Akhirnya saya update, terima kasih karena mau mampir membaca ff saya ini.
Semangat juga untuk yang muslim untuk puasa Ramadhan esok hari Selasa.
Selamat membaca!
Kurun waktu satu jam Mika hanya duduk mengayun ayunkan kakinya. Yang dikatakan oleh dokter gila gadungan itu membuatnya bingung sekaligus senang.
Yoichiro mengatakan bahwa, "kondisi tubuhmu baik-baik saja justru ini merupakan kondisi paling sempurna. Organ tubuhmu juga tidak bermasalah."
Ok, Mika baik-baik saja mendengar penjelasan pertama. Tapi saat dokter gila itu bilang bahwa kondisi tubuhnya sempurna. Sangat aneh. Setidaknya ada hal aneh, semuanya terdengar janggal.
Saat melihat langit yang mulai sedikit memerah tanda sore hari dia segera berdiri untuk pulang.
Bisa bahaya jika Reiji menghukumnya untuk bersih-bersih rumah. Meskipun statusnya sebagai penumpang Mika tidak ingin membuang tenaganya.
Inilah yang sebenarnya Mika dan Yoichiro bicarakan sebelumnya.
"Apa maksudnya?"
"Nona biar saya jelaskan, tubuhmu saat ini selayaknya manusia normal." Mika melotot mendengarnya.
"Tapi bukankah -" telunjuk Yoichiro membungkam mulutnya, secara terpaksa Mika diam.
"Aku juga memeriksa darahmu. Aku ingat bahwa sebelas tahun yang lalu aku bertanggung jawab sepenuhnya atas tubuhmu. Semuanya tampak luar biasa saat darah vampir disuntikkan secara berkala."
Terashima Yoichiro.
Dia memimpin sebuah penelitian tentang vampir, makhluk mitos yang menghisap darah manusia sebagai makanan. Jelas dengan bukti kekuatan yang diatas rata-rata memicu rasa penasarannya.
Saat Terashima Yoichiro melihat anak berusia enam tahun menerima semua rasa sakit, dia hanya terus menulis.
Dia kagum melihat anak-anak kecil yang mampu menahan darah vampir ditubuh mereka. Sampai tempat itu dihancurkan oleh raja vampir, yang menyebut namanya sebagai Karlheinz.
Mengenyampingkan itu, Yoichiro menatap Mika.
"Saat itu aku yakin dengan pasti tubuhmu mulai meningkat secara fisik, darah vampir secara berkala mulai berbaur dengan tubuhmu. Seharusnya kamu vampir saat ini."
"Ha?!" Mika tidak bisa menutupi keterkejutannya.
"Seharusnya? Tapi tidak, ha, sulit dimengerti."
"Tapi," Mika menatap Yoichiro. "Aku yakin setiap kau melakukan pemeriksaan denganku kadar darah vampir tubuhmu mulai berkurang. Sedikit, jadi sebelumnya sulit untuk diperiksa dan sekarang aku benar-benar yakin."
Begitulah, setelah itu Mika pergi. Mika pintar, mungkin bisa menasihati orang lain tapi untuk dirinya sendiri dia menyerah.
Setelah bertahun-tahun apa rasa sakit yang diterima seperti dadanya dihantam ombak adalah pembersihan dari tubuhnya, begitu?
Mika tidak begitu yakin tapi jika benar maka hidupnya akan segera berakhir.
"Tanda ini," Mika menepuk pelan dadanya. "Apa aku segila itu dengan memanggil iblis?"
Srak.
Mika tidak bisa menyadari kehadiran seorang disekitarnya. Tiba-tiba sebuah tangan membekap mulutnya dengan sapu tangan.
'sialan.' pandangannya memburam.
"Oyasuminasai onee-san," Mika pingsan sepenuhnya.
++
Sementara itu di mansion Sakamaki terjadi insiden yang tidak diduga, mereka semua kalut dan panik karena satu-satunya eve diculik.
"Kalian mendapatkannya?"
"Sial," Ayato memukul dinding hingga retak.
Reiji yang melihat suasana buruk antara saudaranya mau tidak mau juga ikut kalut, jika eve menjadi milik vampir lain tujuan mereka tidak akan tercapai.
Shu melirik sekilas kembali pada tidur yang tenang. Mau itu Laito bahkan Subaru juga ikut memikirkan dampak kedepannya, sementara Kanato bermain dengan boneka beruangnya dengan senyum mengerikan.
"Aku akan mengejarnya," ujar Ayato.
"Bersikap rasional Ayato, kita butuh persiapan." Cegah Reiji, sekali lagi menganalisis situasi dia menaikkan letak kacamatanya.
Ayato berdecak marah, sementara yang lain juga setuju dengan Reiji.
"Ne, ne, Teddy. Harus kita apakah para bedebah rendahan itu?," Kanato cekikikan sambil tersenyum menatap Teddy bear.
Laito terlihat berfikir lalu menatap kesana kemari, "dimana Mika?"
Shu membuka sebelah matanya dan kembali menutup. Ayato tidak menghiraukan, sementara sisanya menggeleng tidak tau.
"Aku melihatnya keluar siang tadi," jujur Subaru.
Saat itu Subaru hanya bosan, waktu merawat kebun mawar nya biasanya menjelang sore. Suatu kebetulan melihat salah satu gadis yang mengisi mansion ini keluar dengan pakaian rapi.
"Mika memberitahuku sebelum pergi, tapi seharusnya dia sudah kembali sore tadi."
Bahkan Reiji juga menghawatirkan kemungkinan terburuk. Tapi, mengingat bahwa Mika gadis cerdas yang akan selalu waspada di manapun itu. Jadi dia tidak khawatir.
Mengesampingkan Mika, saat ini prioritas utama mereka adalah eve yang diculik.
++
Menyesuaikan cahaya yang masuk retina matanya, Mika menggeliat. Sebelumnya dia berjalan pulang menuju stasiun, tapi setelah naik dan turun dari kereta seseorang membuatnya pingsan.
"Apa aku dibius?"
Mika pikir, perkiraannya benar karena kepalanya pusing untuk beberapa saat.
Sedikit mual juga melihat pandangan sendiri yang berkunang-kunang, menghela nafas Mika menutup matanya lagi.
Clek
Membuat matanya Mika menyempurnakan penglihatannya. Seseorang mendekat lalu duduk disisi ranjang tidur. Tangannya dengan tidak sopan menusuk pipinya terus menerus.
"Sudah bangun?"
Mengernyit, "Ruki?."
Mika bangun untuk duduk.
Ruki tersenyum, setelah itu seseorang juga masuk ke kamar. Mukami Azusa, menatap Mika dengan tatapan mata penuh rindu. Saat mulutnya terbuka ingin bicara dia mengurungkan niatnya.
"Itu." Ruki tersenyum dan menanggapi, "dia Azusa nee-san."
Ingin sekali menanyakan penyebab anak-anak ini menculiknya tapi tertahan melihat Azusa yang sepertinya enggan untuk mendekat.
"Azusa, kamu tidak melupakanku kan?"
Senyum manis Mika membuat Azusa berpaling.
"Ruki apa adikmu memang semalu itu?" Godaan keluar begitu saja dari si gadis. Azusa langsung mendekat menggenggam erat tangan Mika.
'nee-san masih hidup, dia tumbuh dengan baik.' Batin Azusa.
Mika tersenyum lembut, tangannya tergerak mengelus Surai kehijauan milik Adik angkatnya.
"Nee-san, Azusa, merindukanmu." Mika tersenyum kecut sedikit mengingatkannya pada masa lalu yang kelam. Bagaimanapun Mukami adalah keluarganya di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diabolik lovers [fanfiction]
Vampire[HIATUS.] Takanashi Mika menatap jalanan sepi, mobil yang dinaiki melaju menuju sebuah mansion milik keluarga Sakamaki. Komori Yui. Protagonist dalam anime Diabolik lovers, anime dengan genre vampir ini adalah dunianya sekarang. Dan sudah 11 tah...