Harap bijak dalam membaca❤️🔥
⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️
Nour Aisyah Adzkiya, wanita sholehah berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai dosen ini terpaksa menerima perjodohan dari orangtua angkatnya untuk menikah dengan anak mereka yang 4 tahun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aisyah sedang memeriksa tugas dari mahasiswanya. Dengan kacamata yang setia bertengger di hidungnya, tangannya sibuk menulis-nulis di atas kertas putih.
Tok.. tok.. tok..
"Masuk." titah Aisyah.
"Assalamualaikum, Bu.." sapa mahasiswa laki-laki.
"Waalaikumssalam, iya ada apa?" jawab Aisyah.
"Saya mau menyerahkan tugas yang Ibu minta di revisi dua hari lalu."
"Oh.. ya sudah, simpan di sana, ya." Aisyah menunjuk salah satu meja kecil. Mahasiswa itu langsung menyimpan tugasnya.
"Terimakasih Bu, saya permisi. Assalamualaikum."
"Iya, wa'alaikumssalam."
Melihat kepergian mahasiswanya, Aisyah malah teringat kejadian suaminya berpelukkan dengan perempuan lain beberapa jam lalu.
Aisyah menghembuskan nafasnya panjang. Dia melepaskan kacamata dan memijat keningnya. Aisyah mengambil ponsel dan menghidupkan layar hp, hal pertama yang di tampilkan adalah foto pernikahan dirinya dan Fadel.
Nampak Aisyah yang tersenyum malu-malu dan gugup berdiri di samping Fadel sementara lelaki itu tidak tersenyum sama sekali dan hanya memasang ekspresi datar. Aisyah tersenyum tipis melihat foto itu, jika di ingat kembali momen saat pengambilan foto itu dimana Fadel harus di paksa oleh orang tuanya agar mau foto bersama Aisyah.
Dan hasilnya... tidak ada satupun foto yang diambil memperlihatkan ekspresi bahagia dari laki-laki itu. Walaupun begitu, Aisyah sudah bersyukur karena Fadel masih mau di bujuk untuk berfoto bersama, yaa meskipun harus di ancam terlebih dulu.
"Tampan." Aisyah mengelus layar ponselnya dengan senyuman.
"Saya harap kamu bisa membuka hatimu untukku mas. Kalaupun harus menunggu bertahun-tahun, saya tidak akan menyerah untuk membuatmu membalas perasaanku. Saya tahu kamu sebenarnya orang yang baik dan perhatian, saya harap suatu saat nanti kamu bisa menerima kehadiranku, Mas." batin Aisyah.
"Tapi untuk sekarang yang terpenting bagiku adalah kamu mau menerimaku sebagai istrimu. Tidak apa kalau kamu belum bisa mencintaiku, hanya dengan menerimaku saja itu sudah lebih dari cukup." gumam Aisyah yang masih mengelus layar ponselnya.
Ting
Disaat Aisyah masih termenung melihat foto pernikahannya, tiba-tiba ada pesan masuk mengalihkan perhatiannya.