11

1.9K 199 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semilir angin sore menerbangkan helaian rambut Elias yang sudah memanjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semilir angin sore menerbangkan helaian rambut Elias yang sudah memanjang. Bulan ini ia belum diantar mbak Rani untuk potong rambut di salon langganan. Goresan demi goresan tercetak di pasir taman akibat jari-jari Elias. Ia tengah menunggu kedatangan seseorang di sana.

Plakk

"Aduh!" Elias meringis saat Yovin menepuk jidatnya yang masih terasa hangat.

"Udah tau lagi demam kenapa malah ngajak main?"

Elias mendongak, tatapnya jatuh pada pandangan serius milik Yovin. Temannya itu sudah berdiri di hadapannya dengan tangan yang berkacak pinggang. Bintang di sampingnya terlihat tengah asik menyendok es krim dalam genggamannya. Elias memang izin tak masuk sekolah dari kemarin akibat asma yang menyerang dan berujung demam tinggi.

"Aku udah sembuh, bosen di rumah. Jadi panggil kalian buat main."

"Ya udah ayo lanjut main kayak kemaren." Ajak Bintang. Selumbari mereka bermain petak umpet di taman ini, terlalu asik hingga lupa waktu, pulang-pulang Elias harus menerima konsekuensi akan kondisi tubuhnya.

"Jangan! Kan El baru aja sembuh. Jungkat-jungkit aja sana bang Bin naik sama El. Aku mau ayunan aja ngabisin es krim." Perintah Yovin sembari mengeluarkan satu cup es krim dari kantong plastik.

"Ide bagus!" Keduanya segera menaiki jungkat-jungkit yang baru saja dipasang minggu lalu oleh pengelola taman komplek.

Sepanjang bermain tawa keduanya menggelegar. Bintang yang notabenenya lebih berisi dibandingkan Elias terus tertawa karena berkali-kali temannya itu terpental. Sore itu senyum Elias terus mengembang. Sejenak ia lupa dengan kata-kata pedas dari Ema semalam. Hari mulai menggelap, sayup-sayup panggilan seseorang mengalihkan perhatian ketiganya.

"Mas El ayo pulang!" Teriak Rani menghampiri Elias.

"Bentar, mbak. El masih mau main." Ucapnya dengan wajah memelas.

"Miss Erika udah dateng. Nanti mama marah kalo Mas El ngga belajar." Bujuk Rani seraya menurunkan Elias dari jungkat-jungkit.

"Belajar dulu, El. Besok main sama kita lagi. Nanti kalo kamu dimarahin kita juga kena marah." Yovin tersenyum usai memohon pada Elias. Elias tak juga beranjak dari tempatnya berdiri. Wajahnya yang masih kemerahan terlihat semakin memelas memandangi kedua temannya. Dengan berat hati ia meninggalkan Yovin dan Bintang di taman komplek.

Pirau || Hwang Hyunjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang