Don't forget to vote, comment, and share (◠‿・)—☆
.
.
.
TOP [10] : Bertemu.
...
..
.“Semua manusia, adalah budak bagi yang dicintainya.”—The Last Prince: Zein Venlize.
───•~❉✿❉~•───
Perlahan, sinar sang surya menyorot halus menembus gorden berwarna putih untuk menyadarkan seorang yang masih tertidur sangat lelap. Indra penglihatan dirinya yang merasa terganggu akan itu, perlahan terbuka dibarengi dengan kesadaran yang perlahan ikut menyadarkan.
Sadar akan hari yang sudah pagi, ia meregangkan otot-ototnya, lalu merubah posisi menjadi duduk. Layaknya seorang baru bangun dari tidur, rambut coklatnya yang indah kini terlihat sangat kusut dan kaku dan wajahnya terlihat sedikit membengkak.
Tiga ketukan pintu tak santai dari seseorang di luar sana membuat Althea terperanjat sehingga matanya terbuka lebar. Terdengar suara teriakan dari Madam Ett yang sepertinya memanggil namanya disertai ocehan-ocehan. "Althea! Kau masih belum bangun juga?! Cepat buka pintunya! Kau tak lihat mentari semakin naik?! Dasar gadis pemalas!"
Dengan sigap Althea bangkit dan berlari menuju pintu lalu membukanya. Terpampang jelas Madam Ett sedang berkacak pinggang dengan napasnya yang memburu kuat. "Althea..., kau ini...!"
Melihatnya, Althea menampilkan deretan gigi putihnya sembari menggaruk tengkuk untuk mengusir kecanggungan. "M-maaf, Madam. A-ak---"
"Sudah! Jangan membuat aku tambah naik pitam padamu! Segera bersihkan diri, pakai seragam dan pergi ke ruang kerja Pangeran Xender dengan segera!"
Althea langsung menghormat dengan sigap. "Siap, Madam! A-aku permisi dulu untuk membersihkan diri, memakai seragam dan pergi ke ruang kerja Pangeran Xender dengan segera." Setelahnya, Althea membungkuk sebentar, lalu menutup pintu kamar.
Madam Ett menepuk jidatnya dengan keras. Ia tak habis pikir dengan maid baru pilihan Sang Pewaris Takhta. "Kukira dia itu perempuan yang rajin, biasa bangun pagi dan disiplin. Ternyata, dia kebalikannya," gerutu Madam Ett. "Aku heran mengapa Pangeran Xender memungut dia dari jalanan di Garder untuk dijadikan maid pribadinya. Padahal, sepertinya mencuci lap saja dia tak bisa."
Althea yang mendengar cibiran itu dari balik pintu hanya bisa terdiam dengan wajah tanpa ekspresi. Yang dikatakan Madam Ett benar. Meski Althea sempurna secara fisik, tapi Althea tak mahir melakukan pekerjaan yang mayoritas dilakukan oleh perempuan.
Saat melangkah hendak menuju kamar mandi, Althea langsung mematung saat mengingat kembali cibiran Madam Ett tadi. Lalu, ia bergumam, "Tunggu, apa? Pangeran Xender memungutku dari jalanan di Garder?"
.
.
.
Mata seorang yang memiliki kornea hijau emerald tak henti-hentinya membelalak kagum sejak tadi. Pancaran binar dari sana terpampang jelas saat menangkap panorama yang selama ini sangat diimpikan. Perasaannya sekarang bagai bunga yang bermekaran menguarkan wangi dan tak pernah terkatup lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHEA; A Fairy in Zein's Heart
FantasyFantasi-romance-kingdom Perjanjian berabad-abad yang mengikat antara bangsa manusia dan bangsa peri, tiba-tiba putus karena bangsa peri berkhianat. Dalam perjanjian nenek moyang mereka, mereka saling sepakat bahwa akan hidup berdampingan tanpa in...