HAPPY READING!
*******
Hari kelulusan pun tiba. Setelah dua bulan menunggu akhirnya Alister benar-benar di nyatakan lulus. Ia menjadi lulusan terbaik di sekolah. Alister berusaha keras untuk mendapatkan nilai yang sempurna, bahkan ia menyibukkan dirinya untuk belajar dan belajar.
Menjauh dari orang-orang terdekat sacara perlahan, terutama dari kedua sahabatnya. Eunola dan Gerald pun menyimpan raas penasaran dengan perubahan sahabat mereka, tetapi tidak ada jawaban yang dapat menjawab rasa penasaran mereka.
Alister pun telah memutuskan seluruh pacar-pacarnya sejak dia bertemu dengan keluarga Narendra. Peraturan yang dia tahu dalam keluarga tersebut adalah, tidak boleh memainkan seorang perempuan.
Tak ada rasa kesal atau sedih dia pun dengan cepat memutuskan hubungan.
Perubahan Alister benar-benar menjadi tanda tanya. Bahkan Chelsea sebagai Ibunya pun merasa bingung. Sikap putranya semakin dingin seiring berjalannya waktu. Setiap kali mereka makan bersama hanya Alister yang diam, tak mengeluarkan suara untuk berbagi cerita.
Seperti saat ini di tengah keramaian seorang pria tinggi tengah menatap keramaian dengan tatapan kosong. Ia lulus, namun tak melihat tanda-tanda kehadiran keluarganya.
Alister hanya dapat tersenyum. Apa yang dia harapkan? Memangnya mereka mau datang? Pikir Alister.
Pria itu memilih untuk menjauh dari keramaian. Alister menghindar dari kedua sahabatnya, bahkan dari Aluna yang notabenenya perempuan yang dia kagumi
Alister melangkah menuju taman belakang. Ia ingin memuaskan dirinya untuk berkeliling sekolah sebelum pada akhirnya dia tak akan pernah kembali ke bangunan sekolah ini. Tiga tahu menempuh pendidikan di sekolah ini membuat Alister belajar banyak hal.
Ketika ia tengah menikmati kesunyian setiap langkahnya di koridor, ia menghentikan langkahnya ketika mendengar suara isak tangis seorang perempuan.
Alister mengerutkan keningnya bingung. Ia menatap sekitar koridor yang sepi, namun bola mata biru lautnya menangkap sosok perempuan yang tengah duduk di sebuah kursi panjang dengan mengenakan kebaya pink. Perempuan itu menangis.
Melihat postur tubuh, rambut, dan warna kulitnya membuat Alister mengenali perempuan itu. Tanpa ragu mengucapkannya, ia menyebutkan nama perempuan itu.
"Kenny..."
Tubuh Kenny menegang mendengar suara berat seorang pria yang dia kenali. Ia melirik ke sumber suara, tak jauh darinya ia melihat pria bertubuh tinggi mengenakan pakaian formalnya.
Kenny gemetar. Melihat sosok Alister di dekatnya membuatnya takut yang seakan-akan melihat monster.
Kaki Alister melangkah mendekat. Kenny menggelengkan kepalanya, ia tak dapat mengeluarkan suara apapun.
Tepat di hadapan Kenny, tatapan Alister berubah. Ia menatap perempuan itu dengan sorot mata yang dingin, pandangan Alister tertuju kepada sebuah benda panjang yang dipegang Kenny.
Alister menyeringai tajam, "Benar dugaanku bukan? Kamu akan menjadi seorang Ibu di hari kelulusanmu," ucap Alister dengan nada rendah.
Kenny tak berkutik. Ia tak ingin menatap Alister. Setiap kali melihat atau mendengar nama itu membuat tubuh Kenny gemetar. Ia trauma dengan laki-laki seperti Alister.
Wajahnya terlihat seperti malaikat, namun sifatnya seperti iblis.
"Ah, Kenny... Aku akan mengucapkan selamat kepadamu untuk kedua kalinya. Jadi, selamat atas kehamilanmu, Kenny." Alister menjeda ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Man
Romance• Don't copy my story! • Jangan lupa tinggalkan jejak ketika kalian baca cerita ini. Vote dan komen! WARNING! ⚠️Cerita ini mengandung kata-kata kasar ⚠️Cerita ini tidak untuk dibaca anak di bawah 17 tahun! ⚠️This is a dark romance story Dia, Alister...