33. IGNITES >>Terpesona<<

25.8K 1.1K 71
                                    


"Bisa-bisanya bolos cuma buat pacaran," decak Sesil yang terus saja memandangi foto Jaglion yang sedang berpelukan dengan Wilona.

"Nggak habis pikir gue juga. Perasaan kerjaan mereka gelut mulu. Ternyata bisa mesra juga," tambah Ziya yang juga ikut-ikutan Sesil. Bahkan mereka sudah berkomentar lebih dari 5 kali di postingan Hery kemarin.

Celine malah senyum-senyum sendiri, mengingat Wilona yang selalu menolak kehadiran Jaglion malah jatuh ke pelukan pemuda itu sekarang.

Sedangkan orang yang sedang dibicarakan berusaha menutup telinganya menggunakan tangan sambil terus menyedot pelan minuman yang dia pesan.

Telinganya sudah cukup panas jadi bahan perbincangan banyak orang, kini teman-temannya malah sibuk menggodanya.

"Ide siapa? Nggak mungkin lo, sih," Tebak Kamila, tapi salah. Wilona menghela napas panjang sambil memasang wajah malu-malu.

"Bolos itu ide gue. Kalo pelukan jelas bukan, ya! Tiba-tiba dia begitu."

"Nggak mungkin," Celine tertawa menggoda. "Mana ada cowok segalak Kak jaglion tiba-tiba meluk lo tanpa sebab. Terlalu nggak masuk akal."

"Yakali kita percaya?" Sesil menatap Wilona dengan serius. "Lo pasti merengek manja, ya? Minta dipeyuk?" Godanya dengan suara dibuat-buat, membuat yang lain merasa jijik.

"Nggak gitu anjir! Mana ada!" Wilona menghentakkan kakinya beberapa kali ke lantai. "Udah dong, guys. Jangan dibahas mulu."

"Ya lagian lo bolos nggak berkabar," kesal Celine.

Wilona menyadari kehadiran seseorang dengan aura jahat yang kuat.

Jaglion tentunya.

Pemuda itu berjalan mendekat, dan Celine yang duduk di sampingnya sudah siap-siap berdiri.

"Nggak ada kursi kosong. Boleh gabung, kan?" Hery tersenyum manis hanya pada Sesil seorang.

Belum mendapat izin, 4 pemuda itu duduk di sana, membuat Kamila dan Ziya terpaksa bergeser.

"Jangan duduk di sebelah gue," ketus Wilona yang tidak dituruti Jaglion.

Raga tersenyum ramah pada semua orang, tapi Wilona mengacuhkannya. Dia benar-benar mengenal semua teman Jaglion dalam beberapa bulan ini.

"Jajannya nggak sehat," kata Sakhi, melihat berbagai macam gorengan tersedia di meja mereka.

"Ini buat kita, bukan buat kalian," sinis Kamila, membuat Wilona merasa bangga.

Sepertinya hanya Kamila yang tidak terpengaruh oleh pesona Jaglion dan kawan-kawan.

Seperti biasa, Hery mengganggu Sesil dan Sakhi sibuk sendiri dengan Celine. Lalu Ziya mencoba membuka obrolan dengan Raga dan melibatkan Kamila juga.

Yang diam hanya Jaglion dan Wilona. Padahal yang pasangan itu mereka.

"Kenapa diam?" Tanya Jaglion dengan suara pelan. Hampir hanya Wilona yang mendengar.

Gadis itu menoleh, lalu kembali memakan snack kentang goreng di meja mereka.

"Lo nggak risih, Kak?"

"Risih kenapa?"

"Soal foto kita," Wilona menghela napas dalam. "Gue takut kakak gue tau."

"Biar gue yang jelasin nanti," jawab Jaglion santai. Dia juga ikut memakan kentang gorengnya.

"Nggak segampang yang lo kira," Wilona kembali menghela napas. "Lo pernah dipukulin orang nggak?"

"Sering."

IGNITES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang