11. kejujuran Laito

753 98 8
                                    

Hai reader, terima kasih telah memberikan vote dan semangat. Jujur aja saya makin semangat.

Selamat membaca!

      "Oi kau, kita tidak pernah berbincang sejak kau datang," Ucap ayato yang duduk disamping kanan Yui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      "Oi kau, kita tidak pernah berbincang sejak kau datang," Ucap ayato yang duduk disamping kanan Yui.
   
    Berusaha mendorong kepala Shu menjauh, mika memandang aneh, "apa perlu untuk berinteraksi?"
   
    "Tsk, dasar manusia sombong." Ucap Subaru mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil.
   
    Sementara Kanato yang sibuk bermain dengan boneka beruang nya dan Laito yang hanya diam juga menjadi keanehan untuk mereka. Pria ini biasanya suka menggoda wanita bahkan Yui juga menjadi korbannya, tapi dia diam saja ini dengan wajah yang sengaja ditutup topi fedora.
   
    "Ne,ne mika-san bagaimana jika minum teh bersama? Menyenangkan bersamamu, benarkan Teddy?"
   
    "Aku merasa tersanjung kanato, Shu berat."
   
    Protes Mika tidak didengar, Shu masih tidak bergeming. Reiji mengintip kedekatan kakaknya dengan Mika dengan sedikit rasa tidak nyaman dia memukul kepala Shu dengan wajah datarnya.
   
    "Bersikaplah sopan Shu."
   
    Dengan malas Shu menanggapi dengan tatapan dingin, untuk beberapa saat ada sengatan listrik antara keduanya. Sampai suara memecah aliran tegang, "kita sampai."
   
    Limous Sakamaki berhenti, seakan seperti semut yang terpancing dengan gula yang manis ada banyak gadis yang langsung berkerumun menunggu keturunan Sakamaki
   
   
    ++
   
   
      Kerumunan gadis-gadis seolah mereka berseteru memperebutkan sembako diskon, binar antusiasme begitu terlihat saat mereka mulai salin bicara dan bergosip ria.
   
    "Apakah gadis kemarin juga ikut bersama Sakamaki-san?"
   
    "Gadis dengan rambut pendek itu? Aku tidak menyukainya kenapa dia begitu dekat dengan Ayato-kun."
   
    "Benar, haruskah kita singkirkan dia?"
   
    "Em, aku tidak suka melihat laito-san berpaling apalagi jika itu gadis jal*ng itu."
   
    "Ah itu mereka."
   
    Mereka menjerit saat melihat ayato yang keluar lebih dulu dengan pakaian yang selalu berantakan, lalu Laito yang tersenyum genit melambaikan tangan juga berkedip membuat gadis-gadis menjerit histeris. Disusul dengan Subaru yang berdecak lidah kesal, Kanato dengan boneka Teddy nya.
   
    Jeritan berhenti berubah menjadi bisikan saat melihat Yui yang keluar dari Limous. Disusul dengan Reiji yang membenahi kacamatanya saat dia berhenti tepat disamping pintu seperti menunggu seseorang.
   
    "Hei, Reiji-san tidak mungkin menunggu perempuan jala*g(Yui) itu kan? Tapi kenapa dia berdiri di sana?"
   
    "Apa mungkin?-"
   
    Belum siap menyelesaikan kalimatnya gadis itu berhenti saat melihat Surai hitam yang terlihat seperti langit malam terbang berkibar terbawa angin. Iris biru seakan memantulkan bulan diatas laut lepas.
   
    Mereka semakin terkejut seakan-akan pingsan.
   
    Reiji menuntunnya turun dari dalam Limous dengan hati-hati barulah Shu keluar dengan mata terpejam.
   
    - kamu suka menjadi pusat perhatian? Aku bisa berikan apapun jika kamu mene-.
   
    'diam.'
   
    Mika memasang wajah acuh seakan melihat ikan teri. Saat rombongan berjalan melewati kerumunan gadis yang entah kenapa tidak banyak bicara hari ini.
   
   
    ++
   
   
    "Kita harus mendapatkan eve segera," Ruki menatap satu persatu saudaranya.
   
    Tujuan mereka saat ini adalah menculik orang yang menjadi eve yaitu Komori Yui seorang gadis manusia. Entah apa yang diinginkan dengan orang itu, Karlheinz. Omong kosong tentang 'adan & hawa' mereka hanya menurut untuk bebas dikemudian hari.
   
    Karena faktanya, "aku menginginkan nee-san."
   
    Sesak sesaat karena mereka mengatakan hal ini disaat bersamaan. Mereka juga tidak bisa mempermainkan orang tersayang, nee-san mereka bukan mainan jadi jika itu orang lain tidak apa-apa.
   
    Ruki ingin mengatakan bahwa dia bertemu mika sebelumnya meski bersama sulung sakamaki. Tapi entah kenapa rasa egois ingin menguasai Mika untuk dirinya sendiri kian meningkat.
   
    Jika tidak mengatakannya dia akan sulit merebut Mika dan juga eve dari genggaman Sakamaki. Apalagi jika dilihat kemarin bagaimana sulung sakamaki itu terlihat begitu dekat dengan Mika.
   
    Dibanding bersama Sakamaki seharusnya Mika akan lebih aman bersama mereka, Mukami.
   
    "Kemarin aku bertemu Mika nee-san."
   
    Hening.
   
    "Dia bersama Sakamaki."
   
    "Ruki, jangan … bercanda." Ucap Azusa menatap kakaknya.
   
    Mereka melihatnya saat itu dia(Mika) yang dibawa ketempat tertutup dengan banyak pagar besi yang begitu kokoh setelah itu mereka tidak pernah lagi melihatnya dan terus menunggu.
   
    "Jadi gadis yang rumornya dekat dengan sulung sakamaki dan anak kedua adalah nee-chan? Jangan bercanda! Nee-chan milikku," ucap kou tidak terima.
   
    "Oi nee-san itu milikku." Ucap Yuma.
   
    "Cukup."
   
    Ruki sakit kepala karena mendengar pertengkaran kou dan Yuma, melanjutkan bacaan dia tetap fokus sampai Azusa bicara.
   
    "Apa, nee-san, baik-baik … saja?"
   
    Benar bagaimana dengan kondisinya saat ini? Mereka berpencar dengan raut wajah berbeda.
   
   
    ++
  
   
    Semakin sering mika berinteraksi dengan sisi lainnya rasa sakit yang biasa dia rasakan perlahan berkurang. Saat mika sengaja membenturkan kepalanya diatas meja mengabaikan pikirannya sendiri.
   
    "Jadilah orang yang keras kepala mika," ucapnya lirih.
   
    Merasa seperti orang bodoh saat diberi pilihan, hatinya sedikit goyah setiap sakit yang berkurang. Disampingnya Laito sedang menggoda gadis-gadis dengan kedipan genit. Ingin sekali menyumpal telinga agar tidak mendengar jeritan dan suara jatuh gadis yang pingsan.
   
    Mika mengangkat kepalanya menatap ke depan lalu kesamping tempat Laito duduk, "!!"
   
    Terkejut mika mundur saat punggungnya menghantam dinding, melihat wajah yang begitu dekat. Jika sebelumnya Laito punya senyum genit saat ini dia berbeda.
   
    "Ternyata Mika-chan imut sekali~"
   
    " ? " Tanda tanya besar muncul diatas kepalanya, bingung mika sedikit memiringkan kepalanya.
   
    'tsk, aku seperti orang bodoh.' kembali ekspresi normal Mika duduk dengan tenang menatap Laito. "Terima kasih aku menghargainya," ucap Mika.
   
    Kanato pergi entah kemana setelah berkata bahwa dia bosan dan ayato pergi dengan alasan ingin dibuatkan takoyaki oleh Yui.
   
    Ngomong-ngomong dia tidak sadar sama sekali bahwa tersisa mereka berdua saja dikelas ini. Setelah cukup menyadari suasana dia tersenyum kepada Laito, menyebabkan helaan nafas panjang Laito.
   
    "Maaf untuk yang terakhir kali, aku tidak berfikir bahwa kau akan tersinggung seperti itu," menunduk bersalah Laito melotot merasakan topi kesayangan dilepas, selanjutnya usapan lembut dari jemari kecil menenangkan.
   
    "Tidak masalah jika tau dimana kesalahannya."
   
    Lama-kelamaan usapan lembut berubah agresif. Mika yang senang mengacaukan susuan rambut Laito dengan senyum tengil, dihadapannya empu sedang pasrah. Anggap saja sebagai permintaan maaf membuat Mika tersinggung sebelumnya.

 Anggap saja sebagai permintaan maaf membuat Mika tersinggung sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semoga makin semangat bacanya.

Tunggu chapter selanjutnya ok…

Tunggu chapter selanjutnya ok…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Diabolik lovers [fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang