22. Asing

10.9K 2.1K 765
                                    


gue rasa ada yang belum baca lapak What Are We ya makanya banyak yang mempertanyakan kai dilla. karena kalian pikir kai perlakuiin dilla sama kayak briva.

beda ya. kai dilla pure kakak adik, se pure itu.










22. Asing
















Briva suka bertanya-tanya, apakah dia memang ditakdirkan untuk tetap berada di sekitar seorang Zenkai Brian?




Apakah harus selalu ada bayang-bayang orang itu di hidupnya? Di masa depannya?


Ader Management :

Hi, Kak! Saya Aldi Cahyo dari Public Relation Ador Agency ingin mengajak kakak untuk terlibat dengan proses pembuatan syuting film kami dikarenakan pihak produser hendak menyewa kafe kakak yang terletak di Jl. Ahmad Yani no 11 untuk proses syuting sebagai lokasi tetap mulai tanggal 12 September sampai dengan 27 September. Kami minta rate cardnya jika tidak berkenan, ya. Kami sangat berharap Kakak bersedia untui menerima tawaran dalam menciptakan kegiatan yang bermakna ini. Thank you so much, Kak! Kami sangat menantikan bekerja sama dengan Vaye Kafe.


"Lo ambil? Agensi Kai itu," ucap Hendry membuyarkan lamunan Briva. "Ini masa Kai yang ngusulin tempatnya?

Cewek itu mengusap alisnya sejenak. Lalu menggelengkan kepala. "Kai nggak bisa ngusulin ginian, nggak peduli siapa, nantinya bakal tetep ketemu."

"Gue lebih yakin lo nggak bakal nolak uang segede ini."

"Emang nggak bakal ditolak," ucap Briva. Gila jika dia membuang kesempatan uang sebesar ini untuk kepentingan seorang di saat ada 5 pegawai yang harus ia gaji dan beri makan. "Cuma ngeluh aja."

"Mau disewa berapa lama?" Hendry mengambil kuaci yang sudah ia pisahkan dari kulitnya. "Tanggal 12 sampe 27 berapa hari? 3 mingguan ada?"

"Nggak sampe, 2 mingguan."

Hendry menatap Briva lama, sebenarnya agak khawatir sejak Briva cerita mereka berdua bertemu. Dia kenal betul dengan perasaan Briva yang mudah goyah, walaupun 3 bulan ini Briva konsisten. Dia hanya tidak mau anak ini datang ke rumahnya malam-malam sambil membawa koper dan menangis lagi.

Hendry tak sampai hati untuk mengatakan kepada Briva bahwa cewek itu lah yang menyakiti dirinya sendiri dengan bertahan bekerja kepada orang yang jelas-jelas tidak mau membawa perasaan. Akhirnya pasti akan seperti ini.

"Nggak papa," ucap Hendry. "Toh dia nggak pernah peduli 3 bulan lo ngapain aja, fokus sama apa yang lo lakuiin sekarang, anggep Kai orang asing."

"Emang asing dari dulu," Briva terkekeh.

"Yakin liat dia sama cewek waktu itu?"

"Hm," jawab Briva. "Orang baru mungkin, yang nempatin rumah itu, atau ditaruh di rumah lain."

"Briv, nilai Kai dari sudut pandang lo tuh cowok beneran keliatan jahat dan serem anjing," Hendry menggigit kuacinya dengan ujung gigi. "Tapi kalo ngeliat secara langsung, entah topeng cowok itu yang tebel atau gimana, muka dia muka orang bener."

"Gue nggak pernah bilang dia jahat," Briva memakan biji kuaci yang sudah ia kumpulkan.

"Tiap kali lo bahas dia punya banyak rumah aja gue udah merinding," gumam Hendry. "Padahal tuh muka nggak ada kriminalnya sama sekali."

Rendezvous  ( AS 14 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang