And it Happened

1.1K 217 51
                                    

yohohohohoo... halo para pembaca setia dimanapun kalian berada. terimakasih masih terus mengikuti cerita jarang update ini...

DISCLAIMER : part kali ini mengandung adegan kekerasan serta kata-kata yang sensitif dan tidak sopan. Dibutuhkan kebijakan dari para pembaca sekalian.
________________________



✧✧✧





"Anjing. Panas banget," keluh Aldo. Yang tidak bisa diam sedari tadi.


"Diem ngapa sih, udah tau upacara di lapangan, ya pasti panas lah." Freyan yang mencoba fokus dan tenang pun selalu gagal, gara-gara Aldo yang terus mengoceh di sebelahnya.

"Gara-gara lo, Fre."

"Ngapain nyalahin gue?"

"Kan emang elu yang jalan kemari, ngikut upacara. Gue jadinya harus jalan kesini juga ngikutin lo."

"Gue ga ngajakin lo ya, monyet! Itu inisiatif lo sendiri, salah lo sendiri."

"Gabisa gitu lah. Harusnya nih ya, sekarang ini kita tuh lagi nyantai, ngadem, sambil minum es-"

"Kalian berdua bisa diam tidak?!" tegur seorang pengawas upacara yang tiba-tiba muncul dari belakang mereka.

"Maaf, Pak. Siap salah!" kaget Aldo reflek menghormat. Yang langsung menjadi pusat perhatian murid-murid di sekitarnya.

Dirasa kelakuan Aldo sudah mengganggu jalannya upacara, si pengawas langsung mendorong Aldo dan Freyan keluar barisan. Menyuruhnya untuk berdiri di tengah lapangan.

"Lah, Pak, kenapa saya ikut di seret juga? Saya diem aja lho," protes Freyan.

"Gak usah banyak protes! kamu pikir saya nggak tau kalian berdua ngobrol mulu dari tadi?!"

yah, sebenarnya bukan ngobrol sih. Lebih ke Aldo yang terus-terusan mengumpat dan mengeluh, dan anehnya Freyan malah ikut-ikutan menanggapi umpatan tak jelas dari Aldo. Jadi seakan-akan mereka kelihatan ngobrol.

Keputusan si pengawas itu mutlak. Alhasil keduanya pasrah saja, diseret sampai ke tengah lapangan. Dijemur di sana, sambil terus dalam posisi hormat sampai upacara selesai nanti.

"Anjing, anjing, anjing, sialan!" Aldo masih saja mengumpat pelan. "Kayaknya gue mau pura-pura piungsan deh Fre,"

Freyan berdecak. "Ga akan ada yang percaya. Badan segede gitu masa pingsan gara-gara gini doang," Ia melirik Aldo sekilas. "Lebih masuk akal kalau lo kesurupan. Dahlah, pura-pura kesurupan aja buru."

"Kesurupan mata lo! Lo aja sono," sewot Aldo.

"Gue mah santai, lo tuh ribut ribut mulu dari tadi."

"kita kan jadi di hukum gara-gara lo, njing." sahut Aldo masih tak terima, melimpahkan semua kekesalannya ke Freyan.

"Heh, nyet! Lo tuh udah cocok banget kesurupan monyet. Liat noh, tiang bendera nganggur, panjat gih."

Aldo membuang napasnya kasar. capek juga mengoceh dari tadi, "Gue rasa hari ini bakal panjang dan berat banget dah," keluhnya.

Freyan mengangguk-angguk ringan. "Setuju gue." Ia juga merasakan hal yang sama. Sejak dirinya masuk kedalam lingkungan sekolah, perasaannya sudah tidak enak. Instingnya mengatakan untuk terus waspada. Terlebih lagi ia juga merasakan beberapa pasang mata yang terus mengawasinya.

Gadis Populer & bodyguardnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang