Enjoy the story~❤️
SATU PART MENUJU PART TERAKHIR, GUYS!
Two years later
"Minum dulu. Wonwoo lagi dimintain tolong nyokap gue buat ke minimarket depan," - Abel.
"Thank you. Btw, Hoshi belum kesini?"
"Belum. Nanti siang dia baru bisa dateng. Lo belum cerita nih sama gue," - Abel.
"Soal apa?"
"Tuh," Abel ngelirik tangan kiri gue.
"Oh, ini. Ya begitu, Bel. Dua hari lalu, dia tiba-tiba dateng ke rumah gue terus bawa ini."
"Dia udah ngobrol dong sama abang lo?" - Abel.
"Udah. Bahkan dia juga bilang mau nemuin abang gue sama bokapnya."
"Kapan?" - Abel.
"Gak tau. Abang gue kan lagi sibuk event bulan ini."
"Kayaknya, ada yang mau nyusul gue nih nanti" - Abel.
"Doain aja deh ya. Gue juga pengennya bisa naik ke jenjang yang lebih serius lagi kayak lo. Impian terbesar gue kan bisa jalan sampe ke altar pake gaun putih, Bel" gue senyum.
"Denger gak lo?" - Abel.
"Hah? Apaan sih? Ya denger lah! Kan gue daritadi disini sama lo, Bel."
"Bukan lo, tapi dia tuh" - Abel.
"Dia?" Gue noleh ke belakang.
"Lo kenapa gak bilang kalo ada dia?" Gue bisik ke Abel.
"Sengaja. Biar lo tuh jujur. Jangan tunggu gue yang ngomong dulu ke dia baru terlaksana," - Abel.
Tin!
"Ngapain kamu senyum-senyum di situ?"
"Gak papa. Lagi dengerin calon istri aku curhat sama calon sepupu iparnya," Wonwoo senyum sambil lanjutin kegiatannya.
"Aw! Calon sepupu ipar, katanya. Udah ah! Gue mau ke depan bentar, kayaknya itu Hoshi yang dateng. Semangat," Abel nepuk pundak gue terus keluar.
"Gaun putih sama tuxedo udah ada, aulanya juga udah siap. Tinggal gimana jawaban calon mempelai wanitanya aja sih," - Wonwoo.
"Ih!"
"Kok ih? Emang kamu gak mau nikah sama pro gamer ganteng kayak aku?" - Wonwoo.
"Udah, lanjutin aja itu. Nanti diomelin sama mamanya Abel."
"Mamanya Abel gak akan marah sama aku. Aku bisa kok sambil lanjutin ini. Sekarang aku cuma mau tau jawaban kamu. Kapan kamu siap pake gaun putihnya?" - Wonwoo.
"Apa sih?? Masa nanyanya disini?? Gak romantis banget!"
"Oke deh. Nanti siang kita lunch di luar ya, pake baju yang aku beliin semalem" - Wonwoo.
"Mana bajunya?"
"Ada di kamar. Kamu mandi disini aja nanti," - Wonwoo.
"Hai, guys!"
"Lah, ada Yeni sama Mingyu juga?"
"Ada dong. Gue yang panggil mereka kesini," - Abel.
"Tunggu. Itu apaan maksudnya?" Gue nunjuk ke tangan Yeni sama Mingyu.
"Lo gak tau? Mereka kan jadian minggu lalu," - Abel.
"Apaan sih?? Kok gak ada yang cerita sama gue?!"
"Lo gak nanya!" Yeni, Abel, Mingyu.
"Ya kan ini barusan gue nanya!"
"Sstt. Diminum dulu susu kedelainya," Wonwoo naroh gelas di depan gue sambil megang pipi gue.
"Ow so sweet. Pagi-pagi dibikinin susu kedelai sama pacar. Bukan pacar lagi, tapi calon suami ya?" Yeni ketawa.
"Diem!" Gue melotot ke dia.
"Jadi breakfast date disini?" - Wonwoo.
"Jadi. Makanya gue panggil mereka kesini," - Abel.
"Apaan sih? Breakfast date apaan??"
"Abel semalem bilang, mau ajak lunch date di luar. Tapi aku bilang gak bisa karena mau ajak kamu lunch date berdua, jadi diganti sekarang deh" - Wonwoo.
"Tuh tuh! Yang begini juga gak cerita!"
"Sstt. Jangan teriak, ini masih pagi. Mending suaranya disimpen buat jawab semua pertanyaan aku nanti. Oke?" - Wonwoo.
"Gak oke."
"Kenapa?" - Wonwoo.
"Ya itu roti bakarnya lama banget! Udah keroncongan tau!"
"Oalah, bayi gedenya laper" semuanya ngakak.
At 01:30 PM
Semua rencana yang udah disusun sama Wonwoo geser semua. Penyebabnya abang nih tadi mendadak minta ketemu sama Wonwoo. Segera. Gak boleh ditunda. Kebiasaan emang Bang Coups.
Mana gue laper, ditambah gak boleh ikut masuk ke ruangan dia tadi. Alasannya, ini pembahasan antara laki-laki. Jadi deh gue nungguin mereka selama dua jam lebih di lobby.
"Jangan marah lagi. Pembahasan aku sama abang tadi penting loh," - Wonwoo.
"Penting apanya? Ya emang penting, tapi masa kalian tega ninggalin aku sendirian di lobby?! Mana perut udah laper banget!"
"Daripada marah-marah terus, mending kamu baca tulisan yang ada di belakang itu tuh" - Wonwoo.
"Tulisan apaan sih?! Ini kan."
"Won?"
"Vir, aku tau kita baru pacaran dua taun. Mungkin ini terlalu cepat buat kamu. Tapi aku mau kita kenalan sambil jalan di kehidupan kita yang baru nanti. Bukan pertanyaan yang aku kasih buat kamu, tapi pernyataan yang sedikit maksa kamu. Ayo kita menikah, Vir. Cincin yang dua hari lalu aku kasih ke kamu, itu bukti keseriusan aku buat kamu" - Wonwoo.
"Jadi, ini lunch date yang kamu bilang tadi?" Gue natap mata dia.
"Iya. Ya, aku tau pekerjaan aku cuma model sama vlogger. Mungkin aku gak bisa beliin kamu," - Wonwoo.
"Aku mau. Aku gak peduli soal pekerjaan kamu. Pekerjaan aku juga sama kok kayak kamu. Yang penting itu kamu. Jadi, ayo kita nikah" gue senyum.
"Kamu serius??" - Wonwoo.
"Iya. Ayo kita nikah dan hidup bahagia bersama selamanya," gue senyum.
"Makasih ya, sayang" Wonwoo meluk gue.
"Sekarang aku udah boleh makan?"
"Boleh dong, sayang. Ayo, kita makan dulu baru lanjut jalan lagi."
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
GAM3 BO1 - Jeon Wonwoo
RomanceCerita klise seorang utuber kuliner yang jatuh cinta sama pro gamer. ⚠️Bahasa Non Baku