13

617 59 12
                                    

Kangen Reynard?

Apa kangen Rasya?

Atau malah, kangennya sama Syaa? (PD bat yak hehe)

Maaf ya lama up nya, susah banget buat dapat ide untuk kelanjutan cerita ini.

Mohon dimaklumi.

Btw.... JANGAN JADI PEMBACA YANG GAK VOTE YA ^^

bisa-bisanya yang baca ribuan, yang vote masih ratusan.

Kalau gak follow, setidaknya hargai penulis. Dengan cara vote kalau baca ceritanya.

Kesel dikit 😌

----------------------------------

"Kesabaran ada batasnya, kalau candaan lu kelewatan.... Hati-hati aja."-Syaa

-----------------------------------


"yak! Bang!? Senyum dong!"

"Gak."

"Ayolah~"

"...."

Suara yang familiar terdengar di telinga seorang Rasya, dia tertegun sejenak. Menatap kearah dua orang pemuda dihadapannya, dengan tatapan tidak percaya.

Kakinya tergerak lebih cepat, menuju kearah dua pemuda itu.... Yang sedang bersiap untuk pergi.

"ZIO, TUNGGU!"teriakan Rasya membuat kedua pemuda yang ia panggil, mengalihkan atensi mereka kearahnya.

Ziovan menatap heran kearah adiknya, seakan mengatakan 'kau kenal dia?'

Zio menggelengkan kepalanya, ia juga bingung.

"Om siapa ya? Kok tau nama kita?"tanya heran Zio dengan sopan

Mata Rasya berkaca-kaca. Ah, jadi benar ia tak salah orang?

"Kamu.... Kamu pasti Zio kan?"

"Dan kamu.... Ziovan?"

Pertanyaan dari Rasya dijawab dengan anggukan oleh keduanya. Kenapa? Karna Rasya menebak sambil menunjuk. Dan ternyata tak salah.

"Iya om? Kenapa ya?"tanya Zio lagi

Rasya tidak menjawab pertanyaan itu. Ia malah merengkuh kedua pemuda tersebut kedalam sebuah pelukan hangat. Yang sangat ia rindukan.

"Papa.... Kangen kalian"ujarnya dengan nada lirih

Duo Z terdiam, mereka saling melemparkan tatapan bingung. Tapi tak di pungkiri, mereka membiarkan acara pelukan itu berlangsung. Kenapa? Karna mereka merasa nyaman dan merasa sedikit familiar dengan kehangatan ini.

Papa ya?

Bahkan mereka tak tau dimana pria itu. Mereka hanya hidup berdua, entah sejak kapan.

"Seperti ini ya, rasanya dipeluk seseorang yang ngaku adalah ayah kita?"batin Zio dengan mata yang kini memancarkan tatapan penuh harap.

Rasya melepaskan rangkuhannya dengan perlahan. Mengelus wajah kedua manusia yang membawa banyak perubahan kedalam hidupnya.

Kebersamaan, keharmonisan, penyesalan, kebahagiaan, kepergian. Hingga tahap mengikhlaskan, benar-benar tak akan pernah Rasya lupakan. Ia benar-benar tak menyangka bahwa keduanya benar-benar masih ada, sesuai firasatnya.

•REYNARD KAVY ZAVEGAN• {S2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang