"Tambah lagi, El..." Sania kembali menaruh pisau dan garpunya di piring. Tatapnya tertuju pada Elias yang hendak bangkit dari kursi di sebelah Sania.
"Udah kenyang, Bun." Jawab Elias dengan tak lupa memberi senyum setelahnya.
Tangannya bergerak menahan Elias, "Tapi kamu cuma makan separuh doang itu, ngga suka sama sandwich-nya? Mau dibikinin yang lain?"
"Ngga, Bun. Beneran El udah kenyang. El pamit dulu Yah, Bun."
Elias benar-benar beranjak dari sana setelah menyalami Sania dan Juan. Ia berniat menghindari mereka karena batuk yang terus menyerang sepanjang sarapan. Jika kalian pikir Elias rutin mengkonsumsi obatnya, itu salah. Bahkan jika diingat, Elias hanya mengkonsumsinya sekali setelah mendapatkannya. Selebihnya obat-obat itu tetap tersimpan rapi di lacinya. Rasanya percuma saja karena ia tahu sakitnya tak akan bisa disembuhkan, tak akan ada yang merasa kehilangan jika umurnya benar-benar tak akan panjang.
Langit benar-benar berkebalikan dengan suasana hati Elias saat ini. Langkahnya ia bawa perlahan menyeberangi jalanan depan sekolah. Raihan merangkulnya tepat saat ia memasuki gerbang. Pipi tembamnya semakin mengembang saat senyum lebar hadir di wajahnya.
"Babe gue baru balik dari kampung dapet jagung banyak banget dari kakung. Yoklah bakaran di rumah gue."
"Cuma berdua sama gue?" Elias menengok sinis pada Raihan.
"Tidak mungkin wahai bujangan. Ntar dikira emak gue udah belok bawa pulang cowok cantik."
Plak!!
"Aduh!" Raihan memekik begitu Elias memukul punggungnya dengan buku paket.
"Gila lo, Re."
Elias kesal dengan ucapan Raihan karena tak begitu suka dengan ejekan macam itu. Memiliki wajah tampan menyerempet cantik membuatnya sering diolok-olok oleh teman-temannya dulu. Terlebih dengan kondisi tubuhnya yang tak sama dengan teman-teman lelaki lain membuat Elias sering mendapat penindasan.
"Tapi emang andai lo cewek keknya gue suka deh."
"Jijik gue! Stress!"
"Canda, El. Ya gusti gue masih demen si Bela."
"Lo doang, Bela engga."
"Anda jangan mudah membuat kesimpulan ya. Gue masih usaha!"
"Udah jelas si Bela aja ilfeel sama lo."
"Ngga usah sok tau lo. Cewek tu gitu, awalnya doang sok-sokan ngga suka. Liat aja kelas 11 nanti gantian dia yang nempel ke gue."
"Kelamaan."
"Heh!!!" Lelaki tupai itu berlari mengejar Elias yang berjalan cepat mendahuluinya.
🍃
Kriiiing kriiiiing
Pelajaran ditutup karena bunyi bel yang sudah menggema. Beberapa siswa ikut membuntuti guru yang keluar dari kelas Elias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pirau || Hwang Hyunjin ✔️
Fanfiction[End, Belum direvisi] Blurb: Semua sudah abu-abu sedari awal. Harusnya ia tak pernah takut untuk memijaki kehidupan ini sendiri karena sejak dilahirkan pun ia sendiri. . . . Ide cerita murni dari pemikiran sendiri. Apabila ada kesamaan penokohan, al...