Emergency Response

1.4K 229 44
                                    

yeey lanjut lagi. siapa yang nungguin? 
lagi cosplay jadi autor rajin nih gue. keren kan,😎

part kali ini aman sih. harusnya.... ehehe
________________________________

✧✧✧





Freyan melangkah santai di koridor yang sudah sepi. Tinggal satu belokan lagi hingga sampai ke toilet, namun ia belum juga bertemu dengan sosok gadis yang di carinya.

FREE!

Panggilan itu membuatnya menghentikan langkah, menengok ke lorong asalnya sumber suara. Terlihat seorang Siswi berlari tergopoh-gopoh kearahnya.

"Kenapa, Ge?" tanya Freyan ketika siswi itu sampai di sebelahnya.

Gracia langsung meraih lengan Freyan, menariknya. "Bantuin gue bentar yuk," ajaknya.

"Soory Ge, gabisa. Gue lagi buru-buru." tolak Freyan. Ingin melepaskan cekalan Gracia.

"Ish, gue juga lagi buru-buru. Makannya bantuin gue bentar aja biar cepet kelar." Gracia menarik Freyan semakin kuat. Membuat si cowo akhirnya mengikutinya.

Freyan menurut saja ketika dirinya ditarik semakin jauh, ia harap memang benar-benar sebentar saja. Kalaupun nanti membutuhkan waktu lama, dirinya akan langsung kabur saja. "Ini kita mau kemana?"

"Perpus, bantuin gue nyari buku takutnya keburu ditutup."

Setelah melewati beberapa ruangan, sampailah mereka di perpustakaan yang pintunya masih terbuka satu sisi saja. Mereka langsung masuk mengarah ke barisan rak yang ada di pojok.

"Fre, cariin buku sejarah romawi. Lo sebelah situ aja, gue nyari sebelah sini." ujar Gracia.

"Emang ada?"

"Ada. Bukunya tebel warna merah kecoklatan." Gracia berpaling. Mulai memilah-milah buku di hadapannya.

Freyan juga mulai melihat-lihat jajaran buku di rak sebelahnya sesuai yang di tunjuk Gracia. "Ge, bukannya lo anak IPA ya, ngapain nyari buku sejarah?" Freyan menoleh kembali kearah Gracia.

DAGH.

Sebuah kamus bahasa inggris lengkap setebal lima centi mengahantam pelipisnya. Freyan terhuyung. Gracia kembali melancarkan serangan, kali ini Freyan sigap menghindar. Ia tangkap tangan Gracia, lanjut memelintir menguncinya kebelakang tubuh gadis itu.

"Maksud lo apa?!" tanya Freyan. Mendekatkan wajahnya ke telinga Gracia.

Gracia menunduk, tak menjawab.

"Jawab!!!" sentak Freyan.

"S-sorry, Fre. Gue... terpaksa," lirihnya.

"Siapa yang maksa?!"

"Shani,"

Mendengar itu, Freyan menduga kalau ini semua berkaitan dengan hilangnya Zee. "Buat apa? Gue ga pernah nyari masalah sama dia,"

"Ini bukan soal lo, tapi... Azizi,"

Dugaannya benar. "Dia dibawa kemana?"

"Gue gatau-Akh!..." Freyan mengencangkan kuncian.

"Gausah bohong!"

JGLEK.

Suara pintu tertutup.

Lalu, munculah dua cowo yang Freyan ingat betul bahwa dua cowo itu orang yang sama dengan yang dulu dihajarnya ketika pertama kali menemukan Zee di belakang sekolah. Namun tentu kedua cowo itu tidak mengenalinya karena waktu itu Freyan mengenakan masker.

Gadis Populer & bodyguardnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang