23

2.1K 211 69
                                    

Pagi ini suasana rumah Bagaskara sedikit ricuh karena Elias yang terbangun kesiangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini suasana rumah Bagaskara sedikit ricuh karena Elias yang terbangun kesiangan. Niat hati hendak mangkir terapi pagi karena kesiangan, tetapi gagal. Sania tak mengizinkannya berangkat sekolah jika tak melakukan terapi paginya. Elias tak berani mengelak dan tunduk menurut dengan titah ibundanya dibanding harus mengikuti ujian susulan.

"Elias! Bentar ini dibawa."

Elias yang semula sudah mengambil ancang-ancang untuk berlari pun kembali menoleh karena teriakan Sania. Satu kotak bekal berhasil masuk ke tasnya lantaran ia tak sempat menyantap sarapan pagi di rumah.

"Makasih, Bun. El pamit."

"Jangan lari!" Ucap Sania sebelum Elias melepas tangannya.

"Iya, Bun."

Rino sudah memasang wajah tetekuk saat Elias tiba di teras. Benar saja jika Rino kesal, bel masuk berbunyi 20 menit lagi. Namun, sekesal apapun ia tak setega itu untuk meninggalkan Elias karena sang ibunda telah berpesan jika Elias tetap berangkat sekolah. Tak mungkin membiarkan Elias menaiki bus kota, yang ada ia hanya akan terkena hukuman karena terlambat atau bisa saja tumbang sebelum sampai di sekolah.

"Maaf, bang."

"Buruan ah." Tak ingin membuang waktu dengan bermaaf-maafan, Rino bergegas memasuki mobil yang telah siap di depan.

Mobil yang mereka tumpangi melesat dengan kecepatan tinggi agar tak terlambat. Tak ada perbincangan antara Elias dan Rino selama perjalanan sebab Rino sangat fokus mengemudikan mobilnya. Hingga tiba di sekolah mereka langsung berpisah menuju ruangan masing-masing.

Dua jam berlalu sejak mata pelajaran pertama diujikan. Beberapa kali Elias terbatuk di tempat duduknya. Kepalanya serasa ingin pecah usai mengerjakan rangkaian satuan dan rumus fisika. Merasa demikian, ia memilih tak mengikut Mahesa ke kantin. Ia memilih bangku depan kelas untuk alternatif tempat istirahat sembari mengulang materi. Tangan kirinya sibuk memegang buku dengan tangan kanan yang menggigit sandwich yang Sania bawakan. Tak ada teman yang mendekatinya selama duduk di sana, hingga suara tawa seseorang mengalihkan perhatiannya.

"Bin ..."

Bintang reflek menoleh ke arah suara itu. Saat mengetahui jika sosok yang memanggilnya adalah Elias, Bintang memilih mempercepat langkah untuk menghindarinya.

"Bintang ... Bin ... Tunggu!"

"Apasih? Lepas!" Lengannya menghempas kasar tangan Elias yang semula memegang tangannya. Elias sedikit terhuyung saat Bintang melepas pegangannya.

"Bin gue cuma mau bilang makasih sama lo. Makasih udah tolongin gue ..."

"Udah 'kan urusan lo?"

"Bin, gue minta maaf ..."

Mendengar itu, Bintang tak lagi bisa menahan gejolak emosinya.

"Maaf kata lo? Setelah lo khianatin gue sama Yovin, bikin mama gila—"

Pirau || Hwang Hyunjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang