jangan lupa vote dan komennya ya guys...
gue lanjutin lagi nih..._______________________________________
。
。
。
✧ ✧ ✧
Berminggu-minggu berlalu. Freyan terus mengamati perubahan Zee dari hari ke hari, bagaimana gadis itu perlahan mulai kembali ke rutinitas normalnya, meski masih ada ketakutan yang tersisa di matanya. Ia tahu Zee butuh cara untuk melepaskan semua emosi yang terpendam, dan hari ini ia punya rencana untuk itu.
"Kita mau kemana sih?" tanya Zee dari kursi penumpang, matanya mengamati jalanan yang tak familiar.
"Udah, ikut aja." Freyan tersenyum misterius, membuat Zee mengerutkan kening penasaran.
Mobil mereka berhenti di depan sebuah bangunan sederhana. Papan nama 'Tiger Boxing Gym' terpampang di depannya. Zee menoleh ke arah Freyan dengan tatapan bingung.
"Tempat latihan kickboxing?" tanyanya ragu.
Freyan mengangguk. "Gue rasa... lo butuh tempat buat ngeluarin semua yang lo pendam selama ini."
Zee terdiam, matanya masih menatap bangunan di hadapannya dengan campuran rasa takut dan penasaran. "Tapi gue ga bisa..."
"Udah, gausah malu-malu," Freyan menyentuh pundak Zee lembut. "Trust me?"
Zee menghela napas panjang sebelum akhirnya mengangguk pelan.
Mereka melangkah masuk ke dalam gym yang cukup lengang di jam-jam seperti ini. Aroma karet dan keringat bercampur di udara, dinding-dinding dipenuhi cermin dan poster-poster motivasi. Beberapa orang tampak berlatih di sudut-sudut ruangan, suara pukulan dan tendangan yang bertemu dengan samsak terdengar berirama.
"Lo sering latihan disini?" tanya Zee sambil mengikuti Freyan ke ruang ganti.
"Jarang sih," jawab Freyan singkat. "Nih, ganti baju dulu." Ia menyodorkan satu set pakaian olahraga pada Zee.
Zee menatap pakaian di tangannya dengan ragu. "Lo... sengaja nyiapin ini buat gue?"
Freyan mengangkat bahu, berusaha terlihat kasual. "Yaa... gue ga mungkin biarin lo latihan pake seragam sekolah kan?"
Zee tersenyum tipis, pertama kalinya hari itu. Ada kehangatan yang menjalar di dadanya menyadari betapa Freyan selalu memikirkan detail-detail kecil untuknya.
Setelah berganti pakaian, mereka memulai dengan pemanasan ringan. Freyan memandu Zee dengan sabar, mencontohkan setiap gerakan dengan detail. Zee mengikuti dalam diam, tubuhnya masih kaku dan tegang.
"Rileks, Zee," Freyan mengingatkan sambil membenarkan postur Zee. "Tarik napas dalem... keluarin pelan-pelan."
Zee mencoba mengikuti instruksi, tapi getaran halus di tangannya masih belum hilang. Freyan mengamati dengan seksama, menyadari bahwa ini bukan hanya soal ketegangan fisik, ada ketakutan yang lebih dalam yang harus ia bantu untuk Zee hadapi.
"Lo tau kenapa gue bawa lo kesini?" tanya Freyan sambil membantu Zee melakukan peregangan.
Zee menggeleng.
"Karena disini... lo bisa ngeluarin semua yang lo pendam. Semua amarah, ketakutan, kesedihan... Semuanya bisa lo lepas disini." Freyan menuntun tangan Zee ke posisi bertahan dasar. "Dan yang paling penting, disini lo belajar gimana caranya ngelindungin diri lo sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Populer & bodyguardnya
Romansapure fiksi 1000% seluruh alur cerita hanyalah karangan belaka seorang anak yang baru pertama kali masuk ke sekolah umum ketika sebelumnya hanya homescooling saja. dirinya belum pernah berteman apalagi merasakan kisah asmara. bagaimana ia akan berad...