Chapter 5

2.8K 155 0
                                    

Hembusan asap rokok yang keluar dari bibir pink gadis remaja tersebut, sesekali asap rokok yang dihembuskan  mengepul menutupi sebagian wajahnya bercampur dengan udara dingin malam hari. Tak lupa tangannya bergerak meraih gelas dan meminum cairan berwarna bening tersebut secara perlahan. Manik matanya yang mulai sayu tampak menikmati pesta yang didatanginya sekarang.

Kadang - kadang isi pikirannya berpikir kenapa Tuhan jadi memasukkan jiwanya ke dalam tubuh gadis ini, ck... Sebuah novel... Memikirkan ia masuk ke dalam salah satu tokoh novel antagonis dari penulis yang sering dibully cukup membuatnya frustasi. Kalau di pikir - pikir sifat tokoh Cessy ini sedikit banyaknya mirip dengannya. Apakah si cupu terinspirasi dari nya dan membuat tokoh Cessy menderita pada ending novel.

" Lo mau balas dendam hah...., Sampai kapanpun gue Briana gak akan mau ngikutin alur novel gak jelas lo" Racau Cessy lirih mendongakkan kepalanya, mengacungkan jari tengah Cessy tersenyum sinis.  Lalu kembali meneguk habis minuman ditangannya.

Mulai kehilangan kesadarannya. Turun dari kursi di depan meja bar yang saat ini didudukinya, Cessy berjalan sempoyongan ke arah kumpulan manusia yang saat ini berjoget ria saling berhimpitan.

Tak terasa sudah pukul 4 pagi mereka menikmati pesta, dan dua diantaranya hampir tidak sadarkan diri kecuali Angel yang memang menahan diri untuk tidak terlalu banyak minum karna ya dia yang menyetir.

Duduk di depan setir, Cessy yang memejamkan sembari memijat keningya, mengurangi rasa pusing. di kursi samping dan ada Avril yang meracau tidak jelas dikursi belakang. Sepertinya Avril yang memang terlalu banyak minum.

Menembus jalan kota Las Vegas, sepanjang jalan yang berkabut Angel memfokuskan pandangan nya menyetir mobil dengan kijang - putih miliknya ditemani dengan lagu yang diputar pada radio mobil.

" Angel... ," Panggil Avril saat ini menyenderkan tubuhnya pada kursi mobil Angel. Avril memang tidak bisa diam sedari tadi ada saja yang diracaukannya entah cowok tampan yang baru saja ditemuinya, tas branded ataupun high heels koleksinya ada yang patah.

" Hmm..." Saut Angel fokus membelokkan setir pada pertigaan di depannya yang cukup ramai pejalan kaki yang ingin menyeberang. Sampai pada lampu merah mobilpun dihentikannya.

" Gue tadi nemu cowok ganteng, omg lo harus liat harusnya tadi dan gue gak sempat minta ignya," adunya terduduk lesu.

" Lo udah cowok," jawab Angel kembali fokus pada setir mobil setelah lampu kembali berwarna hijau.

" I know... I know but... Dia sedikit menyeramkan lo tau auranya buat seseorang tunduk sama dia walaupun kita gak kenal sama sekali ya seperti itu,"

" Berarti itu orang punya aura dominan dan sebagai cewek yang bebas gue saranin lo jauhin orang kaya gitu okey," jawab Angel

" Ya... Tapiii Angel awass!!," Terik Avril.

Sedetik suara hantaman dari depan mobil membuat Angel refleks menginjak pedal rem. Ketiganya masih shock dengan keadaan di depan. Angel gemetaran,  Cessy yang terkantuk kap mobil, dan Avril yang masih tidak percaya dengan adegan yang dilihat beberapa detik lalu.

" Oh my god... apa yang udah kita lakukan, perempuan tadi di gak kenapa kenapa kan?" Tanya Avril panik dengan pandangan sayu.

" Gu-gue gak sengaja," jawab Angel dengan badan gemetaran.

"Lo tenang dulu biar gue dan Avril yang keluar, " sahut Cessy. " Vril ayo...," Ajak Cessy yang dibalas anggukkan oleh Avril.

Keluar dari mobil, dengan Cessy yang memimpin dan Avril yang berjalan di belakangnya memegang pundak gadis tersebut. Sesekali Avril yang masih terpengaruh minuman hampir terjatuh dan ia berusaha untuk tetap sadar.

Tepat di depan mereka berdua terlihat seorang wanita paru baya tergelak didepan mobil terdapat beberapa luka benturan yang mungkin diakibatkan oleh benturan keras dari mobil.

" Lo aja ," bisik pelan Avril bersembunyi dibelakang Cessy. Meneguk ludah pelang takut takut Cessy menundukkan badannya hingga tepat berada di samping perempuan tersebut. Dilihat dari pakaiannya yang terkesan kumuh dan beberapa barang bekas yang ia bawa bisa mereka simpulkan kemungkinan perempuan ini adalah tunawisma disekitaran jalan ini.

Walaupun ia pernah mati sekali, tapi tetap saja rasanya cukup menakutkan untuk mendekati seseorang yang baru saja ditabrak dan besar kemungkinan sudah meninggal di tempat.

Meletakkan jari telunjuknya pada hidung perempuan paruh baya tersebut, Cessy menghela napas setelah merasakan hembusan napas pada perempuan ini.

Karna jalanan yang mereka lalui cukup sepi, mau tidak mau mereka berdua mencoba menggotong perempuan dan memasukkan ke dalam mobil untuk di bawa ke rumah sakit terdekat.

Saat ini yang menyetir Cessy karna Angel tidak memungkinkan untuk menyetir kembali setelah kejadian beberapa saat lalu, Avril jangan ditanya ia masih cukup trauma dengan kejadian tepat di depan matanya. Jadi terpaksa Cessy walau dia sedikit merasakan pengaruh alkohol tapi bisa dikatakan ia masih cukup mampu untuk menyetir mobil. Untung saja tadi ia sempat tertidur beberapa saat mengurangi efek pusing pada kepalanya.

15 menit mengendarai mobil, akhirnya mereka sampai pada rumah sakit terdekat dan langsung saja wanita paruh baya tersebut ditangani oleh dokter yang bertugas. Saat ini Cessy dan Angel masih menunggu dokter melakukan pemeriksaan sedangkan Avril masih mengurus administrasi. Hinggal beberapa saat kemudian. Pintu rawat terbuka berbarengan dengan Avril yang baru saja datang.

" Pasien hanyar mengalami luka ringan tidak ada serius, selain itu karna tubuhnya yang dehidrasi dan kelelahan membuat dirinya untuk sementara perlu istirahat yang cukup," jelas dokter

" Terima kasih dokter," ucap Angel

" Kalo tidak ada yang ditanyakan saya permisi."

Setelah dokter itu pergi tersisa mereka bertiga yang duduk tepat di depan ruang inap.

" Jadi gimana sekarang?" Tanya Angel dengan raut wajah sedih, dia masih agak menyesal telah menabrak orang asing untuk pertama kalinya.

" Ayo balik," saut Cessy mulai berdiri

" Cess...,"

Berbalik Cessy melihat kedua temannya menatap nya bingung. Menghebuskan napasnya

" Kita udah bertanggung jawab buat bawa dia ke rumah sakit, masalah tidak ada yang jaga kalian gak usah khawatir karna gue bakalan suruh orang buat jaga dia, kita juga bakalan kasih kompensasi ke dia setelah sadar jadi masalah selesai," jelas Cessy menyedekapkan tangannya. Uh... Dia mulai tidak nyaman berada di rumah sakit ini.

" Bener! Ngel kita udah nolong dia... Ayo balik gue gak nyaman disini," lirih Avril memegang lengan Angel yang saat ini duduk di sampingnya.

" Okey ayo kita balik," jawab Angel

" Lo bisa nganter Avril gue akan naik taksi, jalan ke apartemen gue dari sini ga searah,"

Mengangguk Angel dan Avril berjalan lebih dulu kearah pintu rumah sakit. Diikuti dengan Cessy dibelakang.

" Lo gapapa?," tanya Avril lirih

" I am okay," jawab Cessy setelah itu mereka berdua lebih dulu pergi meninggalkan Cessy sendirian di depan rumah sakit.

Mengangkat ponsel nya yang berdering " kamar 12," saut Cessy lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas, tepat sebuah mobil hitam berhenti didepannya. Tanpa menunggu lama Cessy langsung masuk ke mobil hitam tersebut.













Aku ga tahu apakah masih ada yang nungguin cerita ini hehe ♥️🔥, okedeh happy reading ✨

AreksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang