12

754 50 6
                                    

Eh?

Hehe....

Hai ^^

Mau cerita sesuatu gak hari ini?

--------------------------------

"Mereka adalah rumah kita. Jika mereka pergi, kita harus tinggal dimana lagi?"-Syaa

---------------------------------

Disinilah Rasya sekarang, di tengah-tengah beberapa dokter yang mengepungnya. Rasya mamayunkan bibirnya kesal. Apasih, ini gimana maksudnya!?

"Udah kan? Udah selesai periksa-periksanya! Sana minggir!!!!"Rasya memberontak

Para dokter menatap kearah Reynard dan Ravin, meminta persetujuan. Keduanya pun mengangguk.

Melihat hal itu, para dokter pun bubar dan sedikit membungkukkan badannya sebagai tanda pamit pada Reynard dan Ravin, oh iya.... Pada Rasya juga.

"Nah, gitu kek. Ribet amat"Rasya menatap julid kearah orang-orang tersebut.

Kedua pria yang merupakan saudaranya hanya terkekeh kecil. Ah, adik mereka yang manis....

"Apa, apa mata lu!? Mau gua colok"hilang sudah sifat kalem Rasya.

Reynard menatap tajam kearah adik bungsunya itu, yang langsung di tatap Rasya dengan tatapan yang tak kalah tajam.

"Huft...."

Ravin menghela nafas lelah, melihat kejadian tersebut. Kenapa kedua saudaranya ini, setiap bertemu malah seperti Tom and Jerry?

"Sudah."tegurnya singkat yang membuat Reynard maupun Rasya mengalihkan tatapannya kearah lain.

"Hump!"kesal keduanya

Astaga....

Jika boleh jujur.

Ravin frustasi.

Ravin mengambil buah yang sudah dipotong, dari sebuah piring yang terletak diatas meja kecil. Buah itu terlihat lebih menarik dari pada dua pria yang bertengkar di depannya.

"Ck, ini yang katanya papa terbaik untuk anak-anak? Ini mah bocah"sindirnya yang dihadiahi tatapan tajam oleh kedua saudaranya.

Ravin sih tidak peduli ya. Bodo amat dia tuh.


"Hahaha, buset dah. Gua kira papa gak bisa ngambek kayak gitu bang"Levan tertawa dengan bebasnya, sambil menatap sebuah tablet ditangannya.

Lean melirik kearah tablet itu lalu tersenyum tipis. Ah, papanya?

"Jangan gitu. Entar papa marah"ujarnya mengingatkan dengan wajah datar.

"Kalau marah, tinggal kasih tau om Reynard atau om Ravin aja. Kan mereka tuh pawang galaknya papa"balas Levan

Lean tak bisa untuk tidak tersenyum.
Sungguh, papanya itu penuh kejutan.

"Sudahlah, terserah mu."ujar Lean singkat, kembali mendatarkan wajahnya.

"Tadi abang senyum ya? Ngaku hayoo"ledek Levan yang membuat sang Abang menatapnya tajam

"Apa? Nggak."balasnya singkat

Levan yang mendapatkan balasan seperti itu pun hanya bisa mendengus kesal.

"Dasar Abang Tsundare."gumamnya penuh rasa kesal.

"Apa? Kau mengatakan sesuatu?"tanya Lean dengan wajah datarnya.

•REYNARD KAVY ZAVEGAN• {S2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang