03: Alister and Aluna

147 13 3
                                    

HOLAAAAAA

APA KABAR KALIAN? MERINDUKAN ALISTER? LAMA YA AKU NGGA UP HAHAHA

KALIAN JUGA JANGAN PELIT VOTE SAMA KOMEN YA😌

Aku males update kalau kalian tidak memberikan feedback:)

Intinya jangan pelit VOTE & KOMEN!!!

Happy Reading semua💐

*********

Alister turun dari mobilnya dengan menunjukkan wajah datarnya. Hari ini mood Alister sangat buruk sejak kejadian semalam. Pipi yang terkena tamparan sang Mami pun tidak Alister obati hingga saat ini.

Wajahnya sedikit memar, dan tadi Alister tidak sarapan terlebih dahulu. Alister melewati koridor sekolah yang masih begitu sangat sepi, langkah kakinya menuju ke kantin sekolah. Alister ingin mengisi tenaga dia terlebih dahulu sebelum belajar.

Alister pergi ke stand penjual nasi goreng, "Bu, pesan nasi goreng satu porsi," celetuk Alister.

"Eh, Nak Alister, tumben sekali sarapan di sekolah," celetuk sang penjual.

Alister mengulumkan senyumannya, "Lagi mau sarapan di sekolah aja, Bu," jawab Alister lembut.

Sang penjual hanya tersenyum. Dimata penjual itu bahwa Alister adalah anak yang sopan, walaupun dia tahu bahwa Alister seorang playboy, dan sering sekali masuk ruang BK. Tetapi Alister selalu sopan kepada orang yang lebih tua.

Alister mengambil kaleng soda yang ada didalam lemari pendingin.

"Minum soda pagi-pagi itu ngga baik lho," celetuk seseorang yang membuat Alister melirik ke arah sumber suara.

Alister menatap seorang gadis yang memakai cardigan berwarna pink berdiri di belakangnya. Gadis itu tersenyum kepada Alister.

"Luna," gumam Alister pelan.

Eilaria Aluna. Gadis yang dikagumi oleh Alister selama hampir tiga tahun. 

"Alister, kalau bisa jangan minum soda, ya. Kamu minum susu, air putih, atau air hangat," nasihat Aluna kepada Alister.

"Oh, iya." Alister menaruh kembali minuman kaleng yang dia ambil tadi dan menggantinya dengan susu kotak.

Aluna tersenyum lembut karena Alister mendengar saran darinya. Aluna juga mengambil sebuah kotak susu rasa cokelat.

Alister mengalihkan pandangannya, dia merasa gugup didekat gadis itu. Alister memilih berjalan menuju sebuah meja yang kosong seraya menunggu makanannya datang. Alister tak menyangka kalau dia bisa bertemu dan mengobrol dengan Aluna.

Ini bukan pertama kalinya, di kelas sebelas mereka pernah satu kelas dan satu kelompok. Namun di kelas dua belas mereka berpisah karena ketentuan dari sekolah, di mana setiap tahunnya kelas akan diacak.

Beberapa menit kemudian makanan Alister datang, namun yang mengantarkan bukan sang penjual melainkan Aluna. Gadis itu duduk tepat di samping Alister. 

Alister mendadak menjadi canggung dan kaku. 

"Kok ngga dimakan? Ini benar pesanan kamu kan?" celetuk Aluna kepada Alister

"Iya," jawab Alister seadanya.

Alister menetralkan dirinya, dia harus bersikap biasa saja. Alister mengambil makanannya, lalu tanpa memperdulikan orang yang ada di sampingnya pun dia makan makanannya dengan tenang.

Dangerous ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang