Chapter 11. Kerja Paruh Waktu

16 11 4
                                    

Tak terasa hari terus berganti, seiring berakhirnya masa skorsing yang diterima Cano akibat perkelahiannya dengan Gerry beberapa waktu silam.

Kini dia memulai aktivitasnya seperti biasa, saat hendak pergi ke kampus. Pandangan Cano teralihkan oleh sebuah kotak yang tergeletak di meja.

Dia meraih dan mulai membuka kotak itu, Cano mulai mengeluarkan ekspresi sedihnya ketika dia melihat isi dari kotak itu adalah sebuah kalung dan foto dirinya bersama
mendiang kakaknya Vidi.

Dia terdiam dan merenung untuk sesaat, kemudian dia mulai mengemasi dan meletakan kotak itu di meja dan berangkat ke kampus.

Ditengah perjalanannya, pandangan Cano teralihkan pada kedai es teh di bahu jalan.
Pandangan nya teralihkan bukan karena apa yang dijual oleh penjualnya, melainkan teralihkan oleh sang penjual tersebut.

Segera ia memperlambat laju motor nya itu dan mulai menghampiri si penjual. Sedikit kaget penjual itu melihat orang yang baru saja menghentikan motornya ialah Cano, begitu juga Cano yang terkejut setelah mengetahui ternyata penjual itu adalah Rasya.

"Loh bro... lu kerja jualan es teh?" tanya Cano.

"Hehehe iya bro... masih ngikut orang sih" jawab Rasya.

"Udah berapa lama lu kerja ginian?" kata Cano.

"Baru lima bulanan.. kalau ga kerja, gue ga bisa bayar uang kuliah bro ehehhe" jawab
Rasya.

"Wahh, salut gue sama lu.. asli dah" ucap Cano.

"Hehehe.. makasih loh" kata Rasya.

"Ngomong - ngomong, lu mau ke kampus?" imbuhnya.

"Iya nih.. ada kelas nanti jam sembilan.. emang lu ga ada kelas?" ucap Cano.

"Hari ini ga ada kelas gue, makanya gue bisa jualan hahaha" ucap Rasya tertawa.

"Kalo ada lowongan lagi gue mau ras..paruh waktu juga gapapa yang penting gue ada
pemasukan lagi" kata Cano.

"Ada sih.. cuma lokasinya agak jauh sono. Lu mau? Masih satu pemilik kok sama kedai
gue ini" jelas Rasya.

"Beneran!? Gue mau banget" pinta Cano.

"Tinggalin nomor whatsapp lu aja sini.. ntar gue bilangin ke bos gue.. kali aja belum
dapet orang" kata Rasya sambil memberikan kertas dan pulpen.

"Oke.. gue tulis di sini ya?" ujar Cano sambil mencatat nomornya dikertas yang
diberikan Rasya.

"Ya bos tulis aja..." jawab Rasya.

"Eh gue beli red velvet dua, sama milk tea dua ya di bungkus" pinta Cano.

"Wih banyak bener pesennya.. buat siapa nih?" tanya Rasya.

"Biasa titipan temen.. hahaha" jawab Cano.

"Ohhh temen lu yang dua kemarin itu ya?" ucap Rasya.

"..." Cano hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Temen kek mereka tuh jangan lu sia-siain bro.. kalau gue liat mereka loyal.. sulit nyari temen kaya mereka" ucap Rasya.

Cano hanya mendengarkan apa yang di ucapkan oleh Rasya...

Pesanan sudah siap dan Cano memberikan selembar uang seratus ribu.. lalu Cano
segera berpamitan menuju ke kampus.

"Gue berangkat dulu ya broo.. kabarin ya kalau bos lu lagi butuhin karyawan lagi" kata Cano.

"Oii kembaliannya!" teriak Rasya.

Hubungan Tanpa Sinyal? #VOLUME 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang