1. Kissing

15 1 0
                                    

Jevan Lee tersenyum lebar merasakan kepalanya diusap sayang oleh istrinya. Rasa nikmat makanan yang ada di mulutnya semakin mengembangkan senyum. Harin Han selalu menyempatkan diri untuk membawakan makan siang ke rumah sakit tempat suaminya bekerja. Jevan adalah dokter bedah yang memiliki beberapa rumah sakit besar. Jevan terkadang juga melakukan penelitian. Laki-laki itu suka bereksperimen.

"Kita pergi sekarang sayang?" melihat Harin mengangguk, Jevan langsung menggandeng tangan istrinya keluar. Dengan senyum yang tak luntur mereka berjalan menelusuri koridor rumah sakit milik Jevan.

Jevan duduk di samping Harin yang terbaring sambil menggenggam erat tangannya. Keduanya saling melempar senyum melihat layar menitor. Jevan mengusap perut istrinya dengan pandangan yang terpaku pada bayi mereka yang terlihat sangat sehat. Bayi kecil mereka tidak lama lagi akan lahir, bisa dilihat dari posisi kepala bayi mereka.

"Dokter J, aku ikut bahagia dengan bayimu," Jevan mengangguk sambil menurunkan Harin dari bansal rumah sakit.

"Sayang ayo ke mall, kita beli perlengkapan bayi," Jevan berpikir sejenak lalu ia mengangguk setelah sadar dengan jadwalnya.

Harin mengelilingi mall dengan sangat senang, mengambil banyak pakaian dan perlengkapan lain. Untung Jevan kuat mengangkat semuanya, Jevan mengikuti kemanapun Harin berjalan, menerima semua barang yang Harin ambil.

"Sayang, sepertinya bukan hanya anak kita yang ingin, aku juga ingin berbelanja," tatapan manis dan suara manja istrinya tidak bisa ditolak. Jevan mengangguk, Harin langsung mengecup pipi Jevan.

Harin adalah wanita elegant dan sosialita. Sangat memperhatikan penampilan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kukunya cantik, rambutnya terawat, dan kulit yang sangat sehat. Harin selalu menyempatkan diri ke salon kecantikan untuk merawat diri.

Jika di rumah Harin menolak untuk bersih-bersih kecuali membersihkan kamar mereka, Harin hanya ingin memasak dan melayani Jevan dalam segala urusan. Jevan tidak keberatan dengan hal itu, sudah menjadi kewajibannya untuk menyewa pelayan di rumah.

Sejak awal berkencan Jevan sudah tau bahwa Harin adalah wanita manja yang banyak menuntut. Wanita yang mementingkan penampilan dan suka bermain-main di luar untuk menghabiskan uang. Jevan sangat beruntung bertemu dengan Harin, walaupun Harin memiliki sifat demikian, setelah menikah Harin bisa menyesuaikan dirinya.

Harin pintar memasak, Harin selalu cantik di setiap saat, Harin selalu menarik perhatiannya, Harin bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Harin yang dulu suka bermain maka sekarang ia sadar diri, jika ingin keluar Harin pasti izin pada Jevan dan sangat tepat waktu. Jevan suka semua yang ada pada diri Harin, Jevan cinta! Jevan suka!

Jevan tersenyum miring melihat Harin menaikan kakinya di atas paha Jevan yang sedang duduk. Jevan melilitkan tali yang ada di hells Harin. Setelah terpasang keduanya Harin memutar tubuhnya di depan Jevan.

"Bagus! Aku mau."

"Sayang, kau sedang mengandung. Ini terlalu tinggi, aku takut kau jatuh."

"Aku akan memakaikan setelah melahirkan, aku mau ini," jika sudah seperti ini Jevan hanya bisa mengangguk.

Setelah berbelanja banyak barang dan merasa lelah akhirnya mereka pulang. Selama perjalanan Jevan dan Harin tidak henti berbicara. Menceritakan keseharian mereka, berkeluh kesah dan menumpahkan kesenangan. Mereka sudah berkencan sejak bangku sekolah lalu menikah di umur 27 tahun.

Melihat suaminya yang baru keluar kamar mandi dengan tubuh masih dicucuri tetesan air Harin berlari untuk memeluknya. Harin mengerucutkan bibirnya ke depan sambil menatap Jevan.

"Sayang, malam ini aku ingin makan masakanmu. Boleh ya?"

Cup! Jevan mengecup singkat bibir Harin, Jevan mengangguk dan menggendong Harin untuk duduk di pinggir kasur. Jevan berjalan untuk mengambil celana dan kaos. Celana itu sudah terpasang, tapi ketika Jevan ingin memasang bajunya, Harin menarik kain itu untuk ia lempar ke sembarangan arah.

𝐼'𝑚 𝑁𝑜𝑡 𝐻𝑎𝑟𝑖𝑛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang