7

901 62 7
                                    

Hey, hey, hey!

Apa kabar semuanya?

---------------------------------

"Hal yang paling memuakkan adalah, ketika dia mengatakan padamu bahwa kau paling berharga. Tapi nyatanya ada orang lain yang berada di tengah-tengah hubungan kalian berdua."-Syaa

----------------------------------

"Cakra!"yang dipanggil menoleh sebagai sahutan

"Apa?"tanya Cakra

"Ingat kejadian kemarin gak?"tanya Calvin dengan gabutnya

"Kejadian apa?"tanya balik seorang Cakra tampak sangat kebingungan

"Kemarin waktu kita demam barengan"balas Calvin yang membuat  kembarannya terdiam.

Dia ingat itu. Saat dimana sang papa datang dengan wajah paniknya, memasuki kamar mereka dengan kunci cadangan.

Bahkan melupakan, bahwa dia masih memakai jas kantoran. Pria itu tampak sangat kelelahan.... Tapi dia yang datang pertama kali saat mereka membutuhkan seseorang sebagai kekuatan.

Hal itulah yang membuat kedua anak kembar ini bimbang.... Antara memaafkan atau meminta maaf. Itu 11/12 rasa sulitnya. Dan mereka benar-benar belum siap!

Lantas kapan siapnya?

(Menolak adegan penting di part 5 dihilangkan.)

Flashback

"Astaga, Cakra.... Calvin? Apa yang kalian makan disekolah!? Kenapa sampai sakit begini? Kalian minum es terus ya?"tanya beruntun dari Rey membuat Cakra berdecak kesal

"Ck, diamlah!"suruhnya yang membuat pria paruh baya yang sayangnya sangat tampan itu langsung terdiam.

Cakra yang merasa tubuhnya lemas lagi pun langsung berbaring di samping kembarannya.

"Hey, tidak ingin kerumah sakit saja? Atau perlu papa panggilkan dokter kesini?"Cakra dan Calvin serentak tersentak saat merasakan tangan hangat sang papa yang menempel di kening mereka bergantian.

"Tidak"jawab Calvin singkat, sebenarnya dia ingin menepis tangan papanya itu. Namun apa daya? Tangannya bahkan sangat lemas untuk sekedar bergerak sedikit saja.

"Emm ada yang kalian inginkan sekarang?"tanya Rey memastikan

"Keluar."suruh Cakra tanpa menatap wajah sendu sang papa karna permintaannya.

Bolehkah Rey sedih sekarang? Dia sudah berusaha menjadi papa yang baik untuk anak-anaknya. Dia selalu berusaha jadi contoh dan panutan mereka.

Kata orang-orang, seorang papa adalah pahlawan bagi keluarganya. Lantas, apakah Rey sudah berhasil menjadi pahlawan untuk anak-anaknya?

Huft.... Lalu Liam dan Dave kau anggap apa Rey?

Rey menundukkan kepalanya sebelum akhirnya berbalik untuk pergi.

Calvin menatap punggung pria itu dengan tatapan penuh arti.

"Hatchi"sungguh ini bukan disengaja, Calvin benar-benar merasa bahwa dia tiba-tiba pilek di detik itu juga. Cakra menatapnya heran? Apa-apaan? Tadi tidak tuh?

Dengan sigap Rey langsung mengambil tisu dan me lap cairan bening (ingus) yang keluar dari hidung salah satu anaknya.

Dia membuang tisu yang sudah digunakan itu ke tong sampah yang sudah disiapkan di kamar anaknya.
Lihat wajah itu, tidak ketara raut jijik sama sekali....

Pria paruh baya itu langsung bergegas berbaring ditengah kedua anaknya saat melihat Cakra ingin memeluk kembarannya yang tiba-tiba pilek itu.

Pemuda yang merasa pelukannya tertepis pun menatap tajam pelaku yang dengan enteng tiduran ditengah-tengah ia dan kembarannya.

•REYNARD KAVY ZAVEGAN• {S2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang