17

2K 208 50
                                    

Memiliki keluarga penuh cinta sebagai tempat kembali pulang tentunya adalah keinginan setiap orang, termasuk Elias

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memiliki keluarga penuh cinta sebagai tempat kembali pulang tentunya adalah keinginan setiap orang, termasuk Elias. Jika ada kesempatan untuk bertanya pada Tuhan, mungkin Elias sudah dengan lantang menanyakan tentang hidupnya. Sungguh, Elias tak ingin banyak, tapi mengapa harga yang harus ia bayar begitu besar?

Kepalanya serasa ingin pecah. Desing bagai ada banyak orang yang tengah menyodorkan permintaan dalam otaknya. Elias kembali menjambak rambutnya memukuli kepalanya meminta orang-orang itu pergi. Dadanya begitu sesak akan perasaan bersalah. Pertengkaran Juan dan Sania juga makian-makian sang mama terus berputar dalam pikirannya. Elias menunduk memeluk lutut karena rasa takut yang semakin menghantui. Mata bengkaknya memandangi darah yang mengering di luka kakinya. Elias membiarkan telapaknya tersakiti bebatuan jalanan, ia biarkan tubuhnya diterpa dingin malam taman kota.

"Uhuk uhukk uhuk ..." Dadanya terasa ditusuk jarum setiap batuk menghampiri. Ia tertawa hambar melihat darah mengotori tangan yang semula membekap mulutnya. Derasnya aliran sungai di pojok taman kota menjadi pengiring kesendiriannya. Kakinya ia turunkan, ia ayun-ayunkan di atas aliran. Gemericik air membuatnya membayangkan rasanya terbawa arus di bawah sana.

"Meong ..."

Tatap sendunya beralih saat panggilan induk kucing semakin nyaring. Seperti paham jika Elias tak bisa bersentuhan dengan kucing, buntalan bulu itu hanya mengeong tanpa menyentuhnya.

"K-kenapa pus?" Suara parau milik Elias terdengar.

Kucing itu mengeong seperti memintanya untuk ikut. Pandangannya mengedar melihat ke mana arah mata induk kucing meminta. Bagai tak diizinkan untuk terjun ke sungai, kucing itu terus mengeong meminta Elias segera beranjak mengikutinya.

"Cari apa?"

Lagi-lagi Elias meringis merasakan sakit di sekujur tubuhnya saat ia bangkit dari duduk. Langkahnya pelan dibawa, sesekali terseok di jalanan setapak. Kucing itu membawanya hingga ke pinggiran jalan, matanya menyipit mencari sesuatu yang kiranya kucing itu butuhkan, hingga obsidiannya bertemu dengan anak kucing di pembatas jalan.

🍃

"Yang itu belum di-acc," ucap perempuan yang tengah sibuk menjawab pertanyaan dari balik benda pipih.

"Minta ganti desain lagi, katanya dikirim besok."

"Ya Tuhan!!"

Tiiiiiiinnnnn

"Ra, bentar gue nabrak orang," tutupnya pada orang di sebelah sana.

Rasanya Jihan menyetir dengan kecepatan rendah, lalu lintas di jalanan yang ia lewati pun tak begitu ramai. Namun kembali lagi, naas tak ada dalam kalender. Jantungnya berdebar saat menemukan seorang yang masih tergeletak di depan mobilnya dengan napas yang sudah tersengal.

Pirau || Hwang Hyunjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang