!! Trigger Warning !!
Mohon berhati-hati, chapter ini mengandung dialog yang mungkin bisa mengingatkan para pembaca terhadap kenangan pahit terkait kehilangan seseorang terkasih. Atas perhatiannya, authofr ucapkan terimakasih.🦋🦋🦋
Sore itu, Donghyuk sudah duduk di beranda rumah orang tuanya. Ia meminta ibunya untuk menemuinya, ada banyak hal yang ia ingin diskusikan.
Ibu datang dari arah dapur, membawa dua cangkir teh hangat dan sepiring kudapan lezat. Lalu meletakkannya di atas meja yang ada di hadapan anaknya itu. Ia lalu duduk di samping Donghyuk.
"Ada apa? Ibu perhatikan dari tadi kamu begitu cemas" Tanya Ibu pada Donghyuk yang terlihat gelisah, Donghyuk menatap ibunya sendu.
"Bu,.. hmm... selama menikah dengan Ayah.., apa ibu bahagia?" Tanya Donghyuk cukup berhati-hati.
Ibu menatap Donghyuk heran.
"Loh, kok nanya kaya gitu?? tentu Ibu bahagia. Kamu tahu betul bagaimana hangat dan baiknya mendiang Ayahmu itu" Ibu memalingkan wajahnya, setetes air mata keluar dari sepasang netranya, pertanyaan anaknya itu membawanya kembali ke masa dimana ia masih bersama suaminya, masa dimana ia menjadi wanita paling bahagia yang ada di dunia.
"Meskipun kebahagian itu hanya berlangsung selama sembilan tahun?" Tanya Donghyuk lagi. Kali ini tidak mampu menahan air matanya yang tertahan. Ia tau menanyakan ini pada ibunya adalah kekeliruan.
"Mengapa hanya bertahan sembilan tahun? Setelah kepergian Ayah kalian, kalian adalah kebahagiaan Ibu" Ibu menatap Donghyuk dalam dengan air mata yang mengalir di pipinya.
"Bohong" Ucap Donghyuk lirih.
"Aku tahu ibu kesulitan, aku tahu ibu tidak baik baik saja, aku tahu.. ibu.. menderita.." Ucapnya sedikit bergetar.
"Bagaimana aku bisa menikah bu? sementara aku tidak bisa memastikan akan berapa lama aku bisa memberikan kebahagiaan untuk istriku? Akan berapa lama aku bisa hadir membersamai anak-anakku? Bagaimana kalau aku lebih lama memberikan mereka rasa pedih seperti apa yang ibu dan kami rasakan?? Ibu menikah dan bahagia selama 9 tahun, tapi tersiksa selama belasan tahun dan mungkin sampai akhir usia ibu?" Air mata mengalir deras dari mata Donghyuk, kali ini untuk pertama kalinya ia menangis hebat di hadapan Ibunya.
"Apa yang kamu khawatirkan nak?? Apaa??Semua yang terjadi pada ibu dan ayah, belum tentu akan terjadi pada kamu dan pasanganmu nanti" Ibu memegang kedua pipi anak laki-lakinya itu.
"Aku mencintai Lyodra bu, aku sangat menyayangu dia. Dia wanita pertama yang bisa membuatku seperti ini, tapi apa bisa seorang pengecut seperti aku membuat dia bahagia?"
"Apa setiap yang saling mencintai harus menikah? apa saling mencintai saja tidak cukup?" Tanyanya lagi
"Apa maksudmu? apa hidup hanya tentang saling mencintai? Lihat ibu nak. Lihat Ibu !!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Dewi
RomancePertemuan tidak sengaja seorang idol dari Korea Selatan dengan seorang penyanyi muda Indonesia. Menjadi sahabat, mungkinkah? ------------ "Donghyuk apakah ada seseorang yang kau senangi? jika ia berkencanlah. jangan khawatirkan kami. kami mendukungm...