♪Menikah♪
Ramaikan pasangan gemes ini. Oke, oke😉✌🏻
°°°
Sebuah kalung liontin, berbuah kunci dan gembok. Jina memerhatikannya di kaca berukuran sedang yang ia genggam di tangannya.
Duduk di kursi tugas kamarnya. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya jika Doctor Han akan memberikannya sebuah kalung. Katanya, lelaki itu membelinya beberapa bulan lalu. Sebelum Han Jimin resmi di jodohkan dengan Ahn Jina.
Jika dipikir-pikir, untuk apa sebenarnya? Tetapi sekarang, bagai sebuah jawaban dari pertanyaan abu-abu dalam pikiran Jimin, kalung yang di beli itu resmi ia berikan kepada calon istrinya, sebentar lagi.
“Berhenti memikirkannya, Jina.”
Menggigit bibirnya sebentar, Jina menghela nafasnya merasa malu sendiri. Entah mengapa benaknya hanya dipenuhi oleh Jimin, Jimin dan lelaki itu saja.
“Masa, iya, aku sudah mulai jatuh cinta dengannya?” monolognya.
Kali ini Jina menggenggam pensil, siap mencoret-coret kertas.
“Astaga, aku bisa gila jika selalu memikirkannya.”
Bahkan sekarang pun Jina sudah mulai tidak waras. Tanpa ia sadari, sedari tadi bermonolog panjang lebar seorang diri.
Perjodohan. Tidak pernah terpikirkan oleh Jina maupun Jimin. Namun, alih-alih ingin menolak, keduanya justru menurut saja apa yang dikatakan kedua orang tua masing-masing.
Tanpa harus ada drama-drama dulu seperti halnya sinetron. Tidak ada yang katanya benci dahulu kemudian datang cinta.
“Minho?” Jina membuka sebuah pesan KakaoTalknya.
Taehyung mabuk. Dia bahkan tidak ingin pulang dari Pub sebelum kau yang menjemputnya.
Setelah satu pesan Jina terima dan baca, ada lagi Minho mengirimkannya sebuah foto, disana tergeletak Taehyung yang amat sangat lemas menyandar di sofa.
“Apa urusannya denganku?” Jina berkata, tampak tak peduli lagi. Toh, mereka tidak memiliki hubungan apa pun lagi.
Jina mengabaikan pesan Minho. Meletakkan ponselnya di atas meja kemudian naik ke atas tempat tidur, sudah malam, Jina tidak ingin repot-repot mengurusi urusan yang tak seharusnya ia pikirkan.
♪♪♪♪♪
Di kampus. Taehyung menunggu mantan pacarnya sedari tadi di luar kelas lukis. Mengabaikan tatapan dari para gadis-gadis yang memerhatikannya penuh kagum.