Chapter 8. Kedekatan

19 16 0
                                    

Sebulan telah berlalu, suasana kampus mulai menunjukan tanda-tanda akan datangnya libur setelah Ujian Akhir Semester nampak dari kondisi kantin yang mulai sepi tidak sepadat biasanya.

Terlihat hanya beberapa mahasiswa semester tua yang sedang berkonsultasi dengan beberapa dosen pembimbing untuk persiapan wisuda mereka saja.

"braakkk!!!"

Terdengar suara gebrakan meja kantin. Terlihat tiga orang yang duduk bersama, dua diantaranya mahasiswi dan seorang lainnya pria paruh baya yang ternyata dosen.

Ya benar!! Siapa lagi kalau bukan Pak Tijono.

"Kalian udah semester akhir, tapi laporan kalian masih kaya gini?!" teriak pak Tijono.

"Judul kalian, sama isi nya ga nyambung sama sekali! Gitu kalian mau mengajukan
siding skripsi?! Yang ada dibantai sama dosen penguji, tau gak?!" imbuhnya.

"Tapi ini kan metode nya sudah sesuai pak" jawab salah satu mahasiswi bernama Arisa.

"Iya saya tahu?! Tapi ini variable x mu yang mana? Dan variable Y mu tuh yang mana?" kata pak Tijono.

"Saya sarankan kalian ke kampus dulu sana. Liat contoh laporan metode penelitian lagi.
Saya kasih batas waktu sampai hari jumat" imbuhnya.

"Baik, terimakasih pak" ucap mahasiswi lain bernama Susan.

Segera mereka beranjak dari tempat duduk untuk menuju ke perpustakaan kampus.

Terlihat seseorang yang berdiri tidak jauh dari tempat duduk Pak Tijono.

Seseorang yang di maksud ialah Cano, ia berjalan perlahan mendekati pak Tijono yang nampak sedikit kesal.

"Kenapa sih pak kok ekspresinya kaya gitu?" tanya Cano.

"Iki mau to, mahasiswi wedok-wedok meh ngajukke sidang skripsi, tapi laporane
semrawut. Soyo suwe rambutku entek, ora ganteng neh (Ini tadi loh, mahasiswi cewek-cewek mau mengajukan siding skripsi, tapi laporannya kacau)" ujar pak Tijono.

"Wealah sabar pak, udah jadi resiko dosen kali hahahaha" jawab Cano tertawa.

"Bejo ora kowe yo, jajal nek kowe.. wes tak graji laporanmu (Untung bukan kamu ya,
coba kalau kamu.. udah ku gergaji laporanmu)" ucap pak Tijono.

"Waduh lah iki, aku sing ngelu hahahah (waduh lah ini, aku yang pusing hahahah)" sahut Cano.

***

Ditengah perbincangan keduanya, terlihat seseorang berpakaian sama seperti Pak
Tijono menghampiri kedua.

Orang yang dimaksud adalah pak Argas, seorang dosen dari jurusan Sistem Informasi, beliau adalah dosen idaman para mahasiswi kampus.

Karena parasnya yang tidak seperti dosen umumnya, bisa di bilang mirip mahasiswa lah ya.

Beliau juga pernah mengajar Cano semester 2 lalu, hampir seperti pak Tijono, pak Arga
juga disegani oleh rekan sesama dosen dan mahasiswa/mahasiswi di kampus.

Selain itu pak Argas juga memiliki hobi yang sama dengan Cano dan Pak Tijono, jadi kalau mereka bertemu pasti ngobrol seputar dunia mainan mobil-mobilan, action figure dan lain-lain.

"Piye Can, koleksimu nambah lagi ga?" tanya pak Argas.

"Masih yang lama pak, lagi boncos mau nambah kolpri" jawab Cano.

Hubungan Tanpa Sinyal? #VOLUME 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang