"Pasien mengalami kehilangan cukup banyak darah dan saya rasa pasien akan memerlukan beberapa kantung darah. Namun kebetulan stok darah golongan darah B di rumah sakit ini sedang habis. Apakah anda memiliki kenalan yang punya golongan darah yang sama dengan pasien?" Ucap Seorang dokter yang menangani Naya.
"Saya akan mendonorkan darah saya, dok." Ucap Charissa mantap.
"Namun saya rasa akan perlu lebih dari 1 orang untuk mendonorkan darahnya. Karena ini juga demi kebaikan anda, nona." Jelas dokter tersebut.
"Hmm... Enza, golongan darahmu apa?" Tanya Charissa.
"Sama denganmu, namun aku tak bisa mendonorkan darahku."
"Kenapa?"
"Aku benar-benar tak bisa. Andai aku boleh mendonorkan darahku, maka aku akan rela mendonorkan sebanyak yang Naya perlukan." Ucap Enza dengan tatapan sendu.
"Ah! Ternyata kau memang benar-benar seorang pengecut." Gerutu Charissa. Enza hanya menghembuskan napasnya kasar sebagai tanggapan.
"Saya akan mendonorkan darah saya!" Ucap seorang pria yang tiba-tiba menghampiri mereka.
"L-Leo?"
"Baiklah, mas dan mbak bisa ikut saya sekarang juga." Ucap Dokter itu sambil berlalu. Charissa dan Leo hanya mengangguk dan mengikuti dokter tersebut.
Enza? Dia hanya duduk di kursi tunggu sembari menatap kosong ke arah pintu UGD, dia bisa saja masuk ke sana dan menunggui Naya disana, Tapi sayangnya ia tak tega tuk melihat kondisi Naya.
"Enza! Donor darahnya berhasil, kata dokter tinggal tunggu perkembangan Naya setelahnya." Ucap Charissa sembari berjalan ke arah Enza.
"Bagaimana dengan pria tadi?" Tanya Enza.
"Dia sudah pulang, tadi sempat ditelpon ibunya untuk dimintai bantuan." Jelas Charissa.
"Oh begitu..."
"Omong-omong mengapa kau kemarin meninggalkan Naya seperti itu, hah?! Kau tak tahu saja seberapa kerasnya usaha Naya mencarimu dan kau malah berkata begitu!" Hardik Charissa, Enza hanya menunduk mendengarnya.
"Dan sekarang kau memilih tuk menjadi pengecut? Kasihan sekali Naya karena telah ditakdirkan pernah bertemu dengan pria sepertimu." Sarkas Charissa.
"Asal kau tahu, ku lakukan hal ini juga bukan karena tak berdasar pada apa-apa. Namun hal ini kulakukan agar Naya tak terluka."
"Kondisi Naya kemarin dan kau katakan ia tak terluka? Come on Enza! Don't be stupid."
"Aku melakukannya agar ia tak terluka lebih dalam. Kalau kau hendak membahas tentang donor darah itu untuk selanjutnya, aku pun punya alasannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Miss 🌆
Fiksi Remaja[End] [26 / 26 published!✨] [Budayakan vote & comment!! ] [LAGI REVISI SAYY 😌😻💅] [Chapt yg sudah revisi: 1] "I knew you wouldn't come back, but I waited.. And i will always be there for you." Berawal dari berjumpa, bertukar sapa, lalu jatu...