mengikat antara bangsa manusia dan bangsa peri, tiba-tiba putus karena bangsa peri berkhianat. Dalam perjanjian nenek moyang mereka, mereka saling sepakat bahwa akan hidup berdampingan tanpa in...