sebuah kabar

1.6K 233 26
                                    

hay gaes. maaf ya, lama ga up.
baru keluar dari goa hehe...








"Gue ada kabar buat lo. Tapi gue mohon lo tenang, jangan panik."

Azizi yang mendengar itu hanya menatap heran, menunggu apa yang mau Freyan ucapkan selanjutnya.

Freyan memperhatikan wajah Azizi, berfikir sejenak. "kayanya, lebih baik kita balik ke hotel dulu." Ia menyambar lengan Azizi, menuntun pergi degan langkah cepat.

Azizi ingin protes, namun merasa situasi jadi nampak buru-buru, jadilah ia memilih diam.

Didalam kereta, satu tangan Freyan sinbuk dengan handphonenya sementara satu tangan yang lain, menggenggam tangan azizi dengan cukup erat, seakan gadis itu akan hilang jika ia melonggarkan genggaman sedikit saja. Membuat Azizi semakin bertanya-tanya, sebenarnya ada apa dengan cowo itu. Semakin di pikirkan, semakin tidak jelas saja.

"Fre,"

"Hm."

"Lo kenapa sih? Aneh banget," Azizi coba menyuarakan isi kepalanya. Tak ada jawaban, cowo itu hanya menoleh dan mengulas senyum tipis lalu kembali fokus ke handphonennya.

(Dih, apaan sih, sok misterius.) Merasa dirinya di cueki, Azizi memalingkan wajah, coba mengalihkan perhatian dengan memperhatikan sekitarnya saja.

~~~

"Fre, tadi lo mau ngomong apa? Cepet kasih tau gue!" desak Azizi, begitu mereka masuk kedalam kamar hotel.

"Sini, duduk dulu." Freyan membawa Azizi untuk duduk di tepi ranjang.

"Jadi... tadi nyokap lo telfon. Bokap lo sakit, dan sekarang lagi dirawat di rumah sakit."

"Hah?" Azizi mengernyit, coba memahami ucapan Freyan yang sebenarnya tidak ingin ia percayai. Tapi cowo itu mengucapkannya dengan begitu jelas.

"Bokap gue, kenapa?" tanya Azizi dengan suara bergetar.

"Bokap lo... Serangan jantung."

Deg.

Tubuh Azizi tersentak, nafasnya tercekat, seketiika dadanya sesak. Rasa tak nyaman segera menjalar keseluruh tubuhnya. Mulutnya terbuka, ingin mengatakan sesuatu, namun tak ada apapun yang terucap dari sana. Seakan kata-katanya tertahan di tenggorokan.

"Lo tenang ya, bokap lo pasti sudah di tangani sama Dokter." Setelah mengatakan itu, Freyan hendak berdiri. Namun lengannya langsung di tahan oleh Azizi, menatapnya dengan air mata yang sudah menggenang.

"Iya, kita pulang sekarang, flightnya dua jam lagi. Gue kemasin barang dulu ya." ucap Freyan seolah mengerti isi kepala Azizi.

Perlahan, Azizi melepas lengan Freyan. Menunduk dan beralih mencengkram selimut di kedua sisi tubuhnya. Air mata mulai meleleh, mengalir dan menetes ke lantai. Perasaannya campur aduk. Shock, khawatir, sedih, takut, semuanya melebur memenuhi dalam dada.

Freyan mengemasi barang-barang mereka dengan cepat. Setelah memastikan tak ada yang ketinggalan, Freyan mengalihkan kembali perhatiannya ke Azizi. Gadis itu masih tertunduk diam di tempatnya. Freyan menghampiri dan duduk di sebelahnya, mengelus pelan punggung Azizi. Hingga akhirnya gadis itu mau mengangkat wajahnya.

"Berangkat sekarang?"

Azizi mengangguk, mengusap basah di pipinya lalu berdiri. Freyan mengikuti, menyeret dua koper dan mereka segera keluar untuk ceck out.

Tak memerlukan waktu lama, mereka sudah sampai di bandara. Dan mereka masih harus menunggu satu jam lagi untuk penerbangan mereka. Dan Azizi, gadis itu tak bisa tenang barang sedetik pun. Tubuhnya terus bergerak gelisah.

Gadis Populer & bodyguardnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang