Anak baru

2.4K 225 8
                                    



Mobil itu telah sampai.
memasuki halaman rumah Zee dan berhenti di dekat pintu utama, Zee dan Freyan turun sementara mobil itu berjalan kembali menuju tempat parkirnya.

Ayah Zee sudah menunggu di depan pintu.
"kamu kenapa?" tanya Vero pada Zee.

"pingsan pah, tadi ga sarapan" jawab Zee.

Vero mengalihkan pandangan pada Freyan, mengamati wajah Freyan dengan seksama.(anak ini??? wajahnya tampak familiar)

"kalian berdua, ayo masuk!!"

mereka masuk kedalam dan duduk di sofa ruang tamu. Freyan duduk di sebelah Zee berhadapan dengan Vero.

"zee, bener kamu cuma pingsan? kenapa wajahmu lebam?" cecar Vero.

"eh, iya pah.. mungkin kebentur pas jatuh" jawab Zee dengan ragu.

"kamu" Vero menatap Freyan "kamu tau kejadianya?"

Freyan menatap Zee sebentar sebelum menjawab, tampak Zee yang menatap tajam pada Freyan.

"sepertinya kita harus ngobrol berdua om"

Vero mengangguk kemudian mengajak Freyan keruangannya.
ketika Freyan hendak beranjak Zee menarik lengan Freyan.
"please jangan kasih tau" bisik Zee.

Freyan mendekatkan wajahnya pada Zee "bokap lo ga bodoh, dia tau lo bohong!" Freyan melepas genggaman Zee dan melangkah ke arah perginya Vero, meninggalkan Zee yang kini tengah gelisah.

>>>

diruangan Vero, kembali Freyan duduk berhadapan dengan Vero di batasi oleh meja kerja.

"nama kamu siapa?" tanya Vero dengan tatapan tegas.

"freyano"

"nama panjang?"

"freyano wijaya giovanni"

sudut bibir Vero terangkat mendengar nama panjang Freyan. ia meraih sebungkus rokok di atas meja, mengambil sebatang dan membakarnya.
setelah satu hisapan Vero kembali bertanya,
"kamu siapanya francisco giovanni?"

Freyan tersentak sesaat namun segera bersikap normal.
"hah? francisco... siapa?, saya gatau om."

Vero tertawa, ia menghisap sekali lagi rokoknya dan menghembuskan asapnya.
"dulu... dia satu satunya orang kepercayaan saya, dan juga sahabat saya"
Freyan tersenyum "jadi om, orang yang sering di ceritakan ayah saya?"

Vero meletakkan rokoknya keatas asbak.
"kalau ayahmu bercerita tentang vero, kemungkinan itu saya hahahaha" Vero kembali tertawa "ngomong-ngomong wajahmu mirip sekali dengan ibumu."

"hahahaha, semirip itu ya om?, padahal saya juga pengen punya wajah bule kaya papa"

"justru wajahmu ini cocok tinggal di indo" ujar Vero.
"gitu ya om?" timpal Freyan.

"iya, jadi kalian balik ke indo?" tanya Vero sembari mencondongkan tubuhnya kedepan.

"saya sendiri"

"lalu ayahmu dan ibumu?"

Freyan mendengus sebal sebelum menjawab.
"mereka mau menikmati hidup traveling keliling dunia, karena saya masih sekolah jadi ga diajak"
sementara Vero dibuat tertawa terbahak-bahak dengan jawaban Freyan,
"ternyata dia benar-benar melakukanya, itu memang impianya sejak dulu."
Vero mengatur nafas setelah puas tertawa, ia kembali serius.

"kembali ke persoalan anak saya."

Freyan mengangguk paham.
ia mengeluarkan hp dari sakunya, mengotak atik sebentar dan menyerahkanya pada Vero.

Gadis Populer & bodyguardnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang