third chapter🍒

632 51 2
                                    

" fate always plays tricks on humans "

****

Rafael menatap datar bangunan diluar, atmosfer di ruang tersebut mendadak sangat dingin. aura yg di keluarkan Rafael tidak main main " life is sometimes full of jokes. which makes anyone sick. "

" Mulai sekarang. Semuanya milik gw tubuh dan jalan kehidupan lo Rafiel. Gw bakal buat orang yg udah bikin Lo mati sengsara. Dan tidak ada kata ampun untuk seorang pembunuh sekalipun itu adalah keluarga. " gumam Rafael dengan aura dinginnya

Ceklek

Pintu ruangan terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yg sedang
Menatap Rafael dengan sendu, Wanita itu berjalan mendekati ranjang milik Rafael dengan khawatir.

" Aden udah sadar..? " Suara lembut keluar dari mulut wanita paruh baya itu dengan tatapan lembut dan sendu miliknya

Rafael hanya terdiam sambil mengingat siapa wanita yg ada dihadapannya ini, wanita paruh baya tersebut yg tidak mendengar jawaban dari anak majikannya mendadak khawatir.

" Den? "

1 kali tidak ada jawaban

" Aden?! "

2 kali juga tidak ada jawaban

Wanita itu menghembuskan nafas panjang dan..

" ADENN!!!! " teriak wanita itu dengan suara kerasnya.

1 detik

2 detik

3 detik

" Huh?! " Dan yah~ berhasil berkat teriakan Wanita paruh baya yg Rafael tau bernama Bi Mina dari ingatan Rafiel, Bi mina adalah seorang pembantu sekaligus pengasuh Rafiel sejak Rafiel kecil.

" Aden baik Baik Saja? Mau bi Mina Panggilan dokter Vero? " Ujar bi Mina lembut

" Tidak usah, saya baik baik saja " tolak Rafael dingin dan juga sopan

Mendengar nada bicara tuan muda kecilnya membuat bi Mina bertanya tanya, apakah tuan mudanya baik baik saja? Lantas kenapa tuan mudanya yg dulu memiliki sifat manja, lemah, perhatian, lembut dan cupu sekarang malah menjadi sedingin es? Apakah karena hukuman bisa merubah sifat dan kepribadian seseorang?.

" Bi." Rafael memanggil bi Mina dengan masih menggunakan nada dingin nya

Mendengar nama nya dipanggil lamunan bi Mina langsung buyar dan langsung memandang sang tuan muda " Aden membutuhkan sesuatu ? Apa Aden mau bibi panggilkan nyonya Tia dan tuan Theo? Atau Aden mau Bibi panggilkan para tuan muda? "

Mendengar bi mina yg malah menyebut para pembunuh itu seketika wajah Rafael menjadi sangat dingin. Mata tajam milik nya memandang langit langit ruangan, melihat perubahan ekspresi tuan mudanya bi Mina langsung mengalihkan pertanyaan yg sudah dirinya lontarkan.

" Maaf.. Aden, Aden mau apa? Biar bibi ambil kan " wajah bi Mina menampilkan penyesalan yg amat besar

" Saya ga butuh apa apa. Cukup panggil saya Rafael dan jangan pernah membahas keluarga itu lagi. hanya mendengar nama mereka saja entah mengapa membuat saya muak. dan ingin sekali membunuh mereka. " Gumam Rafael di kalimat terakhir. setelah mengatakan kalimat itu Aura di ruangan tersebut mendadak menjadi hening dan dingin, mata yg dulunya memancarkan kehangatan sekarang tergantikan dengan tatapan kosong yg sangat menakutkan.

Benitez Or Sapphire ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang