[25] Akhir Kisah Kita

81 15 6
                                    

   

    "Naya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


    "Naya... Enza udah nyerah." ucap Naren setelah seorang perawat memanggilnya dan memberikan kabar duka.

     "Maksud lo?!" sontak buket yang tadi ia peluk tergeletak begitu saja di lantai.

      "Enza udah sembuh... buat selamanya, dan enggak akan pernah terluka lagi." lanjut Naren.

      "Enggak! ENGGAK! Lo bohong kan ren? SUMPAH ENGGAK LUCU, GILA!" seru Naya.

      "Enggak Nay, Enza beneran udah sembuh... " Naya menggeleng kuat dengan eskpresi marahnya.

       "ENGGAK USAH NGADI-NGADI LO! ENZA BELUM MATI!" jerit Naya sembari pergi dan menghampiri seorang perawat yang tadi sempat memanggil Naren.

       "Maaf? Tapi pasien atas nama Kenzaka Pratama sekarang kondisinya stabil kan? tadi temannya sedang berbohong kalau dia sudah enggak ada, kan?" desaknya pada perawat itu. Alih-alih langsung menjawab, perawat ini menarik napas pandang dan tersenyum semu.

       "Maaf nona, pasien atas nama Kenzaka Pratama telah tiada pada pukul 20.17 tadi." jawabnya, sontak tubuh Naya melemas dan jatuh terduduk di lantai.

       "NAYA!" pekik Dania sembari berlari menghampiri sahabatnya yang tengah sangat terpukul itu.

       "STOP! jangan ada yang sentuh gue! hiks... G-gue yakin! Enza bakal dateng habis ini dan meluk gue...hiks...kayak biasanya kalau gue lagi sedih...GUE YAKIN DIA MASIH HIDUP DAN LAGI PERJALANAN DENGAN MOTORNYA BUAT JEMPUT GUE GAK LAMA!" serunya sembari tersedu pilu.

       "Dia janji buat terus bersama gue selamanya, dia janji buat enggak ngelukai gue lagi, dia janji mau ngajak gue ke padang bunga dan ngasih gue sesuatu di sana, DAN ENZA GABAKAL INKAR JANJI!" pekiknya sembari memungut buket bunganya dan berlari meninggalkan ruang tunggu ICU.

         "NAYA!"

         "Biarin dia sendiri dulu, aku bakal ikutin dia dari belakang. Tolong urus dulu hal yang penting, biar Naya sama aku aja." ucap Rere sembari turut berdiri dan mengikuti kemana adiknya pergi.

             ............................

  

     "Hiks... Enza brengsek! apa maksudnya dia ninggalin gue gitu aja? DASAR PEMBOHONG!" rancaunya di sebuah halte... Ya, ia berada di halte dimana pertama kali Enza dan dirinya mengenal untuk pertama kalinya. Ia kini menoleh pada bangku di sebelahnya dan tersenyum kearah bangku itu.

     "Enza... Tolong balik lagi... Aku engga bakal maksa kamu buat minum matcha, aku enggak bakal mukul lengan kamu kencang-kencang, aku bakal nurutin semua kata kamu. Asal kamu kembali, ya sayang?" lirih Naya pada bangku kosong di sebelahnya.

      "Aku udah dateng sesuai janji aku, masa kamu enggak berniat buat nepatin janji kamu?

   "Udahan ya pranknya? aku janji bakal pura-pura kaget waktu kamu keluar dari persembunyian kamu sekarang. "

[√] Miss 🌆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang