Prolog | Secarik Deklarasi Rasa

23 6 0
                                    

Kepada Gadis Niraksara
yang mengenalkanku pada gelora euforia asmara,

Salam sayang dariku, Pangeran Aksara-mu

Di antara gerhana lunar yang menggelapkan malam yang fana, aku terjaga. Tak letih jari-jemariku menorehkan pena, menuliskan rangkaian sejuta diksi klasik dalam analekta kata yang secara tersirat menarasikan pesonamu, menaklukkan setengah belahan jiwaku yang merana.

Engkau akan abadi dalam fatamorgana manifestasi rasa yang tercurah leluasa melalui puluhan puisi berima irama yang didedikasikan sang pujangga pada ratusan barisan larik berdiksi. Eksistensimu menjadikanku asyik menjejaki rangkaian frasa yang melukiskan artistik visualisasi menawanmu, sang insan rupawan.

Bilamana pada suatu waktu lisanku membisu, maka ketahuilah jikalau penaku masihlah menuliskan namamu agar amerta dalam setiap karya-karyaku. Bersama surat inilah kudeklarasikan rasa melalui estetika aksara sastra yang menjadi sarana berbahasa sarat filosofi tiada tara.

Batari Penari, nonaku.

Menarilah bersama guratan-guratan huruf yang terukir apik dalam dimensi tumpukan lembaran halaman kertas, ceritakan padaku betapa bebasnya jiwamu mengikuti alunan gamelan klasik berirama—mengiringi tarian magismu yang manis membius atensiku begitu candu. Menyihir akal sehatku yang kehilangan nalar lantaran merindu bias parasmu. Hanya dengan begitu kau mampu menjadi Ayara-ku tanpa harus bersandiwara mengatasnamakan orang lain, cantik.

Sebaik-baiknya afeksi yang berkuasa melawan kontroversi dengan kolaborasi, dengan sukarela aku mengkhianati duniaku yang semu hanya demi merealisasikan mimpimu yang mulia melalui gerilya. Jadikan aku pionir yang kau tempatkan pada garis terdepan perjuanganmu sebagai gadis pemberani yang berdikari.

Tiada janji yang jauh lebih berarti untuk kupertaruhkan selain ikrarku mencintaimu hingga akhir napas. Pangeran Aksara yang tercipta karenamu, dengan segenap hati bersimpuh, mengecup lembut punggung tanganmu, seraya bertanya; "bersediakah engkau menua bersamaku?"

Akhirulkalam,
atas nama renjana dan ikrar setia

Pangeran Aksara

Pangeran Aksara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aksara Lara NiraksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang