Alana melirik jam tangannya, sekarang pukul 15.00 dan satu jam lagi waktu dimana dia punya janji dengan saudaranya. Alana pusing mendengarkan lelaki yang berceramah didepannya itu, lelaki itu berceramah tak kenal waktu dan seakan akan semua ucapannya itu benar. Terkesan tak sopan dengan pelatihnya, namun tetap saja alana malas dengan lelaki brengsek itu.
"Misi pak, apakah sudah selesai? Aku ada janji setelah ini"
"Kamu memprioritaskan janjimu itu daripada saya?!"
Alana berdecih, merasa muak dengan ucapan lelaki itu. "Siapa bapak? Bapak bukan siapa siapa dihidup saya"
"Saya yang membawa kamu kesini!!"
"Hoo benarkah? Bukankah itu atas suruhan sultan, bukan kemauan bapak sendiri?" Ucapnya dan membuat lelaki itu terdiam.
"Ga usah sok tersakiti disini, bapak sendiri yang merendahkan diriku, jadi bukan salahku jika aku tak menghargai anda" ucap alana pedas dan melenggang menjauhi lelaki yang menatap alana dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.
Brak
Alana mendobrak pintu kamar alvin dan duduk diatas kursi yang ada di dalam sana.
Nafasnya kembang kempis dengan perasaan yang kacau sekali."Kamu kenapa dah len?" Tanya mba vina.
"Gakpapa mba, ada sedikit masalah dilatihanku"
Alana menatap sekitar lalu mengerutkan dahinya. "Dimana zalene?"
"Katanya telatan mba, ada acara" timpal alvin.
"Acara apaan dah?"
Alvin terkekeh dan mengangkat bahunya acuh. "Entahlah. Mba lena kan tau sendiri, mba zaza itu calon penasihat"
"Yasudah, kita tunggu dia sebentar" ucapnya dan kembali melirik jendela yang ada di kamar alvin.
"Namun sebelum itu, urus yang itu dulu mba vina. Meresahkan sekali yang ngintil sama kamu itu, bagusan dikit kenapa"
"Haha oke oke sebentar" ucapnya dan menutup matanya, lalu mulutnya membacakan beberapa doa seperti ayat kursi, beberapa surat pendek dan sholawat nabi. Lalu meminta kepada Allah untuk mengusir jin tersebut atas izinnya. Setelah dirasa jin itu telah hilang, mba vina kembali membuka matanya. "Selesai"
Alana berdiri dan menghadap ke jendela. "Sepertinya belum, ada lagi dan terasa lebih kuat dibandingkan tadi"
"Mba bisa kamu usir yang ini? Kita liat apa yang muncul kali ini" ucapnya dengan pandangan yang tertuju pada jendela, menampilkan sesosok wanita paruh baya dengan rambut yang terlihat sangat kusut dan wajah yang hancur.
"Oke, tunggu sebentar"
Sesuai dugaan alana, setelah jin yang tadi sudah terusir ada jin lagi yang muncul di depannya dengan tampilan yang lebih menyeramkan. Alana menghela nafas dan menoleh ke alvin. "Vin, bisakah kamu yang menangani ini?"
"Hm? Bagaimana caranya??"
"Bicarakan pada naga yang berada di dalam tubuhmu. Entah yang merah atau yang hitam, terserah"
"Bisakan bicaranya? Atau harus kutuntun"
Alvin tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Bisa mba, sebentar ya" ucapnya.
Selang beberapa waktu naga didalam tubuh alvin keluar, bukan naga dalam wujud yang bisa dilihat oleh semua orang. Namun naga disini adalah naga ghaib, dan hanya bisa dilihat oleh beberapa orang saja. Jika kalian berfikir bentuk naganya seperti naga yang ada di dalam film, kalian salah. Naga ini berbentuk seperti naga jawa namun dengan warna yang berbeda. Tanpa disuruh, naga tersebut langsung menerjang dan membunuh jin yang sedari tadi mengganggu pandangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Endless War
FanfictionHanya menceritakan sebuah kisah tentang seorang perempuan bernama Alana Zara Paramitha yang memiliki dendam kepada para tentara luar dan mengambil semua resiko untuk membalaskan dendamnya. Namun disaat semuanya hampir terbalaskan, sebuah fakta menam...