7. Dasar Gentong

387 64 0
                                    

Jadwal Update Isvara-Genta setiap hari Sabtu jam 7 malam, ya. 🙌 Mereka cuma ada di wattpad, dan akan tamat di wattpad juga ❤️❤️

Happy Reading ❣️

***

Saat bangun pagi dan dalam keadaan setengah sadar, Isvara dikejutkan dengan buket bunga mawar merah segede gaban. Enggak cuma bunga aja, melainkan ada papan karangan bunga yang biasanya ada saat orang yang meninggal atau pembukaan tolo. Di papan itu ditulis dengan huruf besar-besar:

ISVARA, MAAFIN AKU. AKU NGGAK ADA NIATAN BUAT KABUR KEMARIN MALAM. AKU CUMA REFLEKS AJA KARENA TAKUT. MAAF, YA.

-DARI GENTALA ABIMANYU.

CALON SUAMI ISVARA SAHWAHITA.

Dasar gila.

Kelakuan Genta benar-benar berada diluar ekspektasi Isvara.

Bisa-bisanya dia merusuh di rumah Isvara cuma buat minta maaf. Mana papan ucapannya enggak cuma satu, lagi. Melainkan tujuh! Para tetangga pada heboh lewat rumah depan Isvara, dikira ada yang meninggal dunia. Beberapa ada yang mengucapkan selamat atas suksesnya Isvara melepaskan gelar jomblo.

Beneran, bikin frustrasi.

"Vara, itu bunga mahal! Kenapa malah diinjak-injak dan dibantai gitu sih?" Emak menghampiri Isvara dengan heboh. Dia buru-buru menyelamatkan tangkai mawar yang Isvara hambur-hamburkan. "Kalau kamu ndak mau bunganya, kasih ke Emak aja! Emak belum pernah dapat buket bunga seumur hidup!"

Apa, sih? Ganggu orang lagi emosi aja! Isvara kan jadi gagal mendalami peran. Tanduk di kepalanya enggak jadi keluar. Apalagi efek telinga berasap.

"Nerima si Genta apa susahnya, sih? Dia beneran cinta sama kamu, ndak kayak cowok-cowok kebanyakan." Emak mengomel, masih sampil memungut tangkai mawar yang berserakan di lantai. "Apa kamu malu karena status duda-nya Genta? Nih, biar Emak kasih tahu—"

"Cinta dari Hongkong!" Isvara menatap emaknya dengan sorot membunuh. "Kalau si Genta itu emang cinta, dia nggak akan ngirimin BABI ke rumah! Emangnya dia pikir rumah ini tempat pesugihan babi ngepet?"

Isvara menunjuk sekeranjang boneka babi yang dibungkus plastik dan pita besar. Babi itu berwarna pink dengan bulu-bulu yang terlihat lembut. Satu keranjang itu terdiri dari satu induk besar babi dan belasan anakan. Di sekeliling keranjang, ada cokelat berbentuk love yang diberi pernak-pernik. Tak lupa disertai tulisan permintaan maaf besar-besar.

"Astaga, anak emak yang paling cantik... kamu lupa kalau waktu kecil kamu suka babi?" Emak memukul pundak Isvara dengan tangkai mawar. "Kamu kan pernah nangis tujuh hari tujuh malem gara-gara pengin pelihara babi! Babi itu haram, Isvara, haram!"

Isvara melengos dan melipat kedua tangannya.

Ah, Isvara enggak ingat, tuh.

Pura-pura enggak ingat, maksudnya.

Dulu memang Isvara suka boneka babi. Dia punya beberapa koleksi babi beraneka bentuk. Tapi sekarang kan, dia udah dewasa, bukan bocah kelas satu SD lagi! Masa si Gentong itu nggak bisa bedain, sih? Dia pasti sengaja bikin Isvara emosi.

"Pokoknya aku mau balikin semua ini ke Genta!" mata Isvara berkobar. Dia menggulung bajunya sampai siku. "Kalau perlu disumpelin ke mulutnya biar dia sadar diri! Enak aja main nyampah di rumah orang!"

Kali ini Emak geplak kepala Isvara pakai ujung gagang sapu. "Yang bener aja! Rugi dong!"

Isvara mengusap kepalanya yang berdenyut. Dia memanyunkan bibir lima senti.

Tunggu dulu.

Kalau Isvara mau mengembalikan semua barang ini ke Genta, bagaimana cara Isvara membawanya? Enggak mungkin juga Isvara pesan truk, kan? Rugi dong!

Ketempelan Duda PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang