¹ Kembali kerumah lama

883 58 22
                                    

Halo, Aila kembali lagi! Ga kerasa ya udah bulan puasa, gimana ni puasanya teman-teman? Vibes menurut author si kurang huhu Ó⁠╭⁠╮⁠Ò

Tapi tak apa - apala, kita harus semangat menjalani puasa Ramadhan kali ini!!! Semangat ya teman - teman...

Semoga cerita ini membuat puasa kalian semakin bersemangat>.<

Happy reading!

-
-


5 Tahun telah berlalu, sudah saat Anindya kembali kerumah lama. Ditengah perjalanan, dirinya sudah tidak tahan untuk melepas rindunya dengan sahabatnya.

Ia harap seseorang yang ia rindukan masih mengingatnya, tak salah jika ia berharap? Tapi mungkin itu kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Sudah dari pagi ia mengemaskan barang-barangnya, dengan perasaan gembira Anindya membuat sebuah karya untuk Daniel. Ya seorang yang ia rindukan yaitu Daniel, lelaki tampan disaat mereka SD.

Perasaan bahagia, itu hilang disaat Anindya berkunjung kerumah Daniel. Karna Anindya dan keluarga sudah sampai dirumah lamannya, buru-buru Anindya pergi berkunjung kerumah Daniel.

Wajah yang terukir bahagia, senyum yang masih lebar terpampang pada muka Anindya. Dengan perasaan berdebar, dirinya mengetuk perlahan - lahan pintu itu.

Berselang beberapa menit, muncul seorang pria dengan celana pendek dan baju berwarna abu. Wajah tampak ta asing baginya, namun dengan cepat Anindya bertanya kepadanya apa ada orangtuanya.

Setelah menanyakan itu, pria itu masuk kedalam rumahnya dan memanggil seseorang wanita parubaya. Dengan wajah yang kaget, wanita parubaya itu langs memeluk tubuh Anindya dengan erat.

Sontak membuat Pria itu kebingungan, siapa dia? pikirnya. Namun, dengan hembusan angin yang terlalu dingin akhirnya Anindya diajak masuk dalam rumah.

Oh ya kita belum memberitahu bahwa siapa wanita parubaya itu, ia adalah ibu dari seorang pria itu. Tante Dinar, umurnya tak jauh dari Mamahnya, hanya terpaut dua tahun saja. Wajah Tante Dinar terlihat bahagia, banyam pertanyaan yang diberikan olehnya pada Anindya.

Sampai-sampai ia bingung yang mana dulu untuk ia jawab? Karna Anindya bisa menjawabnya dengan perlahan, akhirnya ada sebuah pertanyaan yang membuat Anindya bingung.

"Oh iya sayang, apa kamu ingat dengan lelaki itu?" tanyanya sambil menunjuk kearah tubuh seorang lelaki tengah menonton televisi.

Jawaban Anin yang menggeleng - gelengankan kepalanya, seolah menjawab tidak tahu.

Seketika wanita parubaya itu tertawa kecil, membuat pria itu meliriknya. Dengan masih tertawa ia menjawab, " Dia Daniel, masa kamu tidak menyadari?" mendengar itu Anin terkejut, pantas saja ia merasa tak asing melihat seseorang itu.

"Apa kamu mau berbicara dengannya? Oh iya makasih loh oleh-olehnya, kalau kamu mau berbicara dengan Daniel tante panggil kan?" ujarnya, sambil menerima bingkisan makanan yang diberikan oleh Anin.

Sebelum sempat Anin menjawab, Tante Dinar sudah memanggil Daniel. Dengan cepat Daniel menuju kearah kita berdua, seketika suasana menjadi canggung.

"Kenapa mah?" tanya Daniel.

"Nah, kalian pasti kangen kan? Yaudah Daniel aja Anindya ke halaman belakang!" perintah Dinar, sambil memberikan senyuman padan Daniel.

Secepatnya kilat Daniel menarik lenganku, dan langsung berjalan kearah halaman belakang. Perasaan yang canggung membuat telapak tangan Anin basah, wajahnya sedikit tertunduk.

Love is a wound [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang