8. The Help I Need

13.7K 1.9K 422
                                    

ga guys gaaaa, ga amnesia, berfikir realistis gapapa kooo 😭🙏🏻






kasian briva. tauga kenapa dia dikit dikit ngataiin dirinya murahan? karena selama hidup dapetnya hinaan dari mamahnya, jadi briva menormalisasikan buat ngataiin diri sendiri karena ga pernah dapet kata" positif di hidupnya.








8. The Help I Need






Briva pernah sekali terpikirkan untuk mengakhiri hidupnya.



Karena mengira rasa sakitnya akan berakhir.



Namun jika dipikir kembali, jika memang benar mengakhiri hidup akan menghilangkan rasa sakit, apa alasan manusia bertahan mati-matian di dunia ini?


Bukankah sudah jelas jawabannya? Bunuh diri hanya akan menambah rasa sakit yang tidak akan pernah kita duga. Pada dasarnya manusia gemar salah mengartikan.


Tapi sekarang, Briva lebih takut mati daripada ingin bunuh diri.


Di hidupnya yang berantakan ini dia memiliki satu alasan untuk bertahan hidup.


Jadi Briva memohon kepada Tuhan, untuk jangan mengakhiri nyawanya dulu sampai dia merasakan bahagia.




Tolong.....





Jari Briva sedikit bergerak. Dia mulai mendengar suara di sekitarnya meski mata belum terbuka. Yang paling terdengar jelas adalah suara monitor. Perlahan ia membuka matanya, sempat terpejam lagi karena diserang pusing luar biasa.


Tapi aroma familiar membangunkan Briva lagi, membuatnya sadar bahwa Kai ada di sini.

Briva menoleh ke samping kanan, melihat sosok Kai sedang tertidur di sofa. Kepalanya agak menunduk melihat ke bawah, sudah ia duga bagian tangan dan kaki kiri yang bermasalah, saat tertabrak sakitnya luar biasa.

Briva sampai optimis dia akan mati.

Sekarang keduanya sama-sama diperban tebal sampai digerakkan saja rasanya sulit dan nyeri. Jika masih utuh begini artinya tidak perlu amputasi kan? Briva akan lebih menderita jika itu terjadi.


Sebentar, bukankah dia ada di kamarnya? Bukan rumah sakit.


Briva menoleh lagi saat melihat Kai terbangun, pria itu beranjak saat mata meraka saling bertemu. Kai datang menghampiri, menarik kursi dan duduk di sampingnya.

"Ngerasaiin apa?" tanya Kai.

Briva menelan salivanya. "Sakit."

"Bagian?"

"Kaki," jawabnya. "Sama tangan."

Kai mengangguk. "Tunggu Dokter dateng," katanya sambil beranjak untuk menghubungi rumah sakit.

Melihat semua peralatan medis ada di kamarnya, Briva yakin banyak uang yang sudah terbuang oleh Kai. Alasan yang bisa dia tebak, Kai aktor yang tidak sembarangan berada di depan umum

Briva memejamkan matanya lagi, kemudian menoleh ke meja memandang kalender kecil di sana.

Dia sudah 2 hari lebih tak sadarkan diri. Bagaimana bisa... Apakah ada operasi? Atau penanganan khusus?


Mari tidak banyak berfikir....


Sebentar, harus ada yang dipikir.


Jika tangannya sakit siapa yang masak? Apakah Briva akan dipecat karena tidak berguna lagi? Apakah Kai akan mencari pengganti baru?

Rendezvous  ( AS 14 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang