Tandain klwnya ketemu typo😉.°°°
Kedua mata Jina mengerjap pelan, sebab cahaya yang begitu menyilaukan membuat tidur yang tadinya nyenyak kini perlahan mulai membangunkannya.Hal yang tak pernah sama sekali Jina lihat kala membuka mata pagi ini dapat ia lihat untuk pertama kali. Dada bidang, putih, dengan keadaan telanjang.
Tunggu! Telanjang?
Terkejut Jina saat menyadari dirinya yang juga dalam keadaan telanjang, hanya berbalutkan selimut bahkan lebih mengejutkannya lagi satu selimut dengan Jimin.
“Apa yang terjadi tadi malam bukan mimpi?” bisik Jina.
Lantas pelan-pelan Jina melepaskan rengkuhan Jimin yang terkesan erat. Juga dapat Jina rasakan nafas Jimin berhembus tenang tepat di atas ubun-ubunnya.
Susah payah Jina menjauhkan tangan Jimin. Saat berhasil menjauh, Jina tercengang kaget melihat pakaian yang telah berserakan di atas lantai.
“Mau pergi kemana?” cekal Jimin dengan suara seraknya.
Bagi Jina suara itu terdengar seksi dan sedikit menggelikan, karena Jina langsung terbayang-bayang kejadian tadi malam. Bersama suara desahan berat dan gagahnya Jimin di saat mendominasi tubuhnya.
Jimin menarik Jina untuk berbaring kembali, kemudian memeluknya lagi sehingga membuat kepala Jina mendusel pada dada telanjangnya.
“Aku bahagia memilikimu,” ungkap Jimin tiba-tiba.
Terdiam mendengar itu, Jina merasakan pipinya yang mulai memerah. Degup jantung Jina pun ikut bereaksi. Apakah ini?
“Jawab aku dengan jujur, aku tidak kasar kan tadi malam?”
Pertanyaan Jimin seketika membuat lamunan Jina buyar.
Kini Jimin sedikit melonggarkan pelukan, menatap Jina dengan wajah polosnya yang sekarang melihat Jimin malu-malu.
“Katakan saja, aku tidak kasar kan?” Jimin mendesak, meski ia sendiri tahu jika istrinya kini benar-benar ingin bersembunyi.
Membuang muka, Jina tak kuasa menilik lama wajah suaminya yang begitu membuatnya ingin segera lumpuh.
“Apa kita memang harus membahasnya lagi?” Akhirnya Jina memberanikan diri untuk melihat Jimin yang saat ini tepat berada di depan wajahnya.
“Harus. Aku tahu banyak mengenai siklus malam pertama bagi pasangan pengantin baru. Banyak yang bilang, jika pertama kali itu sakit. Maka dari itu aku bertanya padamu.”